Murid Baru (part 1)

27 1 2
                                    


Askdgjdflllll doi ganteng banget siii. Btw Bintang's character on mulmed. Don't forget to read author's note :)

Bulan masuk ke dalam mobil Kijang dan duduk di sebelah kursi pengemudi, "Bang ayoo, ini cacing-cacing diperut gue udah kaya PNS-PNS yang ga dikasih gaji selama tiga bulan lebih nih. Udah pada demo tau ga mereka diperut gue." cerocos Bulan.

   Bintang tetap tenang dan mencari parkiran di area tempat makan Sate Padang—tidak mau menanggapi Bulan. Tapi, Bulan adalah tipe orang yang tidak suka diabaikan.

   "Kacang mahal-mahal banget sih sekarang. Pantes di pasar udah jarang yang dagang kacang." ledek gadis yang berada di samping Bintang.

   Bintang menengok ke sebelah kiri dan menaikan sebelah alisnya, "Jangan sok tau, kemarin Abang beli kacang cuman 5.000 kok." balas Bintang santai. Terdengar sumpah serampah tidak jelas dari mulut Bulan Aldriana Braham.

   Bintang memakirkan mobilnya tepat di depan tenda pemilik dagangan Sate Padang. Laki-laki itu mematikan mesin mobilnya dan menatap Adik kesayangan nya, "Entar bayar sendiri ya Lan, Abang lupa bawa uang lebih." kibul Bintang asal. Sebenarnya ia seperti itu, agar Bulan mengalihkan pandangannya dari buku-buku tebal yang tidak pernah diketahui oleh Bintang apa isinya.

   Bulan menurunkan bukunya, ia memasang muka dingin layaknya psikopat ingin membunuh mangsanya. Ia menengok ke kanan dan menetralkan ekspresinya, "Ya kali gue kemakan kibulan basi lo. Udah yuk turun, gue udah laper banget." Bulan membuka pintu mobil dan mencari tempat duduk.

   Bintang terkekeh melihat Bulan, ia menatap Adiknya dari dalam mobil.

Adelio ya. Keren banget bisa nemuin Bulan lagi, batin Bintang.

   Bintang mencabut kunci mobil. Ia bangkit dari tempat duduk pengemudi untuk menyusul Bulan.

--

   Delapan menit yang lalu Bulan memesan dua porsi sate dan delapan menit pula, Bulan dengan buku tebalnya mengabaikan Bintang. Pemuda berumur 18 tahun itu berdecak sebal, sebab Adiknya yang satu ini lebih memilih menebar kemesraan bersama bukunya itu. Dibanding bercakap-cakap ringan bersama Abangnya yang the most wanted ini.

   Eh.

   Itulah yang sekarang dipikirkan oleh Bintang.

Sedangkan yang sebenarnya Bulan lakukan sekarang bukan membaca tetapi, merenung. Merenung akan statusnya,

Gue jomblo dan besok valentine, batinnya.

Eh.

Bukan. Bukan itu yang ia pikirkan. Gadis yang sangat dekat dengan buku-buku tebal ini memikirkan mengapa ia selalu mendapati dirinya kesakitan karena....

   Alasannya pun masih belum ia ketahui. Terkadang ia ingin bertanya kepada Bintang—tentang alasan itu.

   "Lan," ucap Bintang, memecah keheningan yang terjadi selama delapan menit. "Ya?" Balas Bulan, "kamu lagi baca atau lagi ngelamun jorok?" Tanya Bintang asal. "Untung sedarah." jawab Bulan, meredamkan emosinya.

   Setelah beberapa kalimat keluar dari mulut Kakak Beradik ini, kehenginan kembali lagi menjadi latar suasana diantara mereka, Bulan kembali merenung dan Bintang kembali mengucapkan sumpah serampah di dalam hatinya. Dan tak lama, pelayan Sate Padang datang untuk mengantarkan pesanan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepucuk DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang