Chapter I (Long Time No See)

23 8 4
                                    

“Jika tuhan berkata ‘kau bukan jodohku saat ini. Maka kau adalah jodohku di masa depan’”

Aroma Coklat panas tercium dari salah satu kursi pelanggan. Wanita dengan tubuh ramping itu menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi mencoba mencari tempat yang nyaman untuknya beristirahat. Hari ini dosennya sungguh keterlaluan. Mana mungkin mahasiswi semester awal harus mengerjakan tugas selama berjam – jam di salah satu perpustakaan kampus.

Hal yang membosankan yang harus ia lakukan hingga tiga tahun kedepan. Setelah ia lulus dari fakultas seni ini sepertinya ia harus berlibur ke tempat yang menyenangkan. Menikmati indahnya suasana pantai di indonesia mungkin bisa membuatnya tenang. Lagi pula semenjak kepindahan Jung Eunha ia belum pernah menginjakan kembali kakinya di tanah kelahiran sang ibu tercinta.

Eunha mengembuskan nafas dengan berat. Beberapa menit kemudian gadis bermarga Jung ini mengambil mug dihadapannya. Menyeruput seperempat cairan warna coklat pekat yang akan terasa manis saat menyentuh indera pengecap. Eunha mengedarkan pandangan matanya pada orang – orang yang ada di sekeliling kafe. Mencari seseorang yang ia tunggu sejak empat puluh lima menit yang lalu. Namun pengihatannya tak sengaja melihat lukisan tuhan yang sangat indah. Masih terlihat manis pikir Eunha, bukan coklat pesanannya yang manis. Tapi seseorang yang sedang duduk di salah satu kursi cafe yang sama. Hanya berjarak dua kursi dari tempatnya duduk.

Eunha menatap kegiatan pria dengan kulit putih pucat yang sedang duduk dengan raut kebingungan tersebut. Lalu dengan keberanian yang tersisa Eunha menghampiri pria yang sudah lama ia kagumi. Sang pria terlihat tak mengenal Eunha. Mungkin ia lupa saat SMA pernah berada di tingkat yang lebih tinggi dari eunha.

“Yoongi Sunbae? Benarkan?” Eunha tersenyum senang kala sang pria menanggapinya dengan baik.

“Iya. Kau siapa?” Pria yang di panggil Yoongi itu melihat Eunha dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Naneun Jung Eunha. Adik Jung Hoseok. Teman tim basketmu dulu? Remember that?” (Aku Jung Eunha/ Apa kau ingat itu?)
Yoongi mengangkat jari telunjuknya dan terlihat sedang mengingat.

Beberapa detik kemudian bibirnya menyunggingkan senyum tipis. Senyum yang sangat Eunha gemari. Senyum yang selalu eunha tunggu – tunggu saat dirinya tak sengaja berada di tempat yang sama. Dan saat Yoongi tersenyum pada teman – temannya.

“Ahh benar Jung Hoseok? Oh astaga bagaimana bisa aku melupakan si kuda itu. Hehe” Yoongi bersorak riang.

“Jadi? Apa aku boleh duduk disini?” tanya Eunha ragu – ragu.

“Ya? Oh tentu! Silakan duduk disini. Ya ampun aku sampai lupa.”

Eunha hanya tersenyum. Melihat respon Yoongi yang ramah dan tidak seperti dulu membuat Eunha sangat senang. Dadanya meletup – letup seakan ada kembang api yang akan meledak disana. Perasaannya masih sama sejak tiga tahun yang lalu. Masih tersimpan di memorinya saat Hoseok memperkenalkan teman baiknya dalam tim basket. Kenangan itu terputar kembali di dalam benak Eunha.
“Sunbae sedang mengerjakan apa? Tadi kulihat kau seperti kebingungan.” Eunha mencoba melihat benda persegi panjang yang di otak atik Yoongi tadi.
“Seperti biasa. Mahasiswa semester akhir harus mengerjakan sesuatu yang sulit.” Yoongi mendengus sebal menatap projek pada laptopnya yang belum sepenuhnya ia selesaikan. Eunha mengetahui pelajaran ini. Hoseok pernah mempelajarinya saat akan ujian kelulusan di kampusnya dulu.

“Sunbae apa aku boleh membantumu?”

“Coba saja kalau kau bisa.” Yoongi terkekeh mendengar pertanyaan konyol Eunha. Dia saja tak bisa apalagi Eunha yang baru di tingkat satu.

Eunha perlahan mengambil alih mouse yang berada dalam genggaman Yoongi. Mencoba memasukan beberapa kode pemograman yang pernah diajarkan sang kakak tercinta. Hoseok merupakan alumni dari Seoul University jurusan teknik informatika yang lulus lebih cepat dari teman – teman seangkatannya. Berurusan dengan XAMPP (aplikasi untuk membuat program) sangatlah mudah untuk Eunha yang notabenenya juara umum di sekolah. Secara tidak langsung keluarga bermarga jung ini memang diberikan anak – anak yang sangat cerdas.

“Jadi bagaimana kabar kalian semua?” Yoongi mencoba memperhangat suasana.

“Kami semua baik. Hoseok Oppa juga baik.” Jawab Eunha tak menatap Yoongi.

“Kudengar dia sudah menikah? Aku tak bisa datang waktu itu. Sibuk dengan lagu yang akan ku buat.”

“Nee. Bahkan sudah memiliki anak. Kenapa tak mencoba jurusan musik jika ingin jadi komposer?” Tanya Eunha.

Yoongi hanya tersenyum mendengar penuturan Eunha. Bukan tak ingin masuk jurusan seni tapi karna ia ingin menguasai IT maka dari itu Yoongi mengambil jurusan Web Designer.

“Sudah selesai sunbae.” Eunha berseru dengan semangat coding untuk pelajaran web milik Yoongi berhasil ia kerjakan.

“Mwo?”(apa?) Yoongi menganga tak percaya. Bagaimana bisa tugas yang ia gantung selama beberapa minggu bisa di kerjakan dalam waktu sekejap.

“Bagaimana bisa? Padahal aku mengerjakan sudah sangat lama.”

“Sunbae hanya perlu membaca tugas yang berada di dalam buku panduan ini.” Eunha tersenyum senang.

####

Yoongi menatap layar ponselnya. Kontak line milik gadis yang sudah menyelesaikan tugas kampusnya selama sekian detik terpampang dalam benda  persegi tersebut. Yoongi tahu benar dari dulu saat ia bersama Hoseok dia selalu menceritakan bahwa Eunha benar – benar menggilainya. Hingga saat ini Yoongi juga merasakan hal yang sama dengan junior tercerdas di SMAnya.

Yoongi tak mendekati Eunha selama ini karena ia juga memiliki orang yang selalu ada untuknya. Yoongi tak mau jika ia harus menyakiti Eunha adik dari sahabatnya dan membuat tali persahabatan mereka putus.

Tadi ketika mereka sedang duduk dan mengobrol tentang percakapan basa – basi layaknya orang yang tidak pernah bertemu selama tiga tahun lamanya tiba – tiba seseorang datang menghampiri mereka dan membawa Eunha pulang. Untung saja Yoongi langsung meminta ID line gadis tersebut agar mudah berkomunikasi.
Yoongi melangkahkan kakinya menuju meja belajar. Memijit tombol play pada sebuah alat komunikasi milik ayahnya yang selalu ia rawat dan ia jaga. Radio yang dirilis pada tahun 1990 itu berbunyi. Lantas Yoongi mencari chanel yang Eunha berikan tadi. Ini sudah pukul delapan malam. Eunha bilang ia bekerja sebagai penyiar disalah satu stasiun radio.

Setelah menemukan channel yang benar Yoongi mendudukan dirinya di samping kursi. Alunan lagu dari salah satu personel girlgroup korea itu menggema dalam ruangan pribadinya. Saat lagu berakhir terdengar suara lembut wanita di dalam sana tengah menyapa para pendengar radio.

‘Halo.. selamat malam.” Serunya. Entah perasaan apa yang dimilikinya hingga ia merasa merindukan sang gadis saat ini.

“Berjumpa lagi dengan ku Jung Eunha dan tema yang akan kita bahas kali ini adalah Cinta. Seperti lagu milik Hyorin of Sistar yang saya putar tadi. Para pendengar mungkin sudah tahu bagaimana perasaan kalian saat dilanda oleh gemuruh yang melanda hati.” Tutur Eunha, lalu terdengar suara tawa geli dari sana.

“Tetapi cinta juga tidak selalu membawa kesenangan. Adakalanya kita berkorban demi seseorang yang kita cintai. Ada saatnya juga kita tersakiti oleh orang yang sangat kita puja – puja. Cinta selalu memberikan segalanya namun selalu merenggutnya kembali. Untuk memberikan hiburan pada kalian, maka saya akan memutar beberapa lagu yang sesuai dengan tema kita saat ini. Baiklah,  selamat mendengarkan.”

Lagu – lagu yang dipilih Eunha malam ini begitu bagus. Terkadang lagu tersebut memiliki arti cinta yang sesungguhnya. Dan saat Eunha membacakan pesan – pesan dari pendengar radio Yoongi merasa bahwa Eunha adalah seorang ahli cinta. Bahkan Yoongi tahu Eunha belum pernah memiliki niat untuk pacaran karenanya.  Sekarang ia merasa pria paling jahat mengabaikan perasaan orang yang tulus mencintainya selama bertahun tahun.

Acara milik Eunha sudah berakir dua puluh menit yang lalu. Jam dindingnya menunjukan angka sepuluh malam. Yoongi mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas lalu menghempaskan kasar tubuhnya diranjang king size miliknya. Pikiran Yoongi melayang, andai dulu ia tak memilih Hyeri dan berakhir disakiti oleh gadis yang selalu ia puja maka saat ini mungkin ia sudah bersama Eunha.

“Jika sekarang.. Kau masih memberiku kesempatan.. Apa kau akan mengizinkanku untuk melewati semua kesusahan dan kesenanganku bersamamu? Eunhee ya” Gumam Yoongi perlahan.

To Be Continued

Welcome on my new story. Semoga kalian suka. Ga banyak nuntut mohon beri saya komentar...

The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang