Part 3

35 7 0
                                    

07.15am

Arrabella POV

Langkah kakiku menyusuri koridor sekolah seraya berlari kecil. Bel masuk akan berbunyi 10 menit lagi. Aku tidak terlambat. Hanya saja aku tidak mau bertemu dengan monster yang mengawasi kelasku. Siapa lagi kalo bukan ka Zaidan yang katanya Most Wanted Boy yang dipuji kaum hawa bak malaikat cinta yang akan membuat kaum hawa seperti berada di surga dunia. Bagiku dia juga seperti malaikat, tapi bukan malaikat cinta, melainkan malaikat maut berjubah hitam dan membawa kapak, atau dia seperti monster menyebalkan yang wajahnya tak terbentuk dan badannya berwarna hijau.

Sedikit lagi aku akan sampai di pintu kelas. Selagi aku berjalan, aku terus terusan merapalkan doa agar monster itu belum datang ke kelasku. Tapi,  apa yang kita harapkan tidak selamanya bisa terkabul. Aku melihat monster itu berdiri didepan pintu kelas seraya memasukkan tangannya kedalam kantong celana abu abunya. Wajah datarnya itu membuatku muak.

"Good morning Ms. Raina" sapanya dengan senyum yang mengembang

'apa dia punya kepribadian ganda? Terkadang sikapnya baik dan terkadang sebaliknya' 'batinku

Aku menghela nafas kasar. Aku harus menghargainya. Bagaimanapun dia kakak kelasku. Apalagi dia orang terpandang di sekolah ini.

"Hey, are you okay?" Tanyanya dengan raut wajah yang terlihat cemas

"Yeah i'm okay, and good morningtoo Mr. Altav" ucapku seraya mengembangkan senyum terbaikku

Zaidan POV

Are you serious?

Dia tersenyum padaku

Dia memanggil nama belakangku

Jika ini mimpi jangan bangunkan aku Tuhan

Senyumnya membuatku merasa ada yang aneh dihatiku. Senyumannya sangat manis. Aku ingin melihatnya tetap tersenyum dan aku berjanji akan membuatnya tersenyum jika dia terus bersamaku.

"Hey kenapa kau melamun?" Ucapnya membuyarkan lamunan ku

"Ah ya aku tidak melamun" elakku

"Ya terserah kau saja. Boleh aku masuk?" Tanyanya

"Ya silahkan" ucapku tersenyum tulus

Arrabella POV

'Kenapa aku ikut tersenyum' batinku

Harus kuakui, senyuman Zaidan bisa membuatku sedikit merasakan sensasi aneh. Aku merasa seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di perutku. Aku tersenyum.

"Hai Arra"

"Hai Zalvaca"

"Apa kau dimarahi ka Zaidan?"

"Tidak"

"Baguslah. Kalo gitu aku kembali ke tempat dudukku ya"

"Ya, kembalilah ke tempat asalmu Zalvaca Tasha"

"Panggil aku Aca atau Tasha, jangan membuat aku pusing karena kau memanggil nama panjangku" Aca terkekeh

Zalvaca Tasha, orang yang memanggilku semalam saat di lapangan indoor. Katanya, dia ingin berkenalan denganku karna menurutnya aku cantik dan mirip seperti Sahar Luna.

Aku tau aku cantik tapi jangan samakan aku dengan orang lain.

Apa aku baru saja memuji diriku sendiri?

Sadarlah Arra. Kau hanya perempuan yang berasal dari keluarga miskin. Aku tersenyum kecut.

"Ehemm"

"Arra, arraa"

Aku tersadar dari lamunanku. Menarik nafas dan membuka mataku, aku terpaku saat melihat bola mata berwarna abu-abu yang ada di hadapanku. Aku menelan ludah saat melihat siapa yang ada di hadapanku saat ini. Pahatan wajahnya sangat sempurna. Bola matanya yang berwarna abu-abu, kulitnya seputih salju,  rambutnya yang berjambul-

"Zaidan lo disuruh ke lap- Astaga Zaidan ini masih jam sekolah dan lo apain anak orang" teriak seseorang membuatku berhenti memuji Zaidan dalam hati dan mengalihkan pandangan ke arah Maureen.

Maureen senyum senyum sendiri. Kenapa nih anak?

Aku mengedarkan pandanganku ke arah lain. Yang kutemukan hanya pandangan iri siswi dikelas ini.

"Sepertinya temen gue yang hatinya sedingin freezer kulkas udah mulai leleh. Kenapa? Mati listrik di badan lo jadi gabisa nge-cok freezer kulkas dihati lo Dan? Noh cok dirumah gue aja, masih banyak kok stopkontak dirumah gue" ucapnya seraya tertawa terbahak-bahak karna tak percaya sahabatnya ini dekat dengan perempuan

Zaidan menatapnya tajam

Yang ditatap hanya mendelik acuh

Dia menoleh ke arahku dan menjulurkan tangannya seperti tanda berkenalan

"Hai, gue Farrel Alvaro. Gue anak MOS kelas sebelah, kelas Ironman. Zaidan udah gue anggap abang gue sendiri, jadi gue harus milihin pacar yang baik buat King Ice -nya Harapan International School" ucapnya seraya memandangku kagum

"Gue Arrabella Raina, just call me Arra" jawabku singkat dan membalas uluran tangannya disertai senyuman khas bibirku.

Bagiku, Farrel sangat menawan. Wajahnya terlihat tampan dengan rambutnya yang berjambul, alis matanya yang tebal, hidungnya mancung dan bibirnya yang sensual. Tapi sayang, Zaidan lebih sempurna dibandingkan dengan Farrel.

"Oh iya Dan lo disuruh jumpain Ketos. Ada pengarahan buat peserta MOS."

"Jadi, kenapa lo yang disuruh kesini?" Ucap Zaidan disertai tatapan tajam

"Gue disuruh ka Vannaira, dia mager ngomong sama lo, abis ngomong sama lo gapernah direspon, berasa lagi ngomong sama patung liberty." Dengus Farrel

"Yaudah pergi sana"

"Really? Okay sure, tega lo sama gue Dan" Farrel mendramatiskan keadaan dengan menaruh tangannya di dada

Farrel melenggang meninggalkan kelas disusul oleh ka Zaidan yang sepertinya akan menjumpai Ketos.

"Gila lo pake sesajen Mbah apa Ra? 2 Most Wanted Boy bisa deket sama lo, gue iri Ra hiks" Ucap Maureen terlihat berlebihan.

"Mbah Google"

"Really?"

"Yeah"

"Serius anjir"

"Apanya?"

"Lo tau siapa Farrel?"

"Gak"

"Dia Most Wanted Boy disekolah. Walaupun baru 2 hari masuk sekolah, nama dia udah terkenal seantero sekolah. Denger denger sih dia players. But dia unyu"

"Gue ga nanya Reen. Sejak kapan lo jadi tukang gosip. Jangan sampe lo terkenal karna gelar 'The Queen of Gossip or Hotnews' ih geli gue"

"Ih gue bukan tukang gosip, emang Farrel nya aja yang famousnya seperti Zaidan. Lo gatau aja kalo sekolah lagi bahas Farrel terus terusan."

"Iyadeh terwhatever lo aja Reen"

Author POV

"Semuanya keluar dari kelas menuju lapangan indoor, akan ada pengarahan dari ketos" ucap Zaidan menginstruksi

Arra dan Maureen jalan keluar kelas beriringan.

"Hey"

Arra dan Maureen sontak membalikkan badan

"Ada apa Ca?" Tanya Maureen

"Boleh aku ikut dengan kalian?"

"Kenapa tidak? Ayo" ajak Arra

"Thanks Ra, Reen" Aca tersenyum tulus

Mereka bertiga jalan beriringan, saat di koridor sekolah mereka mendapat tatapan kagum dari siswa siswi yang sedang menuju lapangan indoor.

"Arra, wait"

*****

Daniel Skye as Farrel Alvaro

Vomments diperlukan

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang