I. Sakitnya Diputusin

1.3K 85 4
                                    

"Naruto.. ada yang mau aku bicarakan denganmu" ucap gadis cantik berambut pirang pucat sepingul tersenyum manis sembari menatap sang kekasih.

Entah darimana ada cahaya bersinar terang dari belakang tubuh gadis cantik ini. Uhh cahayanya sangat silau seperti dewi kahyangan yang jatuh ke bumi dengan pakaian sweather berwarna cream dan rok hitam panjang. Terlihat mempesona dan begitu sexy membentuk lekuk tubuhnya yang sangat berisi. Didalam hati, Naruto selalu bersyukur telah menggaet pujaan hatinya.

"Kamu mau ngomong apa sayang?" tanya Naruto lembut dan penuh kasih takut perkataanya bisa melukai atau menggores hati rapuh pujaannya seperti barang pecah belah.

Tapi cahaya yang dibelakang Shion seketika sirna, punggung tangan kanan dia letakkan diatas kening putihnya dan posisi tubuhnya agak kayang--mirip Hancock tapi gak pake kebangetan.

"Aku rasa kita berdua sudah tidak cocok lagi Naru" jlegarr!!--itu backsound yang terdengar dipikiran Naruto.

"U-um maksudmu apa Shion?" tanya Naruto dengan nada meminta penjelasan dari sang pujaan hati aka Shion.

"Aku rasa hubungan kita membosankan.. seperti aku menemukan ay--elang hitam besar gagah dan juga perkasa entah kenapa hatiku berdebar-debar tapi sangat berbeda saat bertemu denganmu. Matanya begitu tajam, sayapnya begitu kuat, bulunya halus dan tubuhnya begitu proposional.. kyaa membayangkannya saja membuatku malu" jawab Shion sambil menangkup wajahnya yang mulai merona.

Sungguh cinta sangat mengerikan, lihat lah dalam sekejap cinta baru membutakan Shion dan membuat perilakunya seperti sastrawati. Entah sekarang Naruto merasa menyesal merasa bersyukur atau tidak. Dalam sekejap dunianya dijungkir balik 180 derajat lalu dihempaskan dari langit ke 7 begitu saja oleh cinta barunya Shion.

"Seekor e-elang? Apa maksudmu Shion aku tidak--".

"Dimataku dia begitu sempurna, tetapi dia sendirian saat ini. Bukankah lebih baik jika dia mendapatkan pasangan yang sama sempurnanya seperti aku, bukan begitu?".

"Tapi bagaimana dengan perasaanku sayang--".

"DENGERIN ORANG NGOMONG DULU JANGAN BURU-BURU DIPOTONG BE--huft sabar Shion sabar ntar cantiknya luntur" setelah Shion mengatur nafas, dia lalu berkaca, memakai lip gloss peach, sedikit membedaki wajah ayunya dan menyimpannya.

"Ah maaf.. monggo dilanjut".

"Oke jangan dipotong lagi loh ya.." Shion lalu menarik nafas panjang.

"Kamu tau gak aku tuh cape setiap hari harus deket-deket sama kamu. Mending kalau bau badanmu wangi, kamu tau Nar, LECIT tau Nar, aku gak kuat lagi setiap hari harus gini. Terus mukamu tuh tolong diatur, masa setiap kita kencan semua orang mandangin kamu, godain kamu pula, seharusnya kan aku yang cantik ini. Pokoknya aku udah gak tahan lagi, aku mau kita PUTUS!" kata Shion cepat sekali hembusan kereta shinkansen.

"T-tapi Shion--".

"Cukup! Aku gak mau omonganku diputus oke. Pokoknya gak ada acara balik, CLBK, nikung, backstreet dan yang lain. Hubungan kita berakhir sampai sini aja titik gak pake koma, kalau kita papasan anggap cuma kenalan oke. Bye" Shion lantas meninggalkan Naruto. Tidak jauh langkahnya terhenti memakeup wajahnya untuk kesekian kali lalu pergi menjauh bak model.

"Ya Tuhan.. punya dosa apa hambamu yang kece ini".
.

=| Ditempat lain |=
.

"Kurama.. kita harus bicara".

"Bukannya kita lagi bicara ya".

"Bukan, maksudku kita bicara ber-du-a se-ka-rang".

"Oh, okey".
.

=| Halaman belakang kampus |=
.

"Kita putus".

"Hah??".

"Kita putus".

"Maksudmu??".

"Ki-ta pu-tus, Kurama".

"Ah bukan itu--alasan.. ya apa alasanmu?".

"Pertama kita berdua gak nyambung".

"Hah gak nyambung gimana? Bukannya kita bisa saling memahami satu sama lain kan?".

"Yang kedua--".

"H-hei--".

"--Dunia kita berbeda".

"Hah?? Alasan labil apa tuh, udah gak ada alasan logis yang masih ditangkap nalar? Apa kamu lagi PMS?".

"Ketiga--".

"Huh? Alasan apa lagi Naori?!".

"--Kau terlalu cantik".

"Ya ampun, sudah dari lahir wajahku seperti ini Naori".

"Keempat, kau terlalu banyak memotong omonganku".

"Apa dimatamu aku selalu salah ya?".

"Kelima, udah tau salah tapi gak mau terima".

"Ya ampun Nar, oke.. oke aku ngaku salah--".

"Sudah terlambat, hubungan kita cukup sampai disini".

"Nao.. woy, Naoriiii".

.
.
.
Maaf awalnya pendek.. mau lanjut??

Kapok Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang