Chapter 10 - "Genggamlah tangannya"

14.4K 1.1K 91
                                    


Ahhh lama bgt yaa aku gak update.. huehehehe mohon maklum karena kesubukan haahahhaha okay, happy reading aja yaa.. KissKiss


Sialan!! Perempuan Penggoda!!! Umpat Dhanni dalam hati.

Dhanni merasakan hasratnya mulai terbangun, tubuhnya menegang seketika oleh gairah yang tersulut begitu saja karena apa yang baru saja di lakukan Nessa terhadapnya. Secepat kilat Dhanni merubah posisinya menindih Nessa.

"Apa kamu sedang menggodaku?" Tanya Dhanni dengan suara yang sedikit tertahan.

"Aku? Aku nggak bermaksud.."

"Karena saat ini aku sedang tergoda karenamu." Dhanni memotong kalimat Nessa dengan suara serak penuh gairahnya. Kemudian tanpa memikirkan masalahnya lagi, ia mulai menyambar bibir mungil istrinya tersebut, melumatnya penuh gairah. Oh, bibir yang sangat di rindukannya. Persetan dengan semua permasalahan yang ada, kenyataannya, Nessa hanya memilihnya, mencintainya seorang, bukankah itu yang lebih penting?

***  

Chapter 10

-"Genggamlah tangannya"-

Lumatan itu semakin memanas. Dhanni sekan tak bisa berhenti melumat bibir istrinya tersebut. Rasa rindu bercampur aduk menjadi satu dengan rasa frustasi. Ahh, wanita ini benar-benar membuatnya kehilangan logika. Harusnya ia masih marah, masih kesal, tapi entah kenapa ada sebuah rasa yang membuat Dhanni menghilangkan rasa marah tersebut.

"Kamu hanya milikku, kamu hanya milikku." Berkali-kali Dhanni mengucapkan kalimat tersebut tanpa menghentikan pergerakannya menghujam semakin dalam ke dalam tubuh istrinya itu.

"Kak."

"Jangan banyak bicara." Perintah Dhanni, dan Nessa hanya mampu menurutinya.

Nessa tak berhenti mengerang saat Dhanni menggodanya. Membuatnya dihantam oleh gelombang kenikmatan lagi dan lagi. Oh, suaminya ini benar-benar pandai menggoda, pandai membuatnya melambung tinggi karena kenikmatan yang di ciptakan oleh suaminya tersebut.

Dhanni mencumbu sepanjang leher Nessa. Menghisap permukaan leher tersebut, menggigitnya seakan memberikan tanda jika Nessa hanya miliknya dan tak boleh di miliki oleh siapapun.

"Kak..." Nessa kembali mengerang ketika merasakan rasa yang sedikit pedih pada lehernya.

"Sakit." Erangnya lagi.

Dhanni menghentikan aksinya seketika. Ia menatap wajah wanita yang kini sedang berada di bawahnya. Mengusap lembut pipi istrinya tersebut.

"Itu hukuman buat kamu karena sudah membohongiku." Ucap Dhanni dengan suara seraknya.

"Aku sudah minta maaf."

"Ya, tapi aku masih kesal dan cemburu, aku ingin kamu tahu kalau kamu hanya milikku."

Nessa tersenyum melihat keposesifan suaminya tersebut.

"Aku selalu jadi milikmu kak, kamu jangan takut kalau aku akan pergi meninggalkanmu."

"Aku tidak takut kamu pergi, karena walau kamu pergi, aku akan menyeretmu kembali kepadaku." Setelah perkataan tersebut, Dhanni kembali melumat kasar bibir Nessa, kembali bergerak berirama mencari-cari kenikmatan untuk tubuh mereka berdua, hingga kemudian sampailah mereka pada puncak kenikmatan tersebut.

***

Paginya, Dhanni bangun lebih pagi dari sebelumnya. Dhanni tahu jika kini mereka masih dalam sebuah masalah. Nessa belum selesai menceritakan semuanya, dan dirinya lebih memilih bercinta dari pada membicarakan semuanya tadi malam.

The Lady Killer (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang