C-C : Bab 15

965 77 21
                                    

Bab 15

Happy or Sad?

••••

SETELAH kejadian itu, Calista memeluk Calvin. Entah mengapa, gadis itu merasa sangat ketakutan atas dirinya dan Calvin. Ia tak mau Calvin kenapa-napa.

"Udah ah jangan nangis," bujuk Calvin seraya mengusap-usap rambut gadis itu.

Calista melepas pelukannya. "Maafin gue," katanya.

Calvin menghapus air mata Calista lalu berucap, "lo ga salah dan lo ga usah takut Ta. Gue janji akan selalu ada di saat lo butuh."

"Makasi Vin, ayo pulang biar luka lo gue obatin."

Mereka berdua memutuskan untuk pulang karena malam semakin larut.

"Aw, pelan-pelan Ta," keluh Calvin merasakan perih saat lukanya bekas bergulat tadi di obati.

"Eh maaf Vin. Jadi Vin yang tadi itu siapa?" Tanya Calista penasaran.

Calvin diam dulu sejenak. Ia menghembuskan nafas beratnya. Lalu akhirnya memutuskan untuk berbicara.

"Dia itu Bara. Gue sama dia itu berteman dulu. Tapi ternyata dia selalu iri sama gue. Dia selalu pengen milikin apa yang gue punya. Entah kenapa, tapi begitulah kenyataannya. Sampai akhirnya gue tau kalo dia juga suka sama Claura, cinta pertama gue. Dan dari situ, dia dendam sama gue," jawab Calvin panjang lebar. Meskipun belum semua Calvin jelaskan, tapi Calista sudah bisa mengerti sedikit kronologis tentang penyebab permusuhan ini.

Dalam hati Calista tersenyum kecut saat mendengar pernyataan dari pria itu bahwa Claura adalah cinta pertamanya. Sampai kapanpun cinta pertama tak akan pernah bisa tergantikan, meskipun dengan kehadiran orang yang baru. Angannya terlalu tinggi, hingga ia lupa dengan kepastian bahwa semuanya adalah nyata, bukan imajinasi semata.

"Oh gitu Vin. Gue heran, kenapa di dunia ini masih banyak orang yang iri dan gak suka melihat kebahagiaan orang lain. Apa sih faedahnya?"

Calvin terkekeh kecil. "Ya namanya juga orang iri. Yaudahlah gak papa bodo amat, yang penting gue gak takut!"

"Sip, gue ke kamar dulu ya. Lo istirahat juga Vin, biar luka lo cepet sembuh. Good night Vin!" Kata Calista sebelum pergi ke kamarnya.

"Iya, good night too Calista!" Kata Calvin sambil mengacak-acak rambut Calista.

Calista tersenyum. Calvin selalu bisa membuatnya tersenyum berkali-kali. Entah jurus apa yang dia gunakan, tapi itulah kenyataannya.

••••

Calista pagi ini pergi ke sekolah agak awalan, karena tadi ia bangun terlalu pagi. Jangan tanyakan mengapa ia tidak pergi bersama Calvin, jawabannya adalah karena lelaki itu sangat kebo dan susah dibangunkan, akhirnya gadis itu pergi ke sekolah hanya memakai angkutan umum saja.

Sesampainya di sekolah, ia menaiki anak tangga kemudian memasuki kelasnya yang mulai terisi beberapa orang. Calista lalu mengeluarkan buku pelajarannya bermaksud untuk membaca sedikit tentang penjelasan gurunya minggu kemarin. Sedikit demi sedikit kelasnya pun sudah mulai ramai. Teman sebangkunya pun, Chaca sudah datang sambil menyapa Calista.

"Pagi Ta! Tumben udah dateng," sapa Chaca.

"Pagi juga! Iya nih gue lagi semangat ke sekolah," jawabnya.

Calvin dan Calista Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang