Remember is one time when you can't out from one memories about one miracle.
Remember is, Hurt
Seohyun menatap putri kecilnya yang tengah tertidur, kemudian tangannya mengelus surai panjang milik putrinya. Gemetar jemari lentiknya begitu terasa, menyayat yang lemah dalam kemurungan yang tak terlihat. Air matanya jatuh, sakit itu datang berkali-kali tanpa henti.
Ini sudah hari ketiga menuju hari perceraiannya dengan Kyuhyun. Hari dimana semua yang telah mereka rangkai, akan terlepas, dan juga saling melepas. Melepas semua ikatan yang mereka satukan sejak dulu. Sejak pertama kali cinta hadir sebagai alasan. Saat pertama kali mereka saling tersenyum dan tertawa bersama cinta. Cinta yang katanya adalah alasan yang menyatukan mereka.
Seohyun ingin sekali bisa mempertahankan semua ini. Jika pun bisa, pasti Seohyun akan melakukannya. Tapi nyatanya, semuanya memang tak bisa untuk di pertahankan lagi. Sekeras apapun dia mencoba, semuanya akan tetap sama. Ini sudah terlalu dalam saat retak, dan terlalu sulit lagi untuk merekat. Jadi yang tersisa, hanyalah bagaimana caranya agar setelah ini berakhir, jangan membuat jarak terlalu jauh untuk putri kecilnya yang rapuh.
Seohyun menatap dalam ke arah Nara yang tertidur. Nara, sang putri kecilnya yang manis juga pintar. Putri kecilnya yang selalu ia harapkan kehadirannya dalam setiap mimpinya. Nara adalah segala yang di inginkan oleh mereka. Baik bagi Kyuhyun maupun Seohyun. Mereka juga yang selalu menantikan kehadiran Nara di awal pernikahan mereka. Nara yang menjadi segalanya. Seohyun bahkan masih begitu ingat semua rinciannya. Rincian setiap kenangan yang sebentar lagi akan menjadi abu.
Seohyun tersenyum. Setidaknya, ia tak harus menyakiti dirinya terus menerus dengan menahan semua luka yang ia rasakan sendiri. Meskipun Nara, mungkin sebenarnya jauh lebih terluka. Gadis kecil yang selalu berlarian menyambut kepulangan ayahnya di depan pintu.
Mungkin dimasa yang akan datang, semua hal rutin itu takkan ada lagi. Takkan pernah ia lihat lagi. Karena semua itu jelas akan hilang.
"Ibu menyayangimu, Nara."
Bahkan sakit yang bertumpuk sekalipun, Seohyun yakin bisa menahannya. Hanya saja, ia tak yakin jika Nara mampu melakukannya di usia sekecil itu. Di usia yang seharusnya ia mendapat kasih sayang yang penuh dan perhatian yang hangat. Seohyun benar-benar tak bisa membayangkannya sedikit pun.
"Apa yang harus ibu katakan padamu nanti, sayang? Apa yang harus ibu katakan padamu tentang mengapa ayah pergi."
Seohyun dengan cepat menyeka air matanya yang hampir saja terjatuh. Rasanya sakit sekali mengingat semuanya benar-benar akan berakhir sebentar lagi. Mengingat apa yang sudah ia bangun akan segera hancur dalam sekejap mata. Seohyun tak bisa mengingatnya lagi. Ia tak ingin menyakiti dirinya sendiri lagi.
"Selamat malam, Nara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember: Our Last
FanfictionEnd: 08 Juni 2017 [✓] Entah kemarin, hari ini, atau esok, tawa hanya akan menjadi bagian dari ingatan dan kenangan, ketika akhir mengatakan sudah saatnya saling melepaskan. .......... /Dilarang menjiplak ide, atau seluruh isi cerita yang ada di dala...