Part 9

490 22 4
                                    

Warning

Perhatian untuk anak dibawah umur, mohon maaf sebelumnya Chapter ini mengandung unsur NC nya. Jangan baca. Tapi kalo kalian baca juga, yaudah. Gk maksa dan jangan salahin ya. Oke Next. Mungkin Chapter ini bakalan sedikit ngebosenin dan di jelaskan dari setiao kejadian yg terjadi.

Thanks💕




Author POV

Setelah Jimin menunjukan kamar mana yang akan dipakai pada Sana. Ia langsung menyeret Jimin masuk. Tak ingin terlihat pengecut dan dikuasai jalang kecil itu, Jimin pun berusaha mengambil alih permainan.

Diraihnya pinggang Sana kedalam pelukannya sedangkan bibir keduanya saling bertautan dan saling mengecap rasa satu sama lain. Semakin dalam ciuman dan lilitan lidah bermain saling mengecap semakin pula Jimin menggiring Sana menuju kasur dan mendorongnya dengan lembut.

Jimin meraih dagu Sana dengan lembut melumat bibirnya dengan perlahan namun ciuman ini menjadi semakin menggairahkan dan panas.

Tangan Jimin tidak diam begitu saja ia gunakan untuk meremas kedua payudara yang sudah terbebas dari bra. Perlahan dan lembut Jimin membuka gaun malam Sana yang memang ia sudah tak memakai apapun selain gaun itu di tubuhnya. Tidak hanya Jimin tangan Sana pun tidak tinggal diam. Ia meraba setiap inchi dari tubuh Jimin. Kecupan lembut yang Jimin berikan membuat Sana semakin menggila dan menginginkan JImin.

Sana melepaskan pagutannya dengan Jimin "aku mau sekarang oppa.. eenghh..ayolah kumohon" erang Sana saat Jimin mulai mengecap kulit perutnya yang semakin lama semakin kebawah. "eenggghhmm.. yes.. yes oppa.. Ouuh I like it so much" oceh Sana sambil menjambak rambut Jimin.

"Uuhh.. kau sudah sangat basah Sana" ucap Jimin.

//"dasar jalang, ini belum apa-apa tapi dia sudah seperti ini. Huh kurasa aku memang hebat"// sombong Jimin dalam hati.

Menghirup dalam-dalam miss V nya. Harum, namun ini sudah tidak virgin. Menjilat cairan putih yang sudah berserakan dibagian bibir Vaginanya, menggigit kemudian kumasukkan lidahnya kedalam sana. Sana menggeliat hebat saat aku melakukannya di bagian sensitifnya.

Sana menjambak rambut Jimin untuk memperdalam agar lidahnya masuk kedalam sana. Ia sudah tidak tahan lagi. Jimin merangkak kembali keatas dan mengecup bibir Sana lembut lalu berpindah pada leher jenjangnya menghisap bahkan menggigit membuat tanda kemerahan disana.

Lalu memijat, menggigit, memelintir bahkan mengelus payudaranya yang sangat kenyal dan besar itu membuatnya mengeluarkan suara desahan tak tertahankan.

Kemudian Sana tidak mau hanya ia yang dipuaskan, tanganya mulai meremas bagian kejantanan Jimin yang mulai mendesak tegang dari balik celananya. ("Aah sialan.. aku juga ikut tegang. Aku harus menghentikan ini secepatnya") pikir Jimin.

"Eungh.. sstt... ahh... Jimin op-ppha.. akh, cukup!! Masukan aku sekarang juga" desak Sana tak tahan. Namun bukannya mengindahkan permintaan Sana, Jimin malah menghentikan aksinya dan turun dari ranjang yang membuat Sana jengah dan bingung akan kelakuan Jimin.

("uh sudah cukup, itu sudah lebih dari cukup untuk memuaskan mu jalang") ucap Jimin dalam hati.

"WAE.. wae wae oppa ???? kenapa berhenti ? kenapa kau turun dari ranjang ?" protes Sana dengan suara serak menandakan sangat bergairahnya ia saat ini.

"Aku punya gayaku sendiri Sana. Kenapa kau sangat tidak sabar hah ?" jawab Jimin santai. Lalu Jimin mulai menyalakan lilin-lilin yang berada di sudut-sudut ruangan. Tidak hanya itu ia juga mematikan lampu dan mengambil sebuah kain dan beberapa tali.

E L D I WEBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang