Part 6

32 9 2
                                    

Author POV

Arra sontak menoleh ke arah Farrel

"Apa?" Tanya Farrel bingung

"Lo suka sama band ini?" Tanya Arra

"Maybe, belakangan ini gue suka sama lagu lagunya" jawab Farrel seadanya

"Lo tau sama personilnya?"

"Tau"

"Siapa yang lo suka diantara mereka berempat?"

"Gue suka style dan suaranya Mikey, kenapa lo nanya gitu?" Farrel menoleh sekilas

"Gue juga ngefans sama band ini, gue suka lagunya" Arra tersenyum senang membayangkan idolanya

"Oh ya? Lo suka sama siapa diantara mereka berempat?" Tanya Farrel

"Gue suka sama Calum"

"Calum Thomas Hood?"

"Yeah, he's so cute"

"But, Mikey lebih cute" Farrel mulai menggoda Arra

"No, Calum lebih cute"

"Serah lo ae Ra" Farrel memutarkan bola matanya

"Lo ga akan pernah menang adu bacot sama gue" Arra tersenyum menang

"Gausa banyak bacot lo, udah sampe nih lo mau gue kunciin di mobil?"

"Lo yang banyak bacot" ucap Arra seraya membuka pintu mobil

'pintunya masih dikunci' batin Arra

"Bukain pintunya woy!" Teriak Arra menggema di mobil

"Berisik lo"

Farrel mendekatkan wajahnya ke arah Arra. Mengunci jarak diantara mereka dengan menempelkan dahinya dan dahi Arra sehingga membuat hidung mancung mereka bersentuhan

'deg

Farrel merasakan daerah dadanya mulai berdesir hebat. Dilain tempat, Arra terpaku dengan sosok yang ada di depannya saat ini dan memejamkan matanya seolah menunggu apa yang akan dilakukan orang yang ada didepannya yang hanya berjarak 2 sentimeter darinya.

"Kena lo!" Tawa Farrel seiring dengan bunyi kunci mobil yang terbuka

"Anjir lo Rel" sungut Arra menjauhkan wajahnya seraya mendaratkan kakinya keluar dari mobil hitam itu

Meskipun didalam sana, hatinya masih berdegup kencang. Farrel mencoba menetralkan rasa yang dianggapnya virus itu

'aneh

Farrel meremas pelan ulu hatinya yang masih menari nari didalam sana, sedetik kemudian..

"Ayo" Farrel menggenggam tangan Arra

Arra mengangguk mengiyakan

Mereka berjalan menuju kelas MOS. Ini hari terakhir mereka menjalani masa orientasi dan setelah itu mereka akan menjadi siswa-siswi resmi disekolah elite ini.

Saat menyusuri koridor, Farrel melihat keributan di keramaian ditengahtengah koridor itu, begitu juga dengan Arra, dia juga melihatnya. Farrel ingin melihatnya dan menarik tangan Arra untuk mengikuti langkahnya. Sementara yang ditarik hanya berpasrah ria.

"Lo tau? Lo cuma murid beasiswa dan gak mampu disini. Lo gak berhak deketin gue. Karna apa? Karna lo tau sendiri tipe cewek gue yang harus diatas standard ekonominya dan tentu perangainya. Jadi, berhenti ngejar ngejar gue, atau lo bakal gue bully lebih dari ini. Dan inget omongan gue baik baik kalo lo gamau jadi sasaran tatapan mata sinis siswi disini cewek kampung!" Suara bass itu menggema di koridor dan disaksikan oleh seluruh siswa siswi yang ada di koridor itu pagi ini.

Arra mendengar jelas setiap kata kata yang keluar dan menjadi kalimat yang secara tidak langsung menyindir dirinya. Dia penasaran dengan orang yang suaranya mengisi kekosongan pagi dengan teriakan dari suara bass itu.

Farrel dan Arra terkejut melihat apa dan siapa yang mereka lihat dihadapan mereka saat ini. Seorang Zaidan Altav sedang berdiri dan melipat tangannya di dada seraya menatap tajam perempuan nerd yang terduduk lesu dilantai keramik itu.

"Dan buat semua cewek yang ekonominya dibawah standard ataupun yang bisa masuk sekolah ini karna beasiswa dan gak mampu, tolong jauh jauh dari gue karna cewek kaya gitu ga pantes buat gue, paham?" Sambung Zaidan dengan sorot mata tajam kemudian dia melenggang pergi ke kelas yang diawasinya, kelas Batman.

Sementara disisi lain, Arra yang mendengarkan setiap perkataan Zaidan merasakan hatinya mencelos, padahal dia berniat ingin menjadikan Zaidan dan Farrel menjadi teman baiknya setelah Maureen dan Aca tentunya.

'mungkin cuma farrel yang bisa jadi teman baik gue, ga mungkin Zaidan mau punya temen miskin kaya gue' batin Arra seraya tersenyum pahit

Dia bertekad mulai saat ini dia tidak akan mendekati Zaidan lagi.

"Arra hey! Lo denger gue kan?" Kejut Farrel membuyarkan lamunannya

"Rel, lo mau jadi temen gue?" Tanya Arra spontan

Farrel terkejut mendengar lontaran kata dari Arra, dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat ini. Dia sangat senang bisa dianggap teman oleh Arra meskipun sebagian hati kecilnya meminta hal yang lebih dari teman

"Sure, kenapa engga? Gue seneng kok jadi temen lo" jawab Farrel tulus

"Lo yakin mau temenan sama gue? Gue kan orang miskin." Tanya Arra seraya menundukkan kepalanya

"Hey, look at me, lo cewek terbaik yang pernah gue temuin" Farrel menangkup pipi Arra dan menatap lekat bola mata milik Arra

Arra melangkahkan kakinya disepanjang koridor, dia bersyukur hari ini Zaidan tidak mengganggunya dan tidak menyapanya, dengan begitu dia bisa menjauhi Zaidan dengan mudah.

MOS telah selesai, dia bisa jadi siswi resmi disini. Arra sangat lelah karna aktivitas hari ini yang menguras banyak tenaganya. Dimulai dari mencari dan mengejar anggota osis untuk dimintai tanda tangan, hingga dirinya yang tiba-tiba dipanggil ke podium untuk memberi sepatah dua patah kata untuk siswa siswi yang ada di sekolah karna dirinya yang bisa masuk sekolah ini dengan nilai tertinggi.

Selagi Arra sibuk dengan pikirannya, dia tidak menyadari ada seseorang yang dilewatinya. Orang tersebut heran mengapa Arra mengacuhkannya begitu saja, dia memutuskan untuk mengejar dan memanggil Arra.

"Arrabella Raina"

*****

Gue cuma minta vomments kok:)

-cm

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang