One Thing

288 11 2
                                    

Part 2. Boys

Aku dan Niall sekarang seperti lem dan perangko. Seperti tidak bisa dilepas. Niall, begitupun aku. Aku menyayangi Niall dari apapun, begitupun katanya. Sampai sekarang Liam tidak peka-peka denganku.

Niall sering bilang padaku "Liam gak bakal peka deh... Percaya sama aku. Gemma juga bakal susah dapetin Liam, soalnya Liam kayak orang beku yang gak ngerti sama perasaan cewek"

Aku cuma bisa jawab "ya ya ya... Terserah kamu deh" sambil tertawa.

Aku yang tidak tau bahwa Harry dan Louis di belakang, tiba-tiba Louis mengejutkan aku dengan berkata "ooohhh... Udah move on dari cowok sekece Boo Bear ini? Boo bear disini sangat kece... Kamu mau sama si Pay Me?"

Aku kaget dan spontan berkata "Louissss... I miss you too much" sambil memeluknya, karena selama setahun ini aku belum pernah liat Louis (jujur)

dan dia memelukku kembali dan berkata "I miss you too... A lot" aku yang mendengar tadi langsung memperbaiki katanya yang barusan tentang Liam

"namanya PAYNE! Bukan Pay Me" dia tertawa, begitupun Niall dan Harry.

Sekarang, setiap pulang sekolah aku pulang dengan keempat cowok kece di sekolah ini (menurut perempuan-permpuan aneh) pulang bersama. Mereka sering meledekku 'PayMe'.

Zayn mengejekku dan aku bilang "heh! Emang kamu tau?"

Terus Harry bilang "I'm the one who is telling him"

kata Zayn "ZAP!!! That's right, Pay Me" sambil lari-lari dengan ketiga cowok cool yang lain. Aku mengejarnya dengan cepat. Miss Dutch tertabrak oleh ku.

Dengan cepat aku berkata "I'm so sorry... I don't know who's there... So sorrrryyyyyyy..."

Lalu Miss Dutch meneriakkan ku dan keempat cowok-cowok ini.

Lalu aku dan mereka (Niall, Louis, Zayn, Harry) di panggil Miss Dutch ke kantornya.

"Kalian! Kenapa kalian berlari-lari selama di sekolah? Itu melanggar tata tertib nomor 5 di sekolah. Kalian tidak tau? Kalian tidak mengerti??...." Kata Ms. Dutch

"Maaf Miss. Kami tidak sengaja. Tadi kami sedang bercanda" kata Zayn dengan polosnya.

"Bukan salah mereka miss. Salah saya. Kalau mau menghukum, jangan menghukum mereka, hukum saya saja, tadi semua karena saya, Miss"

Tiba-tiba cowok-cowok ini dengan kompak bilang "Gak miss. Boong tuh dia. Gara-gara kita semua Miss"

"Lagian mana mungkin cewek ngajak kita lari. Kita duluan nyari gara-gara sama dia" kata Niall dan Niall langsung merangkulku.

"Yang mau menghukum kalian siapa? Gak kok. Cuma mau bilangin, Jangan lari-larian di sekolah" kata Miss Dutch.

Kami tertawa karena kami sangat ketakutan tadi. Ternyata tidak di hukum.

Niall dan Aku sangat suka menghabiskan waktu di taman sambil mendengarkan lagu-lagu yang dibawakannya dengan gitar kesayangannya. Bahkan, banyak orang mengira aku menyukai Niall, padahal sama sekali tidak. MENYEBALKAN? SANGAT. GANTENG? TIDAK SAMA SEKALI.

Selama satu tahun ini, aku dan Liam tidak pernah ada kontak apapun. Gemma yang selalu merebut Liam dariku sedikit menjengkelkan. Biar kuulang, MENJENGKELKAN! Aku benci sekali dengannya. Niall dan Harry biasanya mengarang lagu-lagu. Aku suka sekali dengan lagu mereka yang berjudul "What Makes You Beautiful". Harry selalu memanggilku, Beautiful. Cantik pun tidak. Menurutku, aku biasa-biasa saja.

Hari ini guru fisika ku mengajarkan sesuatu yang SANGAT membosankan. Rumus yang diberikan sangat susah. Tunggu, biar kuulang, SANGAT SUSAH! Aku tidak mengerti apa yang di jelaskan nya dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran karena Niall menggangguku dengan surat-suratan.

Akhirnya guruku bilang "apa yang kalian bahas?"

Niall menjawab "rumus yang ada di depan, Madam"

Miss tanpa curiga berkata "okay. Jangan di lanjutkan lagi. Pay attention"

Niall berbisik padaku "Apa yang baru saja dia katakan?" sambil senyum-senyum

Aku berkata kepadanya yang sebenarnya "katanya 'Jangan di lanjutkan lagi. Pay attention' begitu"

Niall mengejekku dengan cara bilang "Ohhh... Kukira 'PAY ME' "

Aku langsung memarahi Niall "MENYEBALKAN! Dan gara-gara kamu aku gak ngerti apa yang daritadi Miss ajarkan. Sama sekali"

"Maaf. Aku gak bermaksud" kata Niall dengan wajah bersalah.

Aku jadi gak tega.

Aku langsung memegang pipinya dan bilang "lain kali jangan ya... Nanti kalo aku gak dapet nilai bagus, orang tua ku kecewa"

Niall yang blushing langsung teriak "Harry!!! Zayn!!! Louis!!! Bantu aku!!!"

Aku menutup mulutnya dan bertanya "Kenapa kau teriak?"

"Tidak. Aku tidak berteriak"

"Iyaaa"

"Sungguh?" tanyanya

"Sungguh! Mau taruhan? Dalam 5 detik kalo ketiga teman mu itu datang sambil berlari, berarti kau berteriak."menantangnya.

"Hmmm... Kalau tidak?"

"Bodoh! Ya tentu tidak -_-"

"Okay. Mau taruhan berapa dollar?"

"Sok dollar-dollar an deh hahaha. You owe me $10. Makan bareng aja sama mereka"

"Ok. Kita itung ya... 1... 2... 3...."

Zayn berlari, aku mendengar suaranya yang berteriak-teriak dengan Harry dan Louis.

"4..." Lanjutku

"Dan..." Kata Niall "Liii..."

Mereka datang sambil berlari dan aku bilang "so???"

"Ok, ok. Aku mengalah" kata Niall

Zayn bingung dan bertanya "ada apa sih? Sampai teriakan mu kedengeran di kelasku"

"Proove! He's shouting right, Zayn?"

"Yes, Pay Me hahaha"

"I'm serious, Zayn"

"Yeah, He's shouting"

Harry dan Louis datang ke kelas 10A karena terikan Niall tadi.

"Nah karena kalian udah dateng, sekarang, ayo ke kantin. Kita jajan! Niall mau traktirrr"

"Serius Niall? Wahhh!!! Ada apaan nih? Kalian jadian sampe traktiran?" kata Harry sambil bercanda

"Ogahhh... Jiji banget jadian sama dia"

Muka Niall langsung berubah menjadu sedih gitu,

Ya jadi aku terpaksa bilang "Maybe, Someday"

Tapi aku melihat dia senyum, ya aku jadi lebih lega... Lagipula, aku juga menyayangi Niall.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang