Chapter 2 : Jatuh cinta pada pemuda yang salah

2K 226 31
                                    

Terima kasih sudah sabar menunggu. Terima kasih jg sudah meninggalkan jejaknya di cerita ini. happy reading !

^OD^

Min Ji Hwan menatap tak berselera dengan segala sesuatu yang berwarna cerah dihadapannya. Ibunya tersenyum sambil memilih hiasan seperti binyeo yang biasa dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Nyonya Yoon begitu bersemangat dengan semua persiapan pernikahan untuk putra bungsunya. Nyonya bangsawan itu memesan hiasan terbaik yang bisa ia dapatkan untuk calon menantunya.

" Ji Hwan-ah, coba lihat apakah semua hadiah ini sudah cukup untuk calon istrimu ?" tanya Nyonya Yoon pada putra bungsunya. Berusaha mencari tahu pendapat putranya mengenai hadiah yang akan mereka kirim pada calon mempelai dari Ji Hwan. Hadiah tersebut akan mereka kirim begitu mendapat pesan dari keluarga mempelai perempuan.

Ji Hwan melirik tak bersemangat. " Apapun yang dipilihkan eomeoni pasti akan sangat cantik. Aku serahkan semua pada eomeoni."

Nyonya Yoon meletakkan norigae giok yang tadi ia pegang. Matanya kini menatap tajam pada putranya. Wanita bangsawan itu tak habis pikir kenapa putra bungsunya sangat berbeda dari putra sulungnya. Ji Hwan seperti tak tertarik pada apapun yang menyangkut pernikahannya.

"Ji Hwan-ah, tidak bisakah kau sedikit memberikan perhatian pada pernikahan yang akan kau laksanakan ? Bagaimanapun juga, kami sudah memilih gadis terbaik dari keluarga terpandang dan memiliki status tak kalah tinggi denganmu." Ceramah ibunya pada Ji Hwan.

" Aku hanya tertarik jika gadis yang aku nikahi itu adalah gadis yang aku cintai. Bagaimana mungkin aku menikah tanpa dilandasi oleh cinta,eomeoni ?"

Nyonya Yoon tertegun mendengar ucapan dari putra bungsunya. Wanita bangsawan itu diam selama beberapa detik. Sebelum akhirnya tertawa terbahak. Menertawakan suatu gagasan yang tidak akan mungkin terjadi di jaman seperti ini.

" Aigoo.. Ji Hwan-ah. Apa yang sebenarnya kau pikirkan,oh ? Kau pikir sesuatu yang seperti itu akan terjadi disaat seperti ini ?" Nyonya Yoon terkekeh. " Berhentilah bermimpi seperti itu,Ji Hwan-ah. Disaat seperti ini, seharusnya kau tak memikirkan itu. Lebih baik, kau memikirkan calon istrimu. Kami sudah memilih yang terbaik. Lewat pernikahan ini, lagi – lagi dua klan besar akan bersatu. Ini benar – benar berkah untuk keluarga kita." Ucap ibunya sambil kembali memilih hadiah untuk calon menantunya.

Ji Hwan merasa muak dengan ucapan ibunya. Pemuda itu memilih untuk tidak membalas ucapan ibunya. Meskipun Ji Hwan kesal setengah mati dengan ucapan ibunya, tapi pemuda itu masih menghormati wanita yang duduk didepannya. Wanita itu adalah wanita yang sudah melahirkan dirinya ke dunia.

Ji Hwan memilih kembali menatap buku yang terbuka di depannya. menenggelamkan pikirannya kembali dalam buku. Baru saja beberapa kata terbaca oleh pemuda itu, seorang pelayan membungkuk dan mendatangi dirinya.

" Manim,doryeonim. Mohon maaf menganggu waktu anda." Ucap pelayan tersebut.

Nyonya Yoon kembali menghentikan kegiatannya dalam memilih hadiah untuk calon menantunya. Wanita bangsawan itu menatap tajam pada pelayan yang baru saja mengganggu waktunya dengan putra bungsunya. Matanya memperlihatkan pandangan tak suka karena sudah diganggu.

" Ada apa ?" tanya Nyonya Yoon tanpa basa – basi.

Pelayan itu sedikit gemetar mendengar suara tajam dari nyonya nya. Menyadari bahwa ada perasaan tak suka dari Nyonya Yoon karena diganggu. Gadis muda itu kemudian membungkuk serendah mungkin dihadapan Nyonya Yoon. " Mohon maafkan hamba,manim. Tapi, hamba hanya ingin menyapaikan bahwa ada seseorang yang ingin menemui doryeonim. Seseorang tersebut mengatakan ada hal penting yang ingin disampaikan pada doryeonim. Seseorang itu juga mengatakan bahwa ia seseorang yang ditemui doryeonim di festival lampion."

우리의 운 : Our Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang