Epilog

6.8K 889 18
                                    

Horaayyy.. akhirnya selesei juga perjalanan kisah kak Dhanni dan Nessa dalam The Married life (Lady killer 2 after marriage) setelah aku update chapter Epilog ini. hehhehehe. so, hutang aku udah lunas ya. semoga setelah ini aku bene2 bisa Move on dari kak Dhanni hahahhahaha. eh, btw, maaf bgt nih buat beberapa reader yang udah ku janjiin Because its you (After Marriage) dan My Everything (After Marriage) karena aku nggak jadi bikin cerita2 tersebut, kenapa? karena project ceritaku masih banyak bgt dan kupikir mendingan konflik2nya ku jadikan cerita baru aja, hehehhehe. so, cerita kak Renno dan Mas Ramma cukup sampai di sana saja ya, nggak ada lanjutannya lagi. dan juga satu lagi, nantikan The lady killer 1 versi terbaru terbitan BukuOryzaee dan juga The Lady killer 2 ini versi Pdf di playbook terbitan Diandra kreatif. yeaaay.

#Epilog

-Nessa-

Hari minggu telah tiba. Seperti biasa, kesibukanku menjadi berkali-kali lipat ketika hari minggu, tentunya itu tak lepas dari tiga jagoanku yang tidak berhenti menghambur rumah ketika sabtu malam tiba.

Ini sudah lima tahun setelah kelahiran Aaron, dan selama ini keluarga kami menjadi lebih baik setiap harinya. Aku berusaha menjadi istri yang baik untuk kak Dhanni, dan juga menjadi ibu yang lebih baik lagi untuk Bandon dan juga Aaron. Meski yang ku yakini, ketiga jagoanku –Termasuk kak Dhanni, itu lebih sering mengerjaiku dan membuat kepalaku pusing ketika bermain di dalam rumah dan menghamburkan semua mainan-mainan mereka.

Kini, aku memang sudah tidak tinggal di apartemen kak Dhanni lagi. Kami semua sudah pindah ke mansion milik keluarga Revaldi, dan semua ini tidak merubahku menjadi pemalas karena sudah banyak pelayan di rumah ini, alasannya tentu karena suamiku yang menyebalkan, dia tidak ingin makan jika bukan aku sendiri yang memasak, dia tidak ingin memakai baju jika bukan aku sendiri yang menyiapkannya, bagaimana? Menyebalkan bukan? Dan kebiasaan itu menurun pada kedua putera kami yang super bandel.

Ketika aku sibuk merapikan letak-letak baju Brandon dan Aaron di dalam kamarnya, tiba-tiba kurasakan sebuah lengan melingkari pinggangku dari belakang. Pelakunya tentu saja kak Dhanni.

"Ada apa kak? Aku masih sibuk." ucapku sedikit malas.

"Aku kangen kamu."

"Kangen? Setiap hari kita sudah bertemu."

"Bukan kangen itu." bisiknya serak.

"Lalu?"

"kamu tentu tahu apa yang aku inginkan sayang." Kak Dhanni berkata sembari menempelkan tubuh bagian depannya pada tubuh bagian belakangku, dan aku mengerti apa yang ia inginkan.

"Kak, masih pagi, dan ini di kamar anak-anak."

"Aku tidak peduli."

"Astaga, yang benar saja, kenapa semakin tua kamu jadi semakin mesum?"

"Mesum katamu? Sayang, aku tidak mesum, ini hanya kebutuhan biologisku."

"Ya, tapi setidaknya kamu harus menahannya, Kak."

"Tidak bisa." Dan seketika itu juga kak Dahnni membalik tubuhku kemudian menyambar bibirku dan menciumnya penuh dengan gairah. Yang bisa ku lakukan hanyalah mengerang sembari menikmati sentuhan yang di berikan oleh suamiku ini.

Kucengkeram erat T-shrit yang menempel di dadanya sambil membalas cumbuan yang di berikan oleh kak Dhanni. Kak Dhanni menjalankan jemarinya untuk meremas pinggulku, ia kemudian naik, menggoda punggungku dan astaga, itu mampu membangkitkan gairah dari dalam tubuhku.

Tak lama, kudegar pintu di gedor dari belakang. Oh ya, siapa lagi jika bukan Bandon dan Aaron? Keduanya memang sering menganggu momen bergairah antara aku dan kak Dhanni.

The Lady Killer (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang