"Aku mencarimu, disetiap bisu yang kaku dan kata yang tak berdaya "
Hallucinations-Jang jae in
Author pov
'Everybody say no... '
Lagu N.O dari BTS terus mengalun sejak tiga menit yang lalu, melodi dan liriknya memenuhi kamar dengan suasana pagi yang menggebu-gebu. Dengan ogah-ogahan satu tangan terjulur mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Tanpa membuka mata dia mematikan lagu yang sedang mengalun tadi, lalu menaruh ponselnya sembarang.
Rea membuka matanya malas, cewek itu masih berbaring di atas kasur. Saat cahaya matahari masuk dan berhasil menyilaukan matanya baru cewek itu bangun. Dia duduk dipinggir tempat tidur dengan rambut kusut yang berantak, sambil sesekali mengucek matanya yang masih mengantuk. Kepalanya terkantuk-kantuk, matanya serasa di lem dengan perekat super, rasanya susah sekali membuat kedua matanya terbuka lebar.
Dia ingin tidur lagi.
Kalo saja dia tidak mendengar suara langkah kaki menaiki tangga kamarnya, cewek itu sudah pasti menutup matanya dan kembali tidur. Tapi urung, saat suara langkah kaki itu kian keras terdengar. Cewek itu gelagapan, buru-buru kedua matanya terbuka lagi.
Dia telat!
Cewek itu menatap jam di samping meja tidurnya. Mati. Jam tujuh kurang dua puluh menit. Dia telat ke sekolah. Rea cepat-cepat berdiri, sebelum keadaan bertambah buruk. Tapi terlambat, dari luar kamar Rea bunyi ketokan pintu sudah terdengar.
Tok... Tok... Tok
"Re... Rea... Buka pintunya."
Disana Astrid berteriak memanggil nama Rea diikuti gedoran pintu. Rea pasrah. Cewek itu menuju pintu dengan langkah lunglai."Duh, bakalan kena omel nih gue. "
Rea memutar knop pintu dan membukanya. Sekarang di hadapannya Astrid tengah berdiri dengan muka marah.
"Re... " Astrid mulai buka suara.
Sebelum Astrid bicara, Rea cepat-cepat angkat suara
"Iya ma, Rea telat. Rea salah, tapi marah-marahnya nanti aja ya ma Rea buru-buru mau mandi. " Katanya diikuti sebaris senyum lebar. Astrid terdiam dia menggeleng pelan, tak habis pikir dengan kelakuan anaknya itu.
"Yaudah sana buruan mandi, jangan lama-lama. Mama tunggu di lantai bawah." Katanya disambut pelukan erat dari Rea.
"Nah gitu dong ma... Yaudah Rea mandi dulu... " Ucapnya seraya bergegas menuju kamar mandi.
Gara-gara nonton drakor sampai jam 1 malam dia jadi begini. Harusnya dia tidak ngotot menonton drama itu sampai habis, tapi cewek itu tidak peduli selama dia bisa menonton drama kesukaannya.
Padahal hari ini hari kamis. Dan Rea tau itu. Dia tidak mungkin lupa hari yang menjadi momok baginya. Bukan masalah hari kamis atau pelajaran fisika yang membuat otaknya menangis. Tapi ini masalah Bu Jenny. Guru super duper galak seantero galaksi. Iya. Bukan lingkup sekolah lagi tapi galaksi! Mana ada guru yang menghukum muridnya membuat 100 soal fisika lengkap dengan jawabnya hanya dengan waktu dua jam. Gila bukan? Dan bersyukur lah dia bukan guru kalian, jika Bu Jenny guru kalian dia akan membuat hidupmu sulit.
Sebenarnya Rea bukan murid yang suka telat. Dia termasuk rajin. Tapi entah kenapa disengaja atau tidak cewek itu selalu telat di hari kamis di pelajaran fisika pula. Gara-gara itu, Rea mendapat reputasi buruk di mata bu Jenny sebagai "cewek malas dan melawan". Malas karena tidak pernah berangkat tanpa embel-embel bolos dan melawan karena selalu membantah. Pernah satu kali dia berani menjawab omelan dari bu Jenny dan membantahnya dengan keras yang berakibat dia mendapat predikat melawan itu. Karena julukan dan predikat itu Rea jadi seperti maskot orang-orang urakan di sekolahnya. Hanya karena bu Jenny, dia kehilangan nama baiknya. Jadi sampai sekarang Rea seakan punya kekesalan sendiri pada guru itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is You
Novela Juvenil"Sumpah racun arsenik nyebelin banget ! cuma bisa bikin puisi dan jadi ketua club sastra aja belagu nya minta ampun, demi patung liberty yang tingginya kek gitu. Gue sumpahin hidupnya gak pernah berwarna , manusia es. " -Arcelli Aurantiaca Renanter...