|Part 6|

6.3K 232 65
                                    

Rate : T+

.
.

Hinata terdiam dan terus menatap wajah Naruto, ia terus mencari-cari kebohongan yang terdapat pada mata Naruto. Namun nihil.

Naruto menggenggam tangan Hinata dan menatap Hinata lembut.

"Aku.. mencintaimu, Hime. Jadikan aku pangeranmu." Ucap Naruto dengan sungguh-sungguh dan menatap lurus wajah Hinata.

"Aishiteru.." Sambung Naruto.

Hinata membulatkan matanya dan terus menatap Naruto. Perasaannya menghangat dan sangat bahagia. Hinata baru merasakan kebahagiaan lagi, karna pada saat orang tuanya tiada, Hinata tidak pernah merasa sangat bahagia. Yang bisa membuatnya bahagia setelah kejadian itu hanya Hanabi dan Sakura.

"Aku adalah pangeranmu, Hime. Pangeran yang selama ini kau tunggu, pangeran yang membuatmu menjadi layaknya putri di film disney kesukaanmu." Ucap Naruto lalu mengecup tangan Hinata yang ia genggam sedaritadi.

"Maukah.. kau menjadi princess ku?" Tanya Naruto menatap lembut Hinata, ia mengelus tangan Hinata. "Aku berjanji akan menjaga dan melindungimu. Kau tau, ini pertama kalinya aku menyatakan cinta pada seorang gadis." Ucap Naruto lalu satu tangannya memegang dagu Hinata. Hinata membolakan matanya.

"Eh? Apa.. Naru belum pernah pacaran sebelumnya?" Tanya Hinata. Naruto terdiam dan terus menatap wajah Hinata. Naruto lalu menggeleng dan tersenyum. 'Maafkan aku, Hinata.'

"Na-Naru.." Cicit Hinata. Naruto kembali menggenggam tangan Hinata dan mengelusnya, Mereka saling bertatapan.

"Iya, Hime?"

"Iya, Hime?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting

Bunyi Oven pun terdengar pertanda kue yang mereka panggang sudah matang dan siap dikeluarkan dari oven.

"A..ah.. kuenya sudah matang ternyata.." Ucap Hinata lalu beranjak dari pangkuan Naruto, ia melepas perlahan genggaman tangan besar nan hangat itu lalu berjalan menuju oven. Naruto tersenyum kecil, rasanya sungguh kecewa Hinata mengabaikan perasaannya. Ia menatap punggung Hinata, lalu ia beralih melihat tangannya sendiri setelah menggenggam tangan Hinata tadi. 'Aku ditolak, kah?' Batinnya sedih, Lalu ia berdiri menghampiri Hinata.

"Na-Naru jangan mendekat. Duduk lah disana.." Perintah Hinata. Naruto mengangkat sebelah alisnya bingung, ia menuruti perintah Hinata lalu duduk ditempat yang ia duduki tadi dan menatap lekuk tubuh Hinata. 'Apa ia membenciku?' Batin Naruto. Terbesit rasa sedih, kecewa, sakit, kesal di hati Naruto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Konoha Split Second (Naruto x Hinata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang