Chapter 4 : Melepas Impian

1.7K 177 24
                                    

HAI! Terima kasih sudah menunggu update dari OD.

Terima kasih juga sudah memberikan dukungan yaitu vote dan komennya. Saya pinjam salah satu soundtrack film anime yg fenomenal sbg backsound. Coba putar ya :D

Happy reading loveliest !

^OD^

Pagi itu, Ae Rim membawakan jeogori dan chima baru untuk Hyeri. Hyeri melirik pakaian baru itu dengan malas. Sesuai dengan perkiraannya semalam. Malam tadi ayah dan ibunya mendapatkan tamu yang kemungkinan utusan istana. Utusan istana yang membawakan surat penunjukkan dirinya sebagai seorang selir dari Putra Mahkota.

" Agasshi, anda mau mengenakan baetsi daenggi yang mana ?" tanya Ae Rim pada nona mudanya.

Hyeri menoleh dengan malas pada Ae Rim. Begitu bangun tidur hari ini, entah kenapa Hyeri sama sekali tak bersemangat. " Pilihkan saja yang sesuai dengan pakaian itu." jawab Hyeri dengan nada suara ketus.

Ae Rim mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya nona mudanya berkata dengan nada ketus seperti itu. Ae Rim meletakkan kotak penyimpanan hiasan kepala milik sang nona. Pelayan itu melangkah mendekati nona mudanya yang kini malah duduk kembali di dekat alas tidurnya.

" Agasshi, apa anda baik – baik saja ? Apa.. anda merasa tak enak badan ?" tanya Ae Rim hati – hati.

Hyeri menghela nafas mendengar pertanyaan dari pelayannya. " Hh. Ani. Aniya. Aku baik – baik saja,Ae Rim-ah. Sangat baik sampai aku tak bisa merasakan apapun." balas Hyeri yang kemudian menendang selimut yang tadi hendak dipakainya kembali. Gadis itu hanya mengenakan sok jeogori dan sok chima begitu selesai membersihkan diri beberapa saat yang lalu.

" Aku tak mau memakai jeogori itu,Ae Rim-ah. Ambilkan pakaian yang lain." perintah Hyeri sambil menatap tak suka kearah jeogori barunya yang berwarna hijau. Hati Hyeri terasa sakit melihat jeogori itu. Gadis itu seakan dipaksa untuk menerima takdirnya sebagai seorang selir kerajaan.

" T-tapi agasshi. Manim bilang bahwa mulai hari ini agasshi akan mengenakan jeogori berwarna hijau. Semua persiapan sudah hampir selesai, karena itu anda harus mengenakan jeogori hijau ini."

Hyeri menolehkan wajahnya pada Ae Rim. Hyeri memperlihatkan ekspresi sedih dan terlukanya pada pelayan setianya itu. " Jadi kau mendukung rencana eomoenim dan abeonim untuk menjadikanku seorang selir,oh ? Apa kau tak mengerti perasaanku sedikitpun,oh ?" setetes airmata jatuh membasahi pipi Hyeri.

" Agasshi..." Ae Rim terkejut melihat airmata jatuh dari mata nonanya. Ae Rim tak menyangka nona mudanya akan menangis dihadapannya seperti sekarang.

Hyeri mendengus dan menghapus airmatanya dengan kasar. Gadis bangsawan itu bangkit berdiri dari duduknya. Dengan sedikit kasar Hyeri mengambil jeogori dan chima yang diletakkan Ae Rim tadi.

Hyeri memakai pakaian itu seolah – olah ia hendak menjalani hukuman mati. Ketika Ae Rim hendak membantu Hyeri untuk memakai chima nya, gadis bangsawan itu menepis lembut tangan pelayannya.

" Biar aku saja sendiri. Tolong bereskan saja alas tidurku,Ae Rim-ah." Ucap Hyeri dengan nada suara pelan.

Ae Rim mengangguk dan mulai mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Hyeri. Sesekali Ae Rim melirik kearah nona mudanya. Ae Rim melihat Hyeri sesekali tengah mengusap airmatanya saat mengenakan jeogori hijau tersebut. Ae Rim entah kenapa seperti bisa merasakan rasa sedih yang dialami nona mudanya.

우리의 운 : Our Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang