Chapter 8 - (Birthday Party)

69 7 0
                                    

--

--

--

Sejak putusnya hubunganya dengan Baekhyun, Yuri jadi tidak bersemangat. Bahkan untuk pergi sekolahpun dia menjadi malas. Dia masih tidak percaya dengan semua kenyata ini. Dia berharap itu hanya mimpi.

Pagi ini Yuri berangkat sekolah lebih siang dari biasanya. Dia teringat bahwa hari ini adalah hari pertungan Baekhyun dengan yeoja yang dijodohkan oleh orang tuanya. Jika gadis itu benar-benar Hyura, dia pasti tidak masuk hari ini.

Sampai di sekolah, Yuri segera menuju kelas. Di sana sudah banyak siswa dan siswi yang berangkat. Saat Yuri melewati mading sekolah, dia merasa heran mengapa banyak siswa di depan mading. Lalu Yuri bertanya pada salah seorang siswi disitu.

"Maaf, bolehkah aku bertanya?", kata Yuri.

"Tentu. Apa?", kata siswi itu.

"Ada pengumuman apa?".

"Apa kau belum tahu! Akan diadakan pesta perayaan ulang tahun si kembar pemilik sekolah ini. Dan itu dilaksanakan di sekolah ini dua hari lagi. Dan juga ada pesta dansanya. Dan ku harap Sehun mau mengajakku berdansa. Aku akan tampil secantik mungkin".

Lalu temannyapun menyela pembicaraan mereka.

"Yeoja pabbo", kata temannya tadi sambil memukul kepalanya.

"Appo! Kenapa kau memukulku?".

"Pabbo! Kau tidak tahu siapa yang bertanya padamu?".

"Dia", kata siswi itu menunjuk ke arah Yuri, "Memang siapa dia?", lanjutnya.

"Dia itu tunangannya Sehun. Tentu saja yang akan diajak berdansa dia".

Raut wajah siswi itu berubah, mungkin karena malu. Dia lalu meminta maaf pada Yuri. "Jeongmal! Ow, mianhae. Aku benar-benar tidak tahu".

"Gwenchana. Ku harap kalian akan tetap datang. Mungkin aku memang tunangannya, tapi itu hanya status. Bahkan aku berharap bisa tidak datang di pesta itu. ya sudah, aku mau ke kelas dulu. Gomawo sudah memberitahuku. Annyeong". Yuri segera meninggalkan mereka. Mereka masih termenung dan merasa heran pada Yuri.

"Apa yeoja itu sudah gila. Ini adalah pesta yang ditunggu-tunggu oleh semua yeoja di sekolah ini. Tapi dia! Hah, dasar yeoja aneh".

"Itu tidak aneh. Kurasa dia tidak menyukai Sehun. Lihatlah dari sikapnya. Dia bahkan tidak memperdulikannya".

"Kau benar, ku rasa dia memang tidak menyukai Sehun. Itu berarti aku masih punya kesempatan untuk mendekati Sehun".

"Ya terserahlah, apa katamu. Sebentar lagi bel masuk. Ayo kita ke kelas".

"Ne, kajja". Mereka berdua menuju kelasnya.

Sementara Yuri telah sampai di kelasnya. Disana sudah banyak orang. Sehee juga sudah ada disitu. Yuri segera menuju tempat duduknya. Melihat Yuri datang Sehee segera menghampirinya.

"Tidak biasanya kau baru datang", tanya Sehee.

"Ne, aku kesiangan tadi", jawab Yuri.

"Apa Sehun sudah memberitahumu?".

"Tentang apa?".

"Tentang pesta ulang tahun kami".

"Ow, itu. Sudah. Kemarin kami tidak sengaja bertemu. Dia juga memintaku untuk datang ke pesta itu".

"Ne, aku juga sangat berharap kau datang. Bahkan eomma sudah memesankan gaun untukmu. Dia sangat senang memiliki calon menantu sepertimu".

"Jinjja? Tapi pesta itu bukan untukku. Kenapa Oh ahjumma membelikan gaun untukku?".

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi ku harap kau mau memakainya".

"Jika seperti itu, mana mungkin aku berani menolaknya. Eomma pasti akan marah padaku".

"Ngomong-ngomong, kenapa Hyura belum berangkat. Bahkan bel sudah berbunyi, tapi dia belum datang juga".

"Kurasa dia tidak akan datang hari ini".

"Kenapa?".

"Kalau tidak salah hari ini dia bertunangan".

"Bertunangan! Dengan siapa? Dia bahkan tidak memberitahuku".

"Dengan Byun Baek Hyun, putra pemilik Buyong Group. Tentu saja dia tidak memberitahumu, mereka dijodohkan".

"Ow, pantas saja".

Percakapan mereka terhenti setelah Han soengsaenim datang. Mereka mengikuti pelajaran dengan seksama. Dan sesuai dengan dugaan Yuri, Hyura tidak masuk pada hari itu.

§§§

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh si kembar. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun mereka. Mereka merayakannya di sekolah. Semua persiapan pesta sudah selesai, kini mereka telah sampai di sekolah dan menunggu tamu-tamu datang untuk memberi selamat pada mereka.

Berbeda dengan Yuri, dia masih sibuk memandang gaun yang diberikan oleh calon mertuanya. Ya, gaun itu sangat indah. Gaun selutut dengan lengan pendek, ada hiasan pita di belakang gaun itu serta payet dan manik-manik yang menambah kecantikan gaun itu. Namun bagi Yuri gaun itu tetap tidak menarik. Sebab warna gaun itu ialah pink. Dia sangat membenci warna pink. Dia bahkan tidak bisa membayangkan memakai sesutu yang tidak ia sukai.

Dia masih melamun memandangi gaun itu. Eommanya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya. Dia lalu membuyarkan lamunan putrinya itu.

"Sayang, kenapa belum dipakai gaunnya. Nanti kita bisa terlambat", kata eommanya sambil mendekati Yuri

"Eomma, apa aku harus memakai gaun ini?", tanya Yuri.

"Tentu kau harus memakainya sayang. Apa kau mau mengecewakan Oh ahjumma?".

"Ani, bukan seperti itu. Aku hanya tidak suka warnanya. Kau tahukan eomma, kalau aku sangat membenci warna pink".

"Ne, arra. Tidak apa-apakan sekali-kali kamu pakai baju berwarna pink".

"Tapi eomma".

"Sudahlah, nanti kita bisa terlambat. Sekarang pakailah, ayo".

Dengan berat hati, Yuri mengenakan gaun itu. Dengan bantuan eommanya dia juga dapat menyelesaikan riasannya. Rambutnya dibiarkan terurai dengan sisi kiri dan kanannya ditarik kebelakang. Dia juga menggunakan jepit rambut kesukaannya yang kini jumlahnya sudah lengkap menjadi dua. Dengan make up tipis, membuatnya semakin cantik. Ditambah kalung yang dikenakan eommanya di lehernya membuat sempurna penampilannya. Tak lupa dia memakai high heels yang warnanya senada dengan gaunnya. Dia seperti bidadari yang turun dari khayangan.

--

--

--

To be continue......

--

--

--

Terima kasih sudah nyempetin baca.......

N SEOUL TOWER IN LOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang