To Give a Marionette Life - IV

22 1 0
                                    

Sejuknya udara di hutan membuatku tertidur pulas. Petra membangunkanku, hari sudah mulai malam. Kenapa dia membangunkanku padahal aku lebih suka seperti ini. Apa yang membuatnya begitu peduli denganku. Padahal aku tidak peduli dengannya.

Kami pulang ke rumah masing masing. Sebenarnya aku masih ingin di hutan itu, tapi Petra melarangnya, jika aku masih disana, dia ingin tetap menemaniku. Daripada aku bersamanya, lebih baik aku pulang saja dan melanjutkannya besok. 

Keesokan harinya, Rabu 15 Februari. Aku dibangunkan dengan bunyi ketukkan di pintu. Mungkin itu nenekku, karena setiap pagi ia pergi membeli sarapan di depan, atau mungkin itu si pengganggu lagi, sudahlah aku buka saja. Ternyata benar, itu Petra, tapi dimana nenekku?.

Petra membawakanku nasi kuning dan mengajakku ke hutan lagi. Apa sih yang Petra inginkan dariku, untuk apa dia repot repot seperti ini. 

Di hutan, aku bertanya pada Petra.

"Untuk apa kau melakukan ini semua? Apa yang kau butuhkan dariku?" tanyaku.

"Aku membutuhkanmu, karena aku mencintaimu" kata Petra sambil tersenyum.

"Apa apaan? jangan bercanda, aku tidak butuh cintamu, jujur saja aku terganggu setiap kau mendekatiku" Jawabku dengan nada tinggi.

Petra terdiam dan perlahan meneteskan air mata.

"Maaf selama ini aku telah mengganggumu" kata Petra dengan pelan.

Petra pergi meninggalkanku sambil mengusap air matanya. Mungkin kata kataku terlalu tajam sehingga menusuk hatinya..

To Give a Marionette LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang