"Tenang saja, kami akan segera menyusul kalian, tunggu saja undangannya."
Ucapan Jonathan tersebut yang sontak membuat Nessa menatap ke arah lelaki itu dengan mata membulatnya. Nessa benar-benar tak mengerti apa maksud Jonathan, kenapa Jonathan berbicara seakan mereka adalah sepasang kekasih yang akan melaksanakan pernikahan?? Apa maksud lelaki itu?? Apa tujuannya?? Dan masih banyak sekali pertanyaan yang membuat Nessa bingung dengan pernyataan lelaki tersebut.
***
Chapter 7
-Pilihan yang sulit-
"Kak Jo apaan sih?? Apa coba maksud kak Jo dengan bilang kalau kita akan menyusul mereka??" Ucap Nessa dengan nada marahnya. Ia benar-benar marah sepanjang pertemuannya dengan Cici dan Ervan tadi, tapi tentu saja Nessa mencoba bersikap biasa-biasa saja di hadapan mereka. Kini saat Civi dan Ervan sudah pulang, Nessa akhirnya tak dapat menahan kemarahannya lagi di hadapan Jonathan.
"Maaf.." hanya itu yang di ucapkan Jonathan.
"Maaf?? Kak, ini itu masalah serius, bagaimana kalau tiba-tiba mereka menagih undangan pernikahan kita??"
"Ya kita buatkan saja." Jawab jonathan dengan enteng.
"Buatkan??" Nessa membelalakkan matanya. "Nggak lucu tau nggak." Ucap Nessa dengan ketus lalu Nessa bergegas pergi meninggalkan Jonathan. Tapi baru sampai di teras kafe milik Jonathan, pergelangan tangan Nessa di genggam erat oleh Jonathan. Dengan kurang ajarnya Jonathan bahkan menarik tubuh Nessa hingga masuk ke dlam pelukannya.
"Jangan pergi dulu Ness.. Please.." Ucap Jonathan sambil memeluk tubuh Nessa dari belakang.
"Lepasin aku.. Lepasin aku." Nessa meronta, tapi Jonathan masih saja memeluk erat tubuh Nessa.
"Aku nggak akan lepasin kamu selama kamu masih marah denganku." Ucap Jonathan masih dengan mengeratkan pelukannya pada tubuh Nessa.
"Kak, di lihat orang kak.." Ucap Nessa masih dengan meronta, tapi Jonathan seakan menulikan telinganya.
" Apa yang kamu lakukan dengan istriku?" sura yang terdengar begitu dingin itu membuat Nessa dan Jonathan mau tak mau mengangkat kepalanya menghadap ke arah si pemilik suara.
Di sana sudah berdiri Dhanni dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celananya. Dhanni terlihat santai dengan kemeja panjang serta dasi yang sudah sedikit di longgarkan. Tapi ketika menatap raut wajahnya, lelaki itu benar-benar terlihat tegang. Tatapan matanya tajam membunih, dan Nessa sadar jika kini ndirinya sedang dalam sebuah masalah.
Secepat kilat Jonathan melepaskan pelukannya pada tubuh Nessa. membuat Nessa mendesah lega serta sedikit menjauh dari tempat Jonathan berdiri.
"Emm.. Kak Dhanni kok ke sini?"
"Aku khawatir denganmu."
"Emmm.. aku.. aku nggak apa-apa kak."
Dhanni melirik Nessa dengan tatapan tidak sukanya. "Sepertinya bukan itu yang ku lihat."
"Kak...."
"Kita pulang sekarang." Ucap Dhanni dengan nada dinginnya sambil meninggalkan Nessa begitu saja di hadapan Jonathan.
Nessa menatap Jonathan dengan tatapan kecewanya. Ia benar-benar kecewa dengan apa yang di lakukan Jonathan, karena kini, secara tak langsung, Jonathan lah yang membuat Suaminya itu marah padanya karena salah paham.
"Maafkan aku." Ucap Jonathan kemudian, tapi Nessa tak menghiraukan. Nessa memilih segera berbalik pergi meninggalkan Jonathan menuju ke arah mobil Dhanni.
***
Di dalam mobil.
Dhanni diam seribu bahasa. Tatapan matanya lurus ke depan. Nessa bahkan melihat jika lelaki itu sesekali mencengkeram kemudi mobilnya. Suaminya itu sedang marah, Nessa tau itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/76530655-288-k473881.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer (After Marriage)
Romansa**** REPOST SAMPAI TAMAT**** Pernikahan bukan menghentikannya menjadi sosok Lady Killer, Sosok yang banyak di kagumi oleh banyak wanita, Nessa tau itu. Dimana ada suaminya, di situlah banyak wanita yang menatap dengan tatapan kagum seakan ingin memi...