Chapter 2; Langit

7 0 0
                                    

Hari ini Jingga memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Begitupula sahabatnya, Raka. mereka berdua menghabiskan waktu di sebuah Mall di tengah kota. Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka berdua untuk membolos dan pergi ke Mall. kadang hanya sekedar berjalan-jalan dan makan ice cream, kadang juga mereka menonton film, atau bermain di tempat main.

Awalnya Raka sempat menolak untuk membolos, ia baru saja sehari belajar di SMA dan sudah membolos. tetapi demi sahabatnya yang satu ini, ia akan rela mengorbankan apapun.

"Rak, mulai besok gue gamau tertutup deh" ujar Jingga sambil memandangi keramaian. Raka mengerutkan dahinya, menandakan belum mengerti dengan apa yang dimaksud Jingga.

"tuhkan, lemotnya muncul..maksud gue, mulai besok gue gamau main sama elo terus, gue mau nyari temen..mau main sama banyak orang, kayak pas di SMP" jelas Jingga sambil tersenyum tipis.

"ohhh,,gua ngerti..tapi ya, anak-anak udah ngecap elo sebagai cewek gak bener, mungkin kalo lo nyari temen cowok gampang, secara anak cowok lebih cuek,,tapi temen cewek?" ujar Raka panjang lebar. Jingga hanya tertawa pelan mendengarnya.

"kalo udah ada niat dan guenya usaha, pasti ada hasilnya lah...makanya lo bantuin gue juga Rak! lo kan udah lumayan punya banyak temen di Jaya," kata Jingga sambil menepuk-nepuk pundak Raka.

Bisa dikatakan, Jingga merupakan anak yang sangat terkenal di SMPnya. tiga angkatan pasti mengenalnya. ia juga menjadi kebanggaan gurunya. Bagaimana tidak? Jingga sangat cantik, ia juga mempunyai taste yang bagus di bidang fashion. tak hanya itu, nilainya sangatlah bagus. ia tidak pernah merasakan remedial, ataupun melihat nilai rapot yang merah. Walaupun ia sering bertengkar dengan temannya atau melanggar peraturan-peraturan ringan disekolahnya, ia selalu sopan dengan gurunya. ia juga tidak pernah menerapkan senioritas dengan adik kelasnya.

tetapi, sikapnya yang blak-blakan, cuek, dan terlihat kurang feminim, belum bisa dimengerti oleh teman-temannya di SMA Jaya. mereka merasa Jingga adalah anak yang suka melanggar peraturan, suka berurusan dengan guru BP dan pemalas. Padahal sebenarnya tidak.

------------------

"jadi, sekarang lo janji sama gua, gabakal bolos lagi kecuali emang bener-bener penting ya?" ujar Raka Sambil tersenyum.

"iyaa bawell, gue janji" ujar Jingga sambil balas tersenyum lalu berjalan pelan meninggalkan Raka dan masuk ke dalam rumahnya. Melihat Jingga yang sudah masuk, Raka segera menaiki mobilnya lalu pergi meninggalkan pelataran rumah Jingga yang megah.

ia menambah kecepatan motornya untuk menuju sekolah. sore ini, Raka akan memulai latihan perdananya di Ekskul Basket. ya, Raka memang pecinta basket. Walaupun ia bolos sekolah, ia berikrar untuk tidak pernah bolos atau meninggalkan basket. Cita-citanya hanya ada pada basket.

sesampainya ia disekolah, Raka segera berganti pakaian dan memulai pemanasan. saat sedang melakukan pemanasan, tiba-tiba seorang laki-laki dengan tinggi yang sama dengannya datang. terlihat seperti anak dari keluarga kaya yang tenar disekolah sebelumnya. ia tahu betul anak ini berasal dari kelas 10, sama sepertinya.

"salam kenal, gua Langit..lo Raka kan? sorry kalo sksd, gua baru aja masuk Jaya hari ini" ujarnya sambil tersenyum tipis. Melihat itu, Raka tau orang didepannya adalah orang baik, Raka balas tersenyum dan menganggukkan kepala.

"lo pindahan? kok pindahnya pas banget baru-baru gini sih? oiya, lo tau gue darimana?" tanya Raka dengan wajah penasaran. Langit hanya tertawa pelan lalu berlari meninggalkan Raka untuk memulai pemanasannya.

"baik-baik Rak sama si Langit, gue juga nitip dia ke elu, sama kayak Jingga" ujar seseorang dari belakangnya. Raka segera membalikkan tubuhnya dan melihat Ghiffari dengan wajah penuh keringat disana. Raka tau Ghiffari merukapan kapten tim basket SMA Jaya yang amat dibanggakan, jadi sudah sewajarnya ia ada sore ini. tapi, apa hubungannya dengan Langit dan Jingga?

ParasiteWhere stories live. Discover now