chapter 3

56 10 6
                                    

"Pertemuan denganmu adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihan, tapi jatuh cinta denganmu itu di luar kendali ku."

Author pov

Lantunan lagu fix you - Coldplay membangunkan Emma dari tidurnya.

Sekarang jam menunjukkan pukul 5 pagi.
Emma beranjak dari kasurnya dan langsung mandi, setelah itu melaksanakan shalat subuh.
Memang sikap Emma sudah berubah, tetapi dia tetap tidak akan pernah merubah dirinya menjadi orang yang meninggalkan kewajibannya sebagai umat beragama.

Hari ini adalah hari Senin, hari yang dimana selalu diadakan upacara bendera selama kira kira setengah jam, membuat sebagian siswa mengeluh, begitu pula dengan Emma, untungnya ia gadis yang kuat dan tidak sakit sakit an, jadi dia tidak pernah jatuh pingsan saat upacara.

"Kak, buruan turun ntar telat masuk sekolahnya lho.." teriak ibunya memanggil Emma untuk segera turun.
"Iya Bun." jawab Emma sambil menuruni tangga.
"Kak sarapan dulu gih, udah bunda siapin nasi goreng kesukaanmu.." perintah ibunya.
"Nggak Bun, nanti Emma sarapan di sekolah aja, ntar telat ikut upacaranya." jawab Emma dengan sedikit terburu buru.
"Emma berangkat dulu ya Bun, assalamualaikum.." ucap Emma sambil mencium punggung tangan ibunya.
"Waalaikumsalam, hati hati ya kak."

Emma bersekolah di SMA Garuda Nusantara yaitu salah satu sekolah favorit yang ada di Jakarta dan sekarang ia duduk di kelas XI IPA 3.


Emma sampai di sekolah pukul 06.50 artinya masih ada waktu sebelum upacara dimulai.
Ia menaiki tangga sekolah dengan santai dan hanya memandang ke depan tanpa memperdulikan sekitarnya.

Sesampainya di kelas dia langsung menaruh tas nya di kursi sebelah kursi sahabatnya yaitu Bella.
"Eh Ma, akhirnya lo dateng juga kirain lo bakal telat." sahut Bella.
"Hmm." jawab Emma dengan tidak memperdulikan sahabatnya itu.

Bel tanda upacara akan segera dilaksanakan pun berbunyi, dan seluruh siswa serta guru guru pun memenuhi lapangan sekolah dan baris dengan rapi melaksanakan upacara seperti biasa nya.

"Duh, ini panas banget sumpah, bisa bisa ntar kulit gue kebakar" keluh Bella sambil mengusap dahinya yang berkeringat.
"Dasar alay." jawab Bella dengan nada datar.
"Yaelah palingan lo juga kepanasan, dalam hati lo pasti pingin upacaranya cepet selesai" goda Bella.
"Ck brisik ah" sahut Emma dengan perasaan terganggu karena sahabatnya itu terus mengoceh disebelahnya.

Setelah upacara selesai, dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya.
Hari Senin jam pertama adalah pelajaran fisika. Pelajaran yang disukai Emma, maklum karena Emma sangat suka pelajaran yang berkaitan dengan rumus dan hitung menghitung, tak heran dia menjadi salah satu siswa yang pandai di kelasnya.

Diam diam Emma merasa iba jika melihat sahabatnya itu terkadang tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru yang mengajar.
"Lo udah ngerti belom?" tanya Emma dengan datar.
"Belom nih, ajarin donggg..." sahut Bella dengan senang karena sahabatnya itu sedikit memperhatikannya sering kesulitan dalam pelajaran fisika.
"Yaya" jawab Emma dengan tersenyum tipis, sangat tipis.

"Anak anak Minggu depan akan diadakan ulangan fisika, jadi jangan lupa belajar materi yang barusan saya ajarkan ya" ucap Bu Tina.
"Mampus deh gue.." ujar Bella dengan nada pasrah.

Bel istirahat pun berbunyi.

"Ma, ke kantin yuk gue laperr banget nih apalagi habis pelajaran fisika barusan, cukup menguras tenaga" ajak Bella dengan semangat.
"Ya." jawab Emma singkat.

"Pak, siomay yang kayak biasanya 2 yaa!" teriak Bella.
"Siap neng!" balas si bapak penjual siomay itu.
Setelah selesai makan Emma dan Bella kembali ke kelas, Emma masih memegang jus nya yang masih belum habis diminumnya tadi.

Emma berjalan menuju kelas dengan melamun entah kenapa, tiba-tiba Emma menabrak seorang cowok dan jus yang dibawa Emma tadi tumpah di seragam cowok berperawakan tinggi, putih, dan berparas tampan itu.

"Sorry gue gak sengaja." ucap Emma dengan datar seakan dirinya tak bersalah.
"Apa lo bilang? Sorry? Sorry doang nggak cukup ngebuat seragam gue kering secepat kilat." sahut cowok itu tidak terima.
"Ya, terus apa? Gue kan udah bilang kalo gue gak sengaja."
"Pokoknya lo harus tanggung jawab gimanapun caranya supaya tumpahan jus lo ini hilang dari seragam gue."
"Dasar alay." ucap Emma pelan.
"Apa? Lo bilang apaan?"
"Gak papa, cepet ikut gue." ajak Emma
"Kemana?" tanya cowok itu.
"Gak usah bawel, ikut aja."

Akhirnya cowok itupun mengikuti Emma menuju lokernya.

"Nih, pakek." ujar Emma sambil memberikan jaket berwarna abu abu nya kepada cowok itu.
"Buat apaan?"
"Ya buat nutupin noda jus itu, kalo gak mau yaudah." sambil menarik kembali jaket yang tadinya mau diberikan pada cowok itu.
"Eh eh yaudah gue pakek dulu, thanks ya." ucap cowok itu dengan seulas senyum tipis.
"Hm."
"Btw, nama gue Garrel Alde Bastian, biasa dipanggil Garrel. Gue kelas XI IPS 2." ujar cowok itu memperkenalkan dirinya.
"Gak tanya." jawab Emma dengan nada ketus.
"Astaga, galak amat si, gue kan cuma memperkenalkan diri."
"Hm bodo amat." ucap Emma seraya meninggalkan cowok yang kerap dipanggil Garrel itu.
"Ehh nama lo siapa??" teriak Garrel dari kejauhan.
"Gak penting." sahut Emma dengan nada datar dan tak peduli.

Guys gimana nih chapter yang ini? Mainstream banget yak?:v
Tenang aja semakin bertambah chapter ceritanya bakal semakin greget dan bikin baper kok
Jadi ditunggu yaaa
Jangan lupa vomment ya guys!!!:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Almost OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang