Penyampai Berita Misterius

14 1 0
                                    

    Hari terus berlalu. Tahun demi tahun hingga Kirrya berumur 16 tahun dan Villary berumur 17 tahun. Dia dan Villary selalu berlatih sihir bersama, Kirrya yang pendiam dan Villary yang dewasa. Mereka bagaikan orang yang terikat dengan hubungan 'kakak-adik'.
     Kirrya memang anak yang pendiam, namun jika berbicara dengan orang yang dia temui, dia akan langsung berkata kasar dan meremehkan orang itu. Semua anak yang pernah berhubungan dengannya pasti langsung meninggalkannya sendirian. Orangtuanya sering menasehatinya agar tak bicara kasar, karena sifat keras kepalanya itu ia tak pernah mendengarkannya. Sedangkan Villary, anak yang patuh dengan apa yang diperintahkan oleh orangtuanya, selalu pergi kerumah Kirrya untuk berlatih sihir bersama. Biasanya mereka berlatih di dalam hutan selama 4-5 jam di hari sabtu dan minggu.

''Haaahh.. akhirnya selesai juga'' villary berbaring di bawah pohon yang rindang seusai berduel dengan Kirrya.
''Apa itu yang disebut orang dewasa. Kekuatannya memang payah, wajar saja kalau orang tua itu mudah dikalahkan'' Kirrya duduk bersandar di pohon sambil membaca buku mantra yang selalu ia bawa.

''Umur kita cuma beda 1 tahun Kirrya.. seharusnya kau tidak menyebutku tua, karena sebentar lagi kau juga akan berumur 17'' villary menutup matanya sambil tersenyum

''Aku tidak akan tua hanya karena aku bertambah 1 angka '' Kirrya menutup bukunya dan berbaring di samping Villary.

''Ya, kau tidak akan bertambah tua karena rambut twintail poni mu itu'' Villary menambahkan

''Hei apa salahnya dengan rambut twintail dan poni, daripada kau yang hobi memakai syal walaupun cuaca panas'' kirrya menimpal.

''Karena aku suka memakai syal, ini menghangatkanku'' villary memegang syalnya dan melemparnya ke Kirrya.

''Hey Kirrya.. apa kau tau yang sedang aku pikirkan?'' Villary menatap langit yang sedang ditutupi awan.

''Mana aku tau isi pikiranmu, memangnya aku pembaca pikiran apa.. ''Kirrya berbaring di sebelah Villary

''Aku berfikir, jika kita menemukan sesuatu yang berharga, semuanya akan kita korbankan demi hal yang berharga itu, bahkan nyawa pun akan rela dikorbankan. Sesuatu yang berharga itu sangat susah ditemukan, tapi sekali menemukannya kita rela mendapatkan dan melindungi mati-matian''

''Aku tak tau apa yang kau maksud Vil. Kenapa orang mau mengorbankan nyawanya hanya untuk hal yang berharga, kenapa tak dia tinggalkan saja hal yang berharga itu? Memangnya seberapa pentingnya dan kenapa sampai itu disebut berharga? Aku tak mengerti.. ahhh memikirkannya saja sudah membuatku pusing'' Kirrya meluruskan tangannya kearah langit.

''Suatu saat kau akan mengerti'' Villary menutup matanya dan terlelap.

#Kirrya POV
    Apa sebenarnya yang berharga? Cihh.. aku sama sekali tak mengerti, mati demi orang lain, menjual semua yang dimiliki untuk orang lain, membunuh demi orang lain, berkhianat demi orang lain.. apa itu semua? memangnya apa untungnya? Kenapa tidak hidup aman saja.. Memikirkan orang lain hanya menambah beban hidupku saja.
   Ah, lusa Villary ulang tahun.. enaknya aku kasih apa ya.. apa tanduk mythil (banteng kepala 2) saja.. ahh jangan-jangan itu tidak berkesan. Umm.. aku tahu! Kubuatkan dia syal saja.. oke!

#back to normal
    BRUUKKK!!..
''Hei..'' lelaki dengan tubuh tinggi bermata biru  mengenakan tudung hitam menabrak Kirrya.

''Mata birunya mirip seseorang'' batin Kirrya berbicara sambil melihat tajam ke mata lelaki itu.
''Ah.. apa peduliku dengan mata biru''
Kirrya langsung berjalan mengacuhkannya.
''Lusa akan terjadi bencana di sini.. semua orang akan mati'' Kirrya terkejut, dengan cepat ia menoleh ke arah orang itu, tapi lelaki itu sudah tak ditempat. Seakan asap yang lenyap ditiup angin, Pria itu menghilang secara misterius.

''Apa maksud laki-laki itu? Mana mungkin hal seperti itu terjadi. Ahh.. dia paling-paling sedang bercanda'' Kirrya melanjutkan tujuannya membeli bahan untuk membuat syal rajutan. Namun batin Kirrya merasa ada sesuatu yang mengganjal dan sedikit mengerikan akan terjadi.

''Selamat datang di toko perlengkapan menjahit..'' kata itu selalu dilontarkan nenek pemilik toko kepada pembeli. Nenek ini tidak bertambah tua, umurnya 100 tahun, namun wajahnya terlihat 30 tahun. Ada rumor yang beredar kalau ia pernah meminum keringat naga bawah laut yang tertidur ribuan tahun demi awet muda.

Kirrya berjalan ke barang-barang yang dipajang di depan toko dan melihat benang-benang yang bagus untuk dijadikannya syal.
''Ini berapa?'' Kirrya mengambil benang berwarna coklat, coklat muda, dan biru.

''Itu totalnya 35 Wyd (wyd: mata uang) jika kau membeli 1 benang lagi, kau akan mendapatkan jarum menjahitnya gratis''

''Dengan warna putih satu'' kirrya mengambil benang berwarna putih dan langsung membayar kepada nenek itu

''Totalnya 45 Wyd kan? Ini'' Kirrya langsung menyerahkan uangnya dan berjalan keluar dari toko itu.

''Ini untukmu kucing kecil'' ternyata Villary berada di dekat toko itu, dia sedang memberi makan kucing berwarna coklat tua. Kirrya sedikit terkejut.

''Ah, Kirrya.. sedang apa kau disini?'' Villary langsung bangkit dari posisi duduknya dan melihat kearah kantong yang dibawa Kirrya.

Kirrya mencoba tenang dan menjawab pertanyaan Villary ''Ini, aku membelinya karena aku lapar'' Villary mengusap kepala Kirrya.

''Ohhh.. seharusnya kau bilang kepadaku, aku kan hobi membuat kue dan kau tau itu, kita bisa membuat kue bersama''Villary tersenyum.

Kirrya langsung menepis tangan Villary dari kepalanya ''Aku tidak suka saat seseorang menyentuh kepalaku, tapi idemu kuterima..''

''Besok kita buat kue?'' Villary menawarkan
''Maaf, tapi aku sedang sibuk beberapa hari ini'' Kirrya melanjutkan perjalanan pulangnya.
''Ohh.. baiklah, semangat yaaaa, kalau kuenya sudah selesai, nanti aku akan memberikannya kepadamu.'' Villary melambaikan tangannya dan Kirrya membalas lambaian itu dari belakang.

''Untung dia tak tau kalau aku membeli benang benang ini'' Kirrya menghela nafasnya dan langsung berlari kerumahnya.

''Mama.. Kirrya pulang'' Kirrya langsung melepas sepatunya dan masuk kekamarnya.

''Iyaa.. apa tak mau makan dulu? Mama sudah membuatkan sup kesukaanmu dan coklat panas'' ucap Claurie, mamanya Kirrya.

''Tidak ma... nanti jam 2 saja'' Kirrya langsung duduk di meja belajarnya dan mulai merajut syal. Mama Kirrya datang dan mengintip ke kamar anaknya.

''Membuat syal untuk Villary ya'' ucap Claurie
''Iya ma'' Mama Kirrya meletakkan sup dan coklat panas di meja belajar Kirrya.
''Coklat panasnya diminum ya.. kalau enggak nanti jadi coklat dingin''
''Iyaaa.. iyaa..Kirrya mau sendiri, mama baca majalah mama aja yaa.. atau buat kue aja untuk Villary yang lusa ulang tahun''

''Oke deh..kalau anak mama gak mau di ganggu'' mama berjalan keluar
''Mama..'' Claurie menoleh ke arahnya dan tiba-tiba Kirrya memeluk erat mamanya.

''Jangan pergi..jangan tinggalin Kirrya'' Kirrya memeluk Claurie erat-erat dan menyembunyikan mukanya.
''Ehh.. kenapa anak mama tiba-tiba...'' Claurie. Kirrya menggelengkan kepalanya.
''Iyaa.. mama enggak akan pergi kok, mama selalu ada di hatimu sayang..''Claurie memeluk Kirrya dengan penuh kasih sayang dan mengelus kepala putri satu-satunya itu.

Claurie meninggalkan putrinya dan menutup pintu kamar Kirrya agar anaknya itu kembali fokus merajut.
''Kenapa aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi saat aku memeluk Kirrya.. semakin kuat dan sangat kuat. Apa aku harus menyerahkan kacamata itu sesegera mungkin? Aku harus menyerahkannya di hari Villary ulangtahun. Astagaa!! Aku lupa mereka ulang tahun dihari yang sama.. ibu macam apa aku ini, ulang tahun anak sendiri saja bisa lupa'' Claurie bergegas keluar dan pergi ke toko kue untuk membeli bahan-bahan kue.

The Adventure of MedeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang