Semifinal - Symbol: Pi Arc

736 55 7
                                    

Oleh: 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oleh: 

Aku membuka mataku. Menatap tajam ke arah mentari di sela-sela dedaunan. Aku sedang lomba menatap dengan matahari. Kira-kira siapa di antara kami yang akan berkedip lebih dulu?

"AAAAGHHH!!! PANAAASSS!!!"

Tentu saja aku yang akan kalah. Masih enam jam lagi sampai matahari memejamkan matanya. Anehnya kenapa aku melakukan hal bodoh ini?

"APA TIDAK ADA SIAPA-SIAPA DI SINI???!!!!"

Ya, aku baru ingat alasannya. Aku bosan.

Sudah lima hari sejak aku dilemparkan ke pulau asing dari pesawat terbang. Tanpa perbekalan bahkan tanpa parasut, aku dipaksa bertahan hidup di sini. Untungnya aku jatuh di daerah pepohonan, jika tidak, mungkin aku sudah mati.

Bercanda.

Mana mungkin aku akan mati. Itu hal terakhir yang ada dalam pikiranku.

Selain aku, ada 23 orang lainnya yang dilemparkan ke pulau ini. Namun, sejauh apa pun mencari, aku tidak bisa menemukan satu pun dari mereka yang masih hidup. Tentu saja yang sudah jadi mayat kutemui beberapa. Apa jangan-jangan semuanya sudah mati karena jatuh dari pesawat?

Nampaknya tidak bisa dipercaya kalau semuanya mati. Makhluk seperti kami tidak akan mati begitu saja karena dijatuhkan dari pesawat. Ya, karena kami bukan manusia biasa.

Pada tubuh kami terukir simbol, suatu konsep dasar yang memberikan kami kekuatan unik yang beragam. Simbol ini tidak semata-mata tumbuh pada tubuh kami. Seseorang, atau tepatnya sebuah organisasi misterius yang memberikannya pada kami lewat berbagai eksperimen.

Mereka jugalah yang membuang kami ke sini. Tujuannya hanya satu. Untuk membuat kami bertarung satu sama lain hingga tersisa satu orang. Dengan begitu mereka akan mendapatkan hiburannya.

"Sigma Gun!"

Samar memang, tapi aku menangkap suara manusia. Seorang gadis. Ah, akhirnya aku bertemu dengan orang lain juga di hutan ini. Jika saja tidak ada siapa-siapa, aku pasti sudah gila.

Duarrr

Bumi seketika berdugem. Tubuhku pun ikut bergoyang mengikuti iramanya. Saat aku mulai menikmatinya, guncangan berhenti.

Hutan yang semula lebat kini tersapu rata, menyisakan tanah kering yang terbakar api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hutan yang semula lebat kini tersapu rata, menyisakan tanah kering yang terbakar api. Dari kejauhan kulihat seorang gadis berkucir dengan senapan berukuran besar. Kurasa dialah sumber kegemparan barusan.

Akhirnya, meski pertemuan ini sedikit heboh, aku menemukan manusia lainnya. Namun, tidak hanya satu. Dua orang lainnya muncul dari balik timbunan tanah.

"Sayang sekali Sigma, hanya itukah kemampuanmu?" ucap salah seorangnya.

Gadis yang dipanggil Sigma itu nampaknya kewalahan. Senapannya pun menghilang menjadi cahaya. Kurasa dia sudah mencapai batasnya.

"Psi, kekang dia."

Tanpa basa-basi, pria yang dipanggil Psi pun mengayun tangannya ke depan. Sigma seketika kaku bagai terikat rantai di seluruh tubuhnya. Kemampuan telekinesis kurasa.

"Delta sword."

Cahaya berpendar di tangannya, menciptakan sebuah siluet pedang. Aku memutuskan untuk tetap bersembunyi dan mengamati pertarungan.

"Kau yang di sana, jangan cuma sembunyi!"

Eh?

Dia menatapku meski aku bersembunyi di balik semak. Diarahkannya pedang kepadaku dan seketika pedang itu memanjang. Jantungku tertembus dan tubuhku tertancap di pohon.

"Oi oi oi, kupikir target kalian adalah gadis itu."

"Membunuhmu lebih dulu juga tidak akan ada bedanya."

Delta pun menarik kembali pedangnya. Bodoh sekali dia, hanya luka di jantung tidak akan membunuhku. Yah, karena sudah terlanjur begini, apa boleh buat.

"Pi Beast."

Aura gelap menyeruak dari tubuhku. Kegelapan itu pun menggumpal jadi satu membentuk siluet makhluk berukuran besar.

"A-apa itu?! Na-naga!!"

"A-apa itu?! Na-naga!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Psi berteriak nyaring. Semua mata di sana pun seketika beralih ke arahku.

Ouroboros, naga melingakar yang memakan ekornya sendiri. Itulah wujud dari kekuatanku.

Sebenarnya kekuatan ini hanya meningkatkan kemampuan fisik hingga tak terbatas dan membuat hidupku mengulang dalam lingkaran keabadian. Namun, dalam permainan di mana nyawa sebagai taruhannya, kekuatanku tidak terkalahkan.

"Heh, kalian yang bahkan harus bekerja sama untuk mengalahkan seorang gadis, tapi kalian berani menantang sosokku yang abadi ini. Sungguh tidak lucu."

Aku pun bergerak secepat kilat. Mendekat ke samping tubuh Psi dan menghujamkan tanganku ke dadanya. Darah segar menyemprot ke luar, memandikan atmosfir dengan bebauan anyir.

Delta yang melihatnya segera bereaksi memasang posisi siaga. Dipanjangkannya pedang dan segera menebas ke arahku. Kuhalau laju pedangnya dengan tangan kiri, membiarkannya tanggal saat aku memperkecil jarak kami.

Antara aku dan Delta kini hanya terpaut satu meter. Tanganku yang tanggal bergerak kembali menempel di lenganku, bekas lukanya menutup, dan tanganku utuh seperti normal. Segera setelahnya, kutajamkan tanganku dan menembus tenggorokannya.

Darah pun berhamburan dan wajahnya memucat. Tak lama, dia pun tumbang menyisakan tubuh tak bernyawa.

Dalam sekejap itu pertempuran berakhir. Kulihat Sigma masih terduduk karena lelah. Mata birunya menatapku gamang.

"Kau bisa berdiri?"

Kuulurkan tanganku untuk membantunya bangkit.

"Te-terima kasih sudah menolongku."

Suara lembut nan merdunya menggelitik telingaku.

"Yaah, aku sebenarnya tidak bermaksud menolongmu."

"Yang manapun itu, aku berterima kasih."

"Kumohon jangan salah paham dulu, sebenarnya aku ..., ingin membunuhmu."

Sekali lagi kunodai tanganku dengan darah. Tatapannya berubah kaget saat tanganku memegang jantungnya. Setelah kupecahkan jantungnya, kubuang dia ke sembarang tempat.

"Hehe, hahahaha! Akhirnya aku bisa membunuh peserta lainnya."

Rasa puas ini benar-benar nikmat. Tubuhku tak bisa berhenti bergetar karena kesenangan. Untung saja aku menemukan mereka. Jika tidak, aku pasti akan menghancurkan pulau ini.

"Baiklah, saatnya mencari mangsa baru."

NPC Tournament 2017 - The Fantastic FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang