???? POV
"Seharusnya dia menerima perbuatan yang dilakukannya tanpa harus melawan ku"
Ucap ku datar sambil membersihkan sebercak darah di telapak tangan yang sudah membuat suatu seperti penyucian ritual
" hampir rencana ku gagal , tidak ku biarkan ia merusaknya begitu saja, walaupun tadi itu di luar rencana setidaknya ritualnya berjalan dengan benar"
Ucap ku dengan nada puas , membasuh muka ku dengan air dingin yang menyejuk kan itu .
Seketika aku melihat pantulan ku sendiri di cermin dan kemudian pantulan tersebut menggambarkan sebuah senyum puas dan kemudian tertawa sangat keras.
"Diam kau! Kau seharusnya mati juga!"
Ucap ku kesal dan kemudian menghancur kaca itu dengan kepalan tangan ku
Ingin membunuh ku? Karna aku menyakitiNYA?
"diam Kau !"
Ucap ku kesal sambil memegang kepala ku dengan kuat , dan dengan pandangan kabur menyelimuti mata ku , aku mencoba keluar dari kamar mandi.
"Butuh lebih..."
"Butuh lebih banyak lagi...."
Kata kata itu tergiang di dalam benak ku .dengan nafas ter engah engah ku mengambil baju ku yang sudah ku sediakan dan merapikan penampilan ku
"liat saja aku dapat menghancurkan mu seperti lainnya"
Kau tak akan bisa , kau terlalu bodoh untuk menyadarinya..
Aku cuma mengukirkan senyum sinis dan keluar dr rumah tersebut dan kemudian menguncinya.
"Kita lihat saja"
Ucap ku lirih dan kemudian meletakan kaki ku satu demi satu untuk mencapai sekolah yang penuh dengan mereka yang menyakitinya
~~~~~
End of POV
~~~~~Seisi kelas ribut dengan ketidak hadiran nya Ami di kelas , dan juga berita yang mengelilingi dia bahwasanya ayah Ami meninggal tadi pagi , beberapa siswa juga membicarakan bahwa mayatnya ditemukan hampir sama dengan alm pak haris.
Mayat di gantung bagaikan seonggok daging yang tidak berharga.
Saut , kila yang sedang duduk berhadapan mendengar percakapan siswa siswi tersebut membuat mereka merinding dan saling bertatap muka.
"Saut mungkin aku bodoh tapi.."
"Tapi apa?.."
Jawab saut ke kila sambil mengalihkan pandangannya dari kila dan membuka smartphone miliknya.
"Kenapa kejadian aneh gini dtg setelah si Ami masuk? Apa ami pem-"
"Maksudnya kau itu Ami pembunuhnya? Yang bener aja , masa dia bunuh bapaknya"
Saut dengan tegas memotong perkataan kila dengan tatapan yang tajam dan itu membuat kila bergedik ngeri
"Kau knp jd sensi?! Aku kan cuma mau nanya sih , trs knp kau seakan akan tau hah?"
Jawab kila dengan nada yang tidak kalah tingginya dengan saut , dan itu membuat seisi kelas memperhatikan mereka tetapi mereka tidak sadar bahwa mereka di lihat sendari tadi
"I-itu cuma insting ku! , Ami ga akan buat begitu !"
Sahut menjawab dan langsung menyimpan smartphonenya setelah mengirim short message kemudian berdiri dan memukul meja dengan kuat

KAMU SEDANG MEMBACA
School of Despair
Mystery / ThrillerApa jadinya jika anak sma yang pada awalnya biasa biasa saja mesti melewati kejadian yang absurd di sekolah tersebut? apakah mereka sanggup melewatinya? , semua keputusan hidup dan mati hanya ada di telapak tangan mereka