Sudah 1 tahun lebih lamanya Ali tak kembali dari menjalankan tugasnya. Prilly menatap sedih figura foto yang ia pegang, foto pernikahannya dengan Ali tepat 1 tahun yang lalu. Ali ditugaskan ke daerah Papua untuk berbakti sosial dari kantornya, tepat sebulan Ali pergi bertugas terjadi sebuah konflik di Papua. Hingga saat ini Ali sama sekali tak bisa dikabari dan juga tak memberi kabar. Selama beberapa bulan Prilly menjadi mayat hidup, namun ia dikuatkan oleh janin yang waktu itu dikandungnya. Saat ini Prilly memiliki kekuatan yaitu buah hatinya bersama Ali. Prilly melahirkan seorang putri yang sangat amat mirip dengan Ali. Prilly memberi nama putrinya Kayonna Sherawali Syarief. Usia Kayonna sudah memasuki 1 tahun, Kayonna saat ini sedang mengalami masa-masa pertumbuhannya. Dimulai dari berat badannya yang terus meningkat setiap bulannya, mulai belajar berbicara, dan Kayonna sudah pandai merangkak.
Prilly sangat bahagia melihat kepandaian baru yang sudah Kayonna capai. Hingga saat ini Kayonna sudah bisa menyebut 'mama,oma,opa,mimi (panggilan untuk mama Eci), oti, om, dan tak lupa papa'. Walaupun Ali tak bersamanya, Prilly tetap mengenalkan Kayonna pada Ali melalui foto dan video. Malam ini Prilly mulai goyah, ia sangat merindukan sang suami. Prilly sangat ingin tahu kabar sang suami, ia pun menangis sesenggukan. Rindunya sudah sangat memuncak dan keinginan bertemu sang suami sudah tak dapat dihindari. Sampai saat ini tim SAR belum juga memberi kabar tentang pencarian sang suami. Prilly berbaring memeluk foto Ali
"Ali... pulanglah segera, aku dan Kakay merindukanmu" kata Prilly lirih
Di malam yang sunyi dan senyap itu Prilly merasa kesepian. Kayonna sedang tidur di box bayinya, di seberang tempat tidur Ali dan Prilly.
'Srekkk'
Prilly menoleh ke arah balkon, seperti suara jendela terbuka. Dengan cepat Prilly bangkit dan mendatangi box Kayonna, dengan perlahan agar tak mengganggu tidur Kayonna Prilly mengangkat Kayonna. Setelah itu di ambilnya sapu untuk melindunginya dan Kayonna. Dengan mengendap Prilly berjalan ke arah balkon.
Pintu balkon terbuka, jantung Prilly semakin berdebar. Saat sang pembuka pintu balkon menampakkan dirinya dengan segera Prilly menangkat sapunya. Namun saat melihat wajah sang pembuka pintu balkon Prilly gagal ingin memukul seseorang itu. Sapunya terlepas membuat bunyi yang cukup keras di malam yang sunyi itu. Air mata mengalir di pipinya yang tak se chubby dulu, tubuhnya luruh tak mampu menopang kaki, pelukan Prilly ke Kayonna semakin erat.
Seseorang menyentuh bahu Prilly, membuat tangis Prilly semakin mengencang. Dagu Prilly di angkat, sekarang Prilly dapat melihat mata sendu kesukaannya dengan bola mata hitam legam yang terdapat kerinduan di tatapannya. Mata sendu itu tiba-tiba berair, membuat Prilly semakin tak kuasa untuk menangis
"Prilly... aku kembali"
"Akhirnya Li, 1 tahun aku nunggu kamu dan akhirnya malam ini kamu kembali. Aku kira kamu udah ga mau balik kesini lagi" kata Prilly
"Maafin aku Prill. Keadaan disana tidak mendukung. Hp ku hilang saat menolong korban konflik" kata Ali
"Apakah kamu gabisa meminjam hp atau telepon disana Li?" tanya Prilly
"Kondisi yang tak memungkinkan Prill, aku sudah berusaha ingin menghubungi kamu" kata Ali
Prilly menunduk dan menangis lagi, tak lama ia bangkit dan berjalan menuju box. Diletakkannya Kayonna dengan perlahan, Prilly menatap Kayonna yang masih tertidur. Ali berjalan mendekati Prilly, dilihatnya ke dalam box bayi. Matanya berkaca melihat putrinya, wajahnya sangat mirip dengannya membuat Ali tak kuasa menahan air mata harunya
"Dia cantik" kata Ali lirih
"Iya, selain dia cantik dia juga kuat Li. Dia juga yang jadi penguatku disaat kamu ga ada" kata Prilly
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imagine (Short Story)
FanfictionCerita ini hanyalah fiktif belaka, jadi jangan dimasukkan ke hati ya. Enjoy!