3.Fear

449 23 5
                                        


????? POV

"Menangisin seonggok daging yang tidak bernyawa sungguh menjijik kan ,apa pantasnya menangisin hal tersebut , lebih baik kalian tangisin dan takut , mungkin saja nyawa kalian yang akan tercabut selanjutnya jika menyakitinya"

Ku mendengus kesal melihat kerumunan tersebut . Rasanya mereka semua terlalu berlebihan menangisin hal itu.

Tetapi

Jika tidak ku lakukan ini mereka akan terus tersiksa , tidak kubiarkan orang orang terhina tersebut melukai mereka
.
.

Tidak
.
.
akan
.
.
.
Pernah
.
.
.
TIDAK AKAN PERNAH!
------------------------
end of POV
------------------------

~~~~~~~

Setelah kejadian pembunuhan tersebut tersebar di seluruh ruang lingkup sekolah , tak lama polisi pun datang dan memohon pihak sekolah untuk mengembalikan murid murid lebih cepat kerumahnya masing masing

"Perhatian perhatian! untuk semua murid SMA Cahaya 01! dikarnakan kasus yang terjadi di sekolah tercinta ini , di harapkan siswa-siswi keluar sekolah lebih awal dan tertib!- perhatian perhatian-....."

Begitulah suara pengumuman yang terdengar begitu kuat di ruang lingkup sekolah , terlihat saut dan ami keluar bersamaan di gerbang sekolah.

" etto... saut , dimana kila? Bukan kah tadi dia bersama kita di dalam ruangan kelas?"

Tanya ami kepada saut di depan gerbang sambil menunggu jemputannya

" td kila pergi bentar ke ruang kepsek , sebagai saksi pertama liat mayat itu..-ah! Btw kamu nunggu sapa?"

Tanya saut untuk mengalihkan pembicaraan

"A-ano... saya menunggu ayah saya menjemput , sepertinya dia akan datang dalam waktu yang dekat"

Jawab ami dengan senyumannya yang lembut kepada saut .

Saut merasa dekat dengan Ami pun merangkulnya layaknya ia lakukan dengan teman teman.

"Waah enak donk di jemput ayah sendiri , bagus lah dia peduli sama ka-"

"Peduli?.. mungkin saja..."

Ucapan Saut terpotong oleh omongan Ami yang bernada parau.

Merasa Ami dalam sebuah masalah saut pun memegang pundak ami dengan kuat , itu membuat ami seketika kaget oleh perihal yang dibuatnya

"Apa yang ia lakukan pada dirimu?"

Tanya saut dengan nada cemas.

"S-saya d-.."

Sebelum Ami menjawab pertanyaan tersebut , seorang pria berbadan tinggi menghampiri mereka dan melepaskan tangan saut dr pundak ami dan membawanya masuk kedalam mobil.

" lekas masuk! Jangan pernah terlalu dekat dengan pria!"

Ucap teriak lelaki tersebut kepada ami dan terlihat ami cuma melakukan anggukan kecil dengan muka datar dan masuk kedalam mobil dan menutup pintunya.

Pria tersebut mendatangi saut dengan murka dan menunjuk nunjuk dirinya dengan keras

"Jangan pernah kamu deketin anak ku! Kalian semua kotor!-

Ucap pria tersebut dan meninggalkan saut dengan tatapan kaget di mukanya . Tidak lama setelah kejadian tersebut, kila datang dan menghampiri saut

"Kau knp ut? Habis kayak liat setan"

Ucap kila sambil memukul pundak saut .

"Tidak , aku cuma kaget aja , bapaknya Ami serem beut dah"

Jawab saut dengan nada lemas

"Ohh bapaknya Ami ? Kalo ga salah namanya itu Yahya sih kalo ga salah , dia orang penting di bagian pemerintah khusus negara jepang "

Jawab kila sambil menunggu angkutan yang lewat

"Wah kau tau semua  , hebat bener dah , tau dr mana?"

Jawab saut sambil mencoba merangkul kila , tetapi kila hentikan rangkulannya dengan maju kedepan sedikit ,Membuat saut mendengus kesal.

" tadi kan aku di ruang kepsek ,nah disana ada data siswa , pas aku lagi di tanya tanya , kepseknya nerima telpon , ya keluar ruangan , awalnya aku cuma mau liat data si charles , aku naksir dia nah hihi"

Jawab kila dengan tawa kecil dan kemudian melanjutkan omongannya

"Nah pas aku lg nyari .. tumpukan paling atas itu si Ami , aku kepo nah , kan dia dari jepang , aku baca datanya , makanya aku tau! Bukan cuma nama ayahnya dan tempat kerjanya , alamat rumahnya juga! Kita bs main main ke rumahnya ! Dekat rumah mu loh ut , beda 2 blok aja!"

" waah serius loh? Asik dekat wanita cantik ugh"

Jawab saut dengan semangat , kila hanya menggelengkan kepala dan meninggalkan saut dengan angkutan yang sudah datang di depan gerbang sekolahnya

"Dadaaah ut!"

Ucap pisah kila dan meninggalkan saut sendiri di depan gerbang sekolah. Tak lama angkutannya pun tiba dan ia pun meninggalkan sekolah tersebut .

----

Keesokan pagi yang cerah pun tiba . Terlihat Ami bangun dari kasurnya sambil menutupin pergelangan tangannya yang tirus dengan wristband yang sering di pakainya. Ia pun beranjak dari kasur dan membuka pintu kamarnya.

Tanpa sadar ia menginjak genangan yang kental.

Genangan yang tak akan terlupakan dalam hidupnya.

Ia dengan perasaan takut , mencari asal genangan tersebut dan itu menuju ruang tamu yang berada di lantai bawah.

Ia menuruni anak tangga dengan cepat dan nafas yang terengah engah.

Sesaat yang di lihatnya mungkin ilusi matanya di pagi hari.

Tetapi bukan.

Terlihat ayahnya terikat oleh tali tambang di atap ruangan bersama lampu yang kokoh.

Lampu yang indah ternodai oleh bercak merah. Memberikan sentuhan indah yang begitu menggertak kan jiwa

Ami tertunduk dan melihat mayat tersebut dengan wajah teror di mukanya.

"Tidak.. tidak mungkin...a-ayah?"

"Aku benci padamu tapi.ha..ha..ha"

"Kau seharusnya jangan mati!"

"AYAAAAAAAH!"

teriak dan isakannya yang kuat menggema di seluruh ruangan tersebut. Membuat hari yang pagi dan cerah tersebut menjadi kelam dengan genangan gelap yang mengalir di ruangan tersebut

School of DespairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang