C-C : Bab 2

2.8K 202 23
                                    

Bab 2

Pacar?

••••

PAGI ini Calista misuh-misuh saat berangkat ke sekolah. Pasalnya, ia telat bangun. Itu semua karena salahnya. Ia keasyikan nonton film drama korea sampai larut malam.

"Pa, Calista berangkat dulu. Assalamualaikum." Teriak Calista saat hendak pergi sekolah.

"Iya, waalaikumsalam." sahut Angga --papa Calista--.

Calista pun pergi menggunakan angkutan umum.

"Bang cepetan dong, saya udah telat nih." Protes Calista saat mendapati sopir angkot itu lama dalam nyetir.

"Sabar atuh si neng teh. Ieu sanes pesawat neng, jadi cing sabarnya?" jawab sopir angkot tadi dengan menggunakan bahasa sunda.

Calista pun hanya diam tak menjawab. Namun siapa sangka, di dalam hati dia menyumpah serapah habis-habisan.

Hampir setengah jam naik angkot, akhirnya ia sampai juga di depan sekolah. Dia pun dengan cekatan memberikan uang selembar lima ribu dan pergi sangat cepat.

"Neng, ieu atuh angsulanna." Teriak sopir.

"Buat abang aja," sahutku.

Sayangnya, gerbang sekolah sudah tertutup.

"Yah... udah ditutup," Gumamku lesu.

Namun seperkian detik setelahnya, Calista melihat Calvin sedang berjalan.

"Eh monyet!" panggilku.

"Eh kuya!" panggilku lagi, namun Calvin samasekali belum menjawab.

"Calvin!" Tepat, Calvin menoleh. Dengan cepat aku menggerakkan tanganku bermaksud untuk menyuruhnya kesini.

Dia pun menghampiriku.

"Calvin! Sini!"

"Apaan?" tanyanya ketus.

"Bukain gerbangnya dong," pintaku pada Calvin.

"Gak bisa."

"Pliss lah," kataku memohon seraya menunjukkan puppy eyesku.

"Gerbangnya udah digembok ogeb, lo jalan ke belakang aja ya?" ujar Calvin.

Calista mengangguk.

"Yaudah lo ke belakang, nanti gue nyusul," saran Calvin.

"Yaudah."

Setelah sampai di gerbang belakang, Calista celingukan mencari Calvin. Dan setelahnya, dia datang.

"Vin bukain dong pagernya," pintaku pada Calvin.

"Dikunci," jawabnya dingin.

"Eh ya, lo itu bego atau geblek sih Vin? Ngapain gue jauh-jauh jalan kesini, eh, taunya pagernya malah dikunci," rutukku.

"Yaudah sih, lebay amat lu! Pager segitu pendek gini. Masih tinggian gerbang depan daripada ini. Udah cepet naik," jawab Calvin.

"Ih masa gue harus naik pager sih? Gue itu pake rok Calvin!" kataku misuh-misuh.

"Gak papa kalee, lagian lo pake daleman kan? Warna ungu lagi ya?" tebak Calvin.

"Geblek lo."

"Udah cepet naik," titah Calvin.

"Iya bawel."

Calista pun mulai menaiki pager. Memang benar, pager itu tidak terlalu tinggi. Tapi bagi Calista itu sangat tinggi.

Calvin dan Calista Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang