Pada pukul 10 malam Mino baru saja pulang dari studio dan mendapati Irene yang sedang tertidur di sofa dengan keadaan TV yang masih menyala. Mino menghampiri Irene dan berjongkok di samping sofa.
"Sayang" panggil Mino sambil mengelus pelan kepala dan kening Irene.
Irene melenguh pelan dan mulai membuka matanya, mendapati Mino sedang tersenyum padanya.
"Udah pulang?" tanya Irene dengan suara serak khas bangun tidur.
"Kenapa ga tidur dikamar aja?" bukannya menjawab Mino malah balik bertanya kepada Irene.
"Tadi aku lagi nonton TV tiba-tiba ketiduran"
"Yaudah, sekarang pindah ke kamar yuk" ajak Mino yang hendak menggendong Irene.
"Aku bisa jalan sendiri, No" cegah Irene sambil menahan tangan Mino yang berada di pundak dan di lututnya.
"Kenapa? Kamu takut aku keberatan gendong kamu? Engga sayang, aku sama sekali ga keberatan gendong kamu" ucap Mino sambil menatap mata Irene yang hendak menangis.
"Kok nangis sih? Udah ga usah nangis sayang" Mino menghapus air mat Irene dan mencium keningnya.
"Tapi aku ga kaya dulu, sekarang aku gendut makanya kamu ga bolehin aku keluar"
Ingin rasanya Mino marah mendengar ucapan Irene tapi dia tidak bisa, Mino benar benar tidak bisa marah pada Irene. Mino juga tidak tahu mengapa semenjak Irene hamil dia menjadi lebih gampang menangis dan tersinggung. Ini bukan kali pertama Irene menangis untuk hal-hal kecil yang tidak penting. Hal ini sudah terjadi semenjak tujuh bulan yang lalu. Mino menghela napasnya pelan dan menatap mata Irene yang sedang menangis.
"Yaudah, kamu mau aku ngebolehin nerima pemotretan majalah itu?"
Irene menghentikan nangisnya seketika dan menatap Mino dengan tatapan bingung.
"Kamu ngebolehin?" tanya Irene yang masih sesenggukan.
"Kalo kamu mau aku bolehin, kapan pemotretannya?"
"Hari Jumat"
"Tapi harus aku temenin sampai pemotretannya selesai" ucap Mino dengan nada menyerah.
"Serius?" tanya Irene tak percaya dan seketika matanya kembali berbinar.
"Iya sayang" Mino tersenyum dan mencium kening Irene.
"Aku sayang kamu, No" Irene memeluk leher Mino dengan Mino mengelus rambut Irene.
"Kalo ada maunya aja kamu kaya gini, Ren" ucap Mino yang membuat Irene terkekeh.
"Kamu harus sering sering kaya gini, No. Aku bosen di rumah terus" ucap Irene sambil mencubit kedua pipi Mino.
"Besok kita pergi ya" ucap Mino pada Irene sambil tersenyum.
"Kemana?" tanya Irene bingung karena pasalnya jarang jarang Mino mengajak Irene pergi.
"Kita makan malem, udah lama kita ga makan malem berdua"
"Emangnya ada apa? Besok kan bukan hari anniversary pernikahan kita" ucap Irene bingung.
"Iya aku tau, Ren. Cuma mau makan malem berdua sama kamu aja. Yaudah sekarang kita tidur. Mau aku gendong?"
"Engga, aku bisa jalan sendiri, No" Irene memukul pelan dada Mino sambil berlalu menuju kamarnya, Mino yang diperlakukan seperti itu oleh Irene hanya tertawa kecil dan menyusul Irene ke kamar.
-
Mino sengaja pulang lebih awal karena dia sudah berjanji untuk makan malam bersama Irene. Mino sudah siap dengan baju semi-formalnya dan sedang duduk di sofa menunggu Irene yang sedang bersiap.
YOU ARE READING
LOVEㅡMino;Irene
Random❝No matter how hard it is, I definitely will stay with you for the rest of my life❞ ㅤ ㅤ ㅤ