Katty menyantap makanan yang ia beli dengan tidak nyaman. Sedari tadi kucing yang dia bawa hanya menatapnya tanpa mengeong. Agak risih dan gimana gitu kalau dilihatin seintens itu sama kucing. Berasa kayak ditatap cowok aja. Eh, tapi ini kan kucing.
"Kit, eh, Kat. Duuh! Kok kayak manggil nama gue sendiri! Kit, lo laper?" Katty menyendokkan makanannya.
Kitkat perlahan berjalan mendekat ke arah Katty dan menggeliat di pinggang gadis itu. Kepala Kitkat berulang kali mengendus-endus pinggang Katty. Bahkan sesekali kepalanya ia sandarkan pada punggung Katty. Sebenarnya Katty merasa geli dibegitukan oleh kucingnya.
"Aduh, Kit. Geli aah!" Katty menahan diri agar tidak tertawa.
Kitkat masih menggeliat. Katty yang tak tega pun akhirnya membagi daging dada ayamnya untuk ia berikan ke Kitkat. Perlahan dia bangkit dari kasur dan mengambil selembar kertas. Katty lantas menaruh potongan ayamnya itu di atas kertas tadi. Kitkat pun memandanginya.
"Kit, sinii~" Panggil Katty.
Kitkat pun langsung bergegas turun dan mengahampiri Katty.
"Kat, eh, Kit, nih kamu makan seadanya dulu ya. Ini udah separuh lauk gue loh. Jangan pilih-pilih dulu. Besok pagi gue beliin Wuskas."
Kitkat mengendus sekilas potongan ayam tersebut, dia pun langsung menggigit pelan ayam tadi. Katty tersenyum kecil karena Kitkat mau memakan ayam bumbu bali yang agak pedas sebenarnya.
"Nah, kalo gini kan kita sama-sama makan, Kit." Katty mengelus puncak kepala Kitkat.
Katty pun beranjak berdiri dan kembali menyantap makan malamnya.
***
Katty mengucek matanya tanda dia sudah mengantuk. Sudah ada sekitar empat jam dia memandangi laptop karena dia sedang mengerjakan tugas esai miliknya. Dilihatnya Kitkat tertidur pulas di pangkuannya. Katty lalu membereskan mejanya. Katty bergerak pelan untuk berdiri dari meja belajar dan menggendong Kitkat. Hendak memindahkan kucing jantan itu ke kasurnya.
"Meong~" Kitkat mengeong kecil dan langsung membuka matanya.
"Kit, jangan bersuara. Gue cuma mindahin elo ke kasur gue. Sekalian gue mau tidur. Udah jam sebelas gini." Katty menaruh Kitkat di kasur.
Katty sendiri mulai beranjak naik ke atas ranjang. Dia mengambil selimut dan boneka Pikachu-nya sebagai ganti guling yang kandas hilang saat dijemur.
"Yuk tidur, Kit." Katty perlahan mulai memejamkan matanya.
Tak lama, Katty pun sudah terlelap.
Sedangkan Kitkat masih terjaga. Kucing itu pun perlahan bangkit dari posisinya dan perlahan memilih turun dari ranjang dan duduk di lantai. Perlahan mata biru milik Kitkat mengeluarkan cahaya. Sedangkan tubuh Kitkat juga mulai terangkat. Tak lama, sebuah partikel layaknya rumah lebah mulai melingkupi tubuh Kitkat. Partikel-partikel itu semakin memadat dan membentuk lingkaran cukup besar. Samar-samar sebelum lingkaran partikel seperti glitter itu menutup penuh, terlihat Kitkat perlahan memejamkan matanya.
Ketika partikel itu membentuk bulat sempurna, warna partikel yang didominasi warna biru berubah menjadi merah pekat. Tak lama partikel-partikel itu mulai memudar warnanya. Dan dari puncak lingkaran, partikel itu sedikit demi sedikit menghilang. Hingga partikel itu menghilang sempurna, ada sosok tubuh laki-laki yang tersamarkan oleh asap merah. Namun tak lama, asap itu langsung menghilang begitu saja.
Sosok laki-laki tanpa pakaian kini berdiri tegak dengan mata tertutup. Perlahan, mata laki-laki itu terbuka. Mata laki-laki yang berdiri dengan gagah itu berwarna biru, sama seperti mata Kitkat. Hanya saja pada pupilnya berwarna tosca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katty dan Kitkat
FantasyDalam perjalanan pulang kuliah, Katty melihat sosok kucing berbulu hitam yang meringkuk kedinginan. Katty mendekati kucing itu dan mengelusnya. Karena kasihan, Katty pun membawa kucing tersebut pulang ke kosnya. Tapi, gimana kalo ternyata kucing ter...