Part 4

445 51 1
                                    

Seorang pria dengan pakaian kantornya masuk kedalam Butik dan melihat Veranda yang kewalahan mengurus kedua anaknya dan membuat pria itu tersenyum melihatnya lalu menghampirinya.

" Sayang " ujar seseorang langsung memeluk Veranda dari belakang lalu mencium puncak kepalanya.

" Kamu kapan kesini? " tanya Veranda pada Keynal

" barusan " ujar Keynal lagi dengan Keynal mengambil anaknya digendongan Veranda lalu dia menoleh pada Shania yang masih mengurus butik Veranda.

" Shan " sahut Keynal dan Shania hanya tersenyum lalu kembali mengacuhkan kemesraan pasangan suami istri serta anak kembar itu. Dan membuat Keynal bingung.

" temen kamu kenapa sih? " tanya Keynal heran dan Veranda hanya tersenyum mendengarnya.

" biasa mantan " jawab Veranda enteng membuat Shania mendelik pada keduanya. Dan Keynal hanya menghela nafasnya dan menatap foto kedua anak kecil yang ada dimeja.

" btw shan ini foto siapa? " tanya Keynal heran menatap foto itu dengan cepat Shania langsung merebutnya.

" yaampun  biasa aja kali " ujar Keynal pada Shania dan Shania hanya bersikap datar lalu kembali mengacuhkan Keynal yang menurutnya ikut campur.

*****

Boby POV

Lumayan jauh aku berjalan sambil mendorong kursi roda Gracia menuju Gereja Katolik Berlin dan sekarang aku berada digereja namun aku tidak memasuki gereja itu hanya Gracia saja yang masuk.

Dan lagi - lagi aku menatap kedua anak kecil yang sedang bermain bersama burung - burung merpati khas Eropa yang ada didaratan. Dan itu membuatku kembali mengingat aku bermain burung bukan main tapi mengobatinya bersama Shania waktu kami kelas 2 SD.

" oby , ini burungnya masih kesakitan " ujar nju dan aku masih kekeh mengobatinya.

" udah diobatin kok " ujarku mantap dan aku kembali menatap burung yang terlihat tidak lemas.

Aku dan nju berjalan menuju taman dan berusaha menerbangkan burung itu dan melemparkan burung itu dan tampaknya burung itu sudah bisa kembali terbang.

" wow , oby keren deh bisa obatin burung itu " puji nju

" iya nju aku diajarin papa , ya papa emang pelihara burung " ujarku pada nju dah dia mengangguk.

" aku suka deh punya temen itu yang sayang sama lingkungan apalagi sayang sama hewan " ujar nju membuatku terkekeh geli.

" kalo aku sayang sama kamu gimana? " tanyaku meledek dan nju cemberut

" ih boby apasih kitakan masih kecil , kata mama anak kecil nggak boleh pacaran "

" aduh " ringisku jatuh dan berusaha berpura - pura pingsan

" astaga oby " aku mendengar dia cemas

" oby jangan pingsan nanti nju sama siapa " aku mendengar dia nangis

" nju ketipu "

" ihhh oby " teriaknya memukulku dengan tawaku yang lepas dan kami pun kembali bercanda tawa

Aku pun tersenyum saat aku kembali memutar masa laluku dengan Shania dulu. Orang tuaku dengan Orang tua Shania memang dekat dulu. Hanya Shania seorang yang benar - benar sahabat aku yang mengerti aku walaupun dia suka meledekku cungkring.

" kak Boby " sahut seseorang membuatku sadar atas lamunanku dan aku menoleh pada Gracia yang sudah selesai berdoa didalam sana.

" udah? " tanyaku padanya dan dia mengangguk

Berlin Love Story : Heart Must Choice One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang