Chapter 5

2.7K 300 50
                                    

-

Anan hanya duduk diam tanpa banyak berbicara. Sepanjang perjalanan, dengan wajah yang masih merona dirinya sibuk memikirkan perkataan Erwin yang ingin memesan sebuah kamar untuk memastikan jawaban dari pernyataan cintanya. Karna kesibukannya itu pun Anan tak sadar bahwa kini Erwin telah memarkirkan kendaraannya di sebuah lapangan parkir mall terbesar di tengah ibukota.

"Apa yang kita lakukan di sini?" Tanya Anan bingung sambil menatap keluar jendela.

"Ikutlah denganku."

"Bukankah kita akan pergi ke taman?"

Erwin melirik ke sekitar halaman parkir.

"Seseorang.. oh, tidak. Sebenarnya tempat ini terlihat lebih baik."

"Kau yakin?"

"Kau ingin tahu jawabanku, kan?"

"Tentu saja!"

"Jika begitu, tak usah banyak bicara dan cepat keluar."

Anan mengangguk pelan. Ia kemudian melangkah keluar mengikuti Erwin berjalan tepat di sebelah pria itu.

..

..

Anan memperhatikan keadaan sekitarnya dengan pandangan khawatir. Ketika menyadari ada seorang wanita mulai menatap Erwin dengan tatapan terpesona, buru-buru Anan menatap balik wanita itu dengan padangan mengancam. Akibat ulahnya itu, Anan tanpa sengaja menggandeng lengan Erwin dengan kuat.

"Menjauhlah sedikit."

"Tidak mau."

"Kau tak malu?"

"Tidak apa. Aku hanya ingin membuat orang-orang di sekitar kita tahu bahwa kau adalah priaku."

Erwin menarik alisnya memilih untuk tak mempermasalahkan perkataan aneh pria di sebelahnya ini. Erwin dengan tenang berjalan tanpa memedulikan pandangan orang-orang di sekitarnya. Kini tak butuh waktu lama hingga mereka berdua benar-benar menjadi pusat perhatian di tengah keramaian.

..

..

Setelah berputar sebentar, mereka berhenti di sebuah toko pakaian. Sejak tadi Anan merasa melihat siluet wajah seseorang yang dikenalnya sedang memperhatikan dirinya. Meski sedikit enggan untuk masuk ke dalam toko, namun pada akhirnya ia tetap pergi menyusul Erwin yang terlihat sudah memilih-milih pakaian.

"Bagaimana? Apa aku terlihat lebih tampan?" Tanya Anan sambil melangkah keluar dari ruang ganti.

Erwin yang duduk di depan ruang ganti hanya melirik, namun tak langsung menggubris pertanyaan Anan.

"Bagaimana.. bagaimana?"

"Kau terlihat cukup manis dengan pakaian berwarna merah muda seperti itu." Ejek Erwin.

"Kau tak suka warnanya, ya?"

"Tidak juga."

"Baiklah, aku akan mencoba warna lain." Ucap Anan sambil melangkah masuk ke dalam ruang ganti.

"Bisakah kau tak membuatku menunggu?" Tanya Erwin sedikit sinis sambil kembali memperhatikan ponselnya.

"Bersabarlah. Aku hanya mengikutimu masuk ke tempat ini."

"Kau semakin pandai berbicara, ya."

"Aku hanya bercanda."

"Ha-ha." Tawa Erwin datar.

..

Tak berapa lama terdengar suara tirai dibuka dan Anan kembali keluar.

"Ah.. warna ini terlihat sangat cocok untukku." Ucap Anan percaya diri. "Aku benar, kan?"

The Pursuit of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang