Chapter 3

20 5 2
                                    

Maureen bangun dengan terburu-buru, ia bangun kesiangan. Ia merasa lelah akibat membuat proposal yang harus dikumpulkan hari ini. Maureen bergegas mandi dan langsung mengambil handuknya. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk ia mandi setelah itu ia langsung turun ke bawah dan menyapa semua anggota keluarganya.

"Morning pa,ma,kak." Ucap Maureen kepada keluarganya.

"Morning too, sayang." Jawab Papa dan Mamanya sambil mengecup keningnya.

"Tumben, hm." Jawab kakaknya kepada Maureen.

"Iyain hm,"  jawab Maureen dengan tak kalah sinisnya.

"Ma,pa, Maureen langsung berangkat ya. Maureen udah kesiangan soalnya hehe," ucapnya sambil mengambil sepotong roti.

"Kamu nggak bareng sama Martin?" tanya Mama Maureen.

"Nggak ah, Ma, dia lama sih. Ya udah Maureen berangkat dulu ya, bye semua."
Ucapnya sambil mengecup pipi Mama dan Papanya.

"Hati-hati sayang,"  jawab Mamanya.

Maureen terkejut saat melihat mobil sedan berwarna putih yang ada di depan rumahnya.

"Mobil siapa tuh." Batin Maureen

Tiba tiba mobil itu menghampirinya dan saat kaca mobil dibuka ternyata mobil itu adalah milik Gio.

"Ayo buruan masuk ntar telat nih." Ucap Gio.

"Kok lo bisa ada disini? Sejak kapan?" tanya Maureen.

"Sejak jaman nenek moyang, udah deh buruan masuk." Jawabnya sambil membuka pintu untuk Maureen.

"Ck, nglawak," ucap Maureen sambil memutar bola matanya.

Gio memasang seltbelt Maureen, entah kenapa pipi Maureen memanas dan hatinya berdetak kencang.

"Nggak usah ngeblush gitu kalik, gue masang itu biar lo aman." Ucap Gio sambil mengacak rambut Maureen.

"Dih nggak ye." Alibi Maureen.

Gio langsung menancap gas dengan kencang, terjadi keheningan selama beberapa menit. Akhirnya mereka berdua sampai di sekolah. Maureen membuka pintu tiba tiba tangan Gio menahannya.

"Lo nggak mau bilang apa gitu?"

"Bilang apa emang?"

"Makasih kek, gue kan udah jemput lo," jawab Gio dengan nada kesal.

"Siapa suruh jemput lagian gue juga nggak minta lo buat jemput gue, udah ah gue mau turun."  Maureen langsung membuka pintu mobil dan segera turun menuju kelas.

"Liat aja nanti." Batin Gio.


***

Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuk kelas 12 IPA 2. Pasalnya, guru matematika terkiler hari ini berhalangan hadir karena sakit. Keadaan kelas sangat rame. Cowok-cowok sedang bermain laptop entah apa yang dilakukan mereka, sedangkan cewek-cewek pada sibuk bergosip ria. Hal itu berbeda dengan Maureen dan teman temannya mereka lebih memilih membaca novel ketimbang ikut bergosip.

"Ren, kantin yuk gue laper nih." Ajak Sarah dengan tatapan memohon.

"Gue mager, lo sama Anna aja."

"Anna tidur noh udah ngiler segala." Jawab Sarah sambil menunjuk Anna.

"Kebo amat sih dia, hm ya udah deh gue anterin." Maureen beranjak dari kursinya dan membawa novelnya untuk dibaca di kantin.

Suasana di kantin sangat sepi apalagi ini masih jam pelajaran. Tapi hal itu justru membuat Maureen senang karena suasana yang rame tidak disukai oleh Maureen. Berbeda dengan Sarah ia tidak senang apabila kantin sepi karena ia tidak bisa melihat cogan-cogan.

"Ren, lo mau pesen apa?"

"Gue samain kek lo aja, Rah."

"Oh ya udah gue pesen dulu." Jawab Sarah sambil menepuk kepala Maureen.

Tiba tiba ada tangan yang merangkul bahu Maureen.

"Hai." Sapa Gio.

"Hm lo lagi lo lagi bosen gue liat lo mulu." Jawab Maureen dengan tatapan sinis.

"Lo sendirian? cantik-cantik kok sendiri sih."
Jawab Gio sambil tertawa pelan.

"Nih, Ren, gue beliin bakso sama es teh." Sarah datang dengan tiba tiba.

"Thanks ya, Rah," jawab Maureen sambil tersenyum.

"Senyumnya manis juga ternyata." Batin Gio.

"Lo ngapain disini, Yo?" tanya Sarah.

"Iseng aja sih gue bosen dikelas."

"Bilang aja lo kangen sama gue ya kan," jawab Sarah sambil menyikut lengan Gio.

"Najis pede amat."

"Rah, gue ke kelas duluan ya, gue udah kenyang." Maureen bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan Sarah dan Gio.

"Perasaan makanannya belum abis deh, hm aneh dia."

"Temen lo emang cuek kek gitu, Rah?" tanya Gio.

"Sebenernya sih nggak, entah lah gue kadang bingung sama sikapnya."

"Gue boleh minta id nya?"

"Boleh, nih Maureen2**," jawab Sarah sambil menyodorkan hpnya.

"Oke thanks, Rah. Gue cabut dulu." Jawab Gio dan langsung pergi meninggalkan Sarah.

"Hmm pada aneh semua,obatnya pada abis kalik ya." Batin Sarah

***

Hai semuaaa:v sorry ya aku jarang update udah kelas 9 soalnya wkwk. Oya aku mau ngumumin,cerita yang ini aku stop dulu alias hiatus hehe:)) soalnya aku mau buat cerita yang baru.

Jangan lupa vomment yak:v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang