mereka memasuki kamar hotel chanyeol, chanyeol yang membawa satu koper pink milik baekhyun dan empunya hanya memakan coklat yang diberikan kepada calon suaminya
"kau suka?" tanya chanyeol kepada gadisnya
"hmm, coklat selalu membuatku bahagia" jawab gadisnya chanyeol
"sepertinya pertanyaan dan jawaban tidak ada hubungannya" kekeh chanyeol
"..." gadis itu hanya asik dengan benda yang dimakannya
"dasar anak tk" ejek chanyeol melihat coklat yang menempel di sudut bibirnya dan sengusapnya dengan tangan chanyeol
"gunakan mulutmu" perintah baekhyun dengan memonyongkan bibirnya
"siapa yang mengajarimu hem?" tanya chanyeol tepat 0,5 cm dari wajah baekhyun, ouh terlalu dekat
"sudahlah, ini naluri kekasih pada kekasihnya, kau tidak mau yasudah" baekhyun ngambek dan beranjak dari ranjang mereka
"kapan aku mengucapkan kata nista itu sayang? kau ingin? maka aku akan menginginkannya lebih jauh" tarik chanyeol pada baekhyun hingga baekhyun terlentang di ranjang dan segera chanyeol kunci pergerakannya dengan menindihinya
rok baekhyun yang terlampau pendek hingga hampir terbuka memamerkan underwearnya
"aku baru tahu sisi liarmu tuan park" ujar baekhyun semakin menganggkat roknya yang pendek hingga paha dalamnya sangat terlihat
"wow, kau membakar tubuhku dengan api gairah byun" gusar chanyeol yang merasa adiknya berdiri dan ia melepas jas nya dan hanya mengenakan kemeja
"kalau begitu, bakar aku juga, aku memohon" bisik baekhyun tepat di kuping chanyeol
"akan kubuat kau kecewa dengan perkataanmu" chanyeol yang sudah hilang kendali, mulai menciumi bibir gadinya yang sangat menantang ingin dimakan
baekhyun yang pasalnya belum pernah melakukan french kiss merasa seluruh tubuhnya memanas apalagi di bagian kewanitaannya
"Ahh" desahan satu lolos dari mulut imut baekhyun yang dimainkan oleh masternya, chanyeol
lidah chanyeol memasuki mulut manis baekhyun, sangat gila, ciuman chanyeol mulai membuat baekhyun gila hingga areanya banjir
baekhyun memukul dada chanyeol, pertanda ia sudah kehabisan oksigen
"kau menyesalinya?" tanya chanyeol sembari meniup cupinf baekhyun
"ssshh, perkosa aku" lampu hijau bagi tuan park, ia semakin bersemangat untuk bercinta dengan tuan putrinya
chanyeol mencium, menjilat bahkan menggigit leher putih susu baekhyun hingga baekhyun mengerang nikmat karena area tersebut area sensitifnya
"ahnn, sshh" masih dengan desahan yang mengalun indah, chanyeol tidak berhenti dengan leher calon istrinya yang 20 cm lebih pendek darinya
chanyeol menjauhkan kepalanya dari leher baekhyun, ia menggerakkan tangannya ke baju baekhyun yang sudah tidak berbentuk, ia membuka kancing kemeja baekhyun satu persatu, dan baekhyun juga membuka kemeja chanyeol satu persatu dan melepas kemeja masing masing
"kau sixpack" puji baekhyun pada chanyeol
"ini untukmu" gombal chanyeol
mata chanyeol hanya menatap dada baekhyun dengan bra hitam milik baekhyun dengan belahan payudara yang sangat terlihat menandakan dada baekhyun tidak bisa dikatakan ukuran normal dan juga tahi lalat yang berada di payudara kanan baekhyun menambah kesan sexy dan imut
"sexy baek" puji chanyeol dengan mengarahkan tangannya ke punggung baekhyun menjari pengait yang menghalangi dia melihat gunung terindah
klik
kaitan tersebut terlepas, baekhyun hanya terdiam, ia menutupi dadanya serta pipinya memanas menandakan ia sangat malu pada lelaki didepannya, ia takut chanyeol tidak menyukainya
"sayang, mengapa kau tutup?" tanya chanyeol dengan suara sangat sexy
"aku takut kau tidak menyukainya chan" takut baekhyun
"seluruh yang ada pada dirimu aku selalu menyukainya sayang, percaya padaku ya" tatap chanyeol pada kedua mata baekhyun
"baiklah"chanyeol membuka tangan baekhyun yang menutupi daging kenyal calon miliknya dan menarik kain hitam dari dada baekhyun, payudara dengan nipple pink dan berisi sangat putih dan bersih dan juga dengan ukuran wow
mata chanyeol tidak berkedip, baru kali ini ia melihat payudara wanita terlebih ini gadis secara live
baekhyun malu payudaranya diperhatikan terus dengan chanyeol
"chan, aku malu, bisakah kau mengalihkan pandanganmu"
"bagaimana ku alihkan dengan ini" chanyeol menekan, memilin dan mengusap usap nipple pink milik chanyeol
"ahh, channn, iyah" baekhyun mendesah, raut wajahnya sangat menggoda, dengan bibir merah yang digigit sendiri oleh baekhyun, dan juga dahi baekhyun berkerut serta matanya ia tutup rapat rapat
nipple pink baekhyun yang semula normal kini menjadi tegang, chanyeol melahap payudara gadisnya dengan lahap, ia ingin mengeluarkan susu dari payudara gadisnya, ia sedot sangat kencang hingga baekhyun meracau tidak karuan
susu pun keluar dari payudara baekhyun dengan deras, nipple baekhyun yang pink kini berubah menjadi merah karena ulah chanyeol
"ahh chann, ini sanghat nikh ahh" baru baekhyun ingin melanjutkan kalimatnya, jari chanyeol yang nakal mulai menyentuh area miss v milik baekhyun, madu cair yang sangat sangat banyak keluar dari celah vagina baekhyun yang masih sempit
"sayang, lihatlah, kau sudah organsme berapa kali huh?" jari chanyeol dapat merasakan betapa basahnya underwear milik baekhyun
"kauh yang salah chann ugh" sepertinya chanyeol tidak akan menyempatkan baekhyun berbicara, ia melepas underwear milik baekhyun dan mulai mencium rakus kewanitaan baekhyun yang harum.
"ohh chann ahh ahh ughh" baekhyun lemas, chanyeol menyedot klit baekhyun hingga membengkak, hingga baekhyun organsme sebanyak tiga kali
chanyeol beranjak dari tubuh baekhyun dan melepas celana jeansnya dan hanya menyisakan boxer hitam nya yang disana terlihat jelas bagaimana adik chanyeol begitu tegak walaupun belum dilepasnya boxer tersebut
baekhyun yang melihat chanyeol melepas boxernya dan melihat kejantan chanyeol yang super super besar dan urat melapisi batangnya, ia berkeringat dingin, apakah muat
"chan, apakah muat?" tanya baekhyun takut takut
"sayang, sudah pasti, jangan takut ya, aku akan membuatmu menjerit nikmat" chanyeol memosisikan adiknya tepat di depan lubang vagina baekhyun dan agak sedikit menggoda klitoris baekhyun yang membengkak hingga empunya merintih nikmat
"baek, aku akan melakukannya, redamlah suaramu dengan menggigitku atau cengkramlah aku"
"baiklah"
.
.
.
.
.
.
Arkhhhhhhh