"Gyu-ah, kau harus makan sayang". Hyuk, sang suami membujuk istrinya.
Ia menyuapi sesendok nasi yang ia bawa dari dapur, hyuk telah memasak makanan kesukaan sang istri tapi sang istri tetap tidak mau membuka mulutnya.
"Gyu-ah, kau tidak makan sejak kemarin, kasian uri Hyogi". Bujuknya, sekarang memakai nama anaknya berharap sang istri mau membuka mulutnya untuk memakan masakannya.
Hyuk memandang Gyu yang masih memandang bayi mereka berumur 6 bulan di box bayi yang tidak jauh dari tempat mereka duduk, bayi perempuan yang cantik.
"Lihat, Hyogi ingin ibunya makan disuapi ayahnya, Hyogi tidak menangis meski tidak digendong, ia bermain sendiri". Katanya Hyuk beralih pandangannya ke Hyogi, bayi mereka yang sangat sehat.
Han Hyogi, itu nama anak mereka, seorang bayi berumur 6 bulan yang sedang main- main dengan boneka karet bebeknya, kadang ia tertawa sendiri, kadang ia harus merengut kesal karna gemas dengan bebek karetnya yang kenyal apabila dia gigit.
"Memang anak ayah sudah punya gigi, bisa mengigit bebek ?". Sang ayah, SangHyuk meletakkan piring ke meja dekat istrinya dan mendekati anaknya.
Ia mengendong dan berbicara dengan anaknya, ini kah yang dikatakan ikatan batin seorang ayah kepada anaknya ?
Hyogi sangat pintar ketika diajak bicara ayahnya, ia melonjak- lonjak kegirangan ketika tau ayahnya menggendongnya dan mendekatkannya pada ibunya.
"Hyogi-ah, ibu tidak mau makan, apa Hyogi mau menyuapi ibu ?". Hyuk masih tetap membujuk istrinya makan kali ini dengan bantuan anaknya.
"Nanti jikalau ibu tidak makan, Hyogi tidak bisa menyusu pada ibu". Kata Hyuk.
Tiba- tiba menurut pendengaran Hyuk, Hyogi menangis keras.
"Ah sayang, iya Hyogi tetap bisa menyusu pada ibu". Hyuk menenangkan anaknya, sepertinya anaknya tau jikalau ia akan kelaparan jika ibunya tidak makan. Anak Pintar.
Sementara itu
5 orang namja dan juga pasangannya sedang melihat interaksi Hyuk di sebuah ruangan rumah sakit. Hyuk menggendong boneka yang sudah lusuh dan dia berbicara sendiri sembari membujuk boneka -yang apabila dilepas susu dot nya, boneka itu bisa menangis- agar tidak menangis, seorang perawat rumah sakit memberikan dot susunya dan memberikan kepada boneka itu, boneka itu berhenti menangis. Hyuk senang bonekanya -yang ia kira anaknya- tidak menangis lagi.
"Hyuk-ah, anaknya sini aku gendong, kau harus istirahat siang". Perawat itu membujuk Hyuk.
"Tidak, nanti dia menangis lagi". Jawab Hyuk dengan wajah yang cemberut.
"Tidak akan, percaya sama ibu". Bujuk perawat itu lagi.
Akhirnya Hyuk memberikan boneka itu dan perawat itu menaruh di box bayi dekat ranjang rumah sakit Hyuk.
"Hyuk sekarang tidur ya tapi minum obatnya dulu". Pinta perawat.
"Obatnya pahit, hyuk tidak suka". Hyuk seperti anak kecil, menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang sangat imut.
"Nanti dedek bayi gak bisa liat Hyuk sembuh, Hyuk mau menemani dedek bayi kan ?". Perawat membujuk lagi.
Hyuk pun menganggukkan kepalanya dan meminum obatnya setelah itu ia memeluk guling besar - yang ia anggap istrinya- dan jatuh ke alam mimpi.
"Jadi bagaimana dengan adik saya, dokter ?". Tanya Cha Hakyeon.
"Adik anda sejauh ini tidak teriak dan mengamuk lagi". Jawab Dokter.
"Apakah ia akan sembuh ?". Tanya Baek Seongeun, Istri dari Cha Hakyeon.
"Bisa, asal ia di dukung oleh orang- orang terdekatnya". Jawab Dokter lagi.
"Minggu depan kita harus ajak ia ke pemakaman istrinya". Usul Lee Hongbin yang menggendong seorang anak, Han Hyogi berumur 3 tahun, itu anak Hyuk yang sekarang dirawat oleh Hongbin dan istrinya Park Rheeyo.
"Itu ide bagus, siapa tau Hyuk langsung terbuka pemikirannya". Usul dokter.
Mereka melihat lagi Hyuk yang sedang memeluk guling besar yang ia kira istrinya dan mencium guling itu dengan sayang.
"Hyogi- ah, kau tumbuh besar ya nak, ayah akan membuatkan gaun yg cantik untukmu tiap hari". Hyuk menggendong bayi Hyogi yang berumur 3 hari.
"Hyukie, bawa sini Hyogi, aku akan menyusuinya". Pinta Gyu, istrinya.
"Hyogi sudah besar mama, ingin main dengan ayah sebentar". Hyuk menirukan suara anak- anak dan malah memeluk bayi Hyogi dengan erat. Mereka sempat tertawa dengan itu.
Entah kenapa dari arah tubuh bawah Gyu mengeluarkan darah dan tubuhnya makin lemah, wajahnya pucat.
Hyuk yang panik segera memanggil dokter masih dengan menggendong bayinya, segera dokter datang dan memeriksa Gyu sementara Hyogi sudah dibawa keruangan khusus bayi oleh suster jaga.
Hati Hyogi hancur ketika dokter mengatakan pendarahan hebat dan pihaknya tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut.
Tepat 06.00 pagi Park Gyu meninggalkan Han Sanghyuk dan Han Hyogi untuk selamanya, Hyuk terpukul dengan kejadian ini, ia memukul tembok rumah sakit dengan keras hingga harus dihentikan oleh Kim Wonshik dan Jung Taekwoon. Kekuatan Hyuk sangat besar hingga akhirnya ia tak sadarkan diri selama 2 hari, sejak itulah ia beranggapan istrinya masih hidup dan bertingkah layaknya orang yang kehilangan akal "orang gila".
Hyogi yang masih bayi membutuhkan pengasuh yang baik, disaat itu Lee Hongbin dan Park Rheeyo bersedia menjadi wali anak tersebut, mereka mendidik Hyogi seperti 3 anak mereka yang lain.
"Kita pulang, biarkan Hyuk-ie istirahat". Pinta Lee Jaehwan dan diangguki oleh sahabat- sahabatnya yang lain.
Saat mereka berbicara sebentar di tempat parkir dari arah lantai 3 mereka mendengar benda jatuh, mereka segera melihat ke tempat kejadian.
"HYUK-IEEEEE". mereka serempak berteriak karna yang jatuh adalah Han SangHyuk.
Hakyeon membawa hyuk ke pangkuannya diikuti oleh sahabat- sahabatnya yang melihat Hyuk yang sudah mengeluarkan darah pada hidung dan mulutnya.
"Hyuk-ie bertahanlah". Pinta Hakyeon yang menangis.
"Ani....hyung, Gyu su..sudah menungguku di...sana". Katanya menunjuk langit.
"Hyuk, ingat Hyogi, hyuk". Hongbin agak keras bicaranya.
"Aku ti...tip..kan pa..damu hyung". Hyuk melihat sejenak ke Hongbin dan beralih ke Rheeyo dan Hyogi agak lama.
Kemudian Hyuk menatap sahabat dan kakak sepupunya satu persatu setelah itu ia menutup matanya dan menggapai tangan istrinya yang menjemputnya ke surga.
Jatah Hyuk-ie kenapa begini ???
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
FanfictionMendeskripsikan rasa sakit dalam kehidupan. Member VIXX & para OC