Sekolah atau Neraka?

29 5 3
                                    

"dear cepatlah bangun kau harus segera ke sekolah"

suara Mom mengejutkanku. spontan saja aku langsung terbangun dari tidurku.

"Jam berapa sekarang Mom?" teriakku dari balkon tempat tidurku

"6.17" sahut Mom

jawaban Mom membuatku terkejut. aku langsung menyahut handuk dan bergegas pergi kamar mandi, berusaha untuk mengejar waktu.

"Cyra cepatlah turun"

"Ya Mom sebentar lagi" jawabku dengan nada tergesa-gesa.

'Oppps'

tanpa sengaja kakiku tersandung oleh tangga dirumah ini yang menurutku sangat menyusahkanku karena banyanya tangga yang ada.

"Kau tak apa-apa?apa perlu kubawa ke Rumah Sakit?" Mom langsung menolongku bangun

"Ya Mom aku baik-baik saja. kau tak perlu khawatir"

"Hmm,,dear aku agak ragu dengan sekolahmu yang baru"

"Ayolah Mom, aku baik-baik saja. meskipun fisikku tak sempurna tapi aku yakin mereka akan dapat menerimaku" jawabku berusaha meyakinkan Mom, tapi sebenarnya akupun juga agak ragu dengan sekolahku yang baru. aku hanya bisa berharap semoga saja kali ini aku akan memiliki teman meskipun hanya satu orang.


***

"Ok, anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru"

Akupun mulai masuk dan atmosfer canggung mulai masuk ke kerongkonganku. tenggorokanku mulai terasa kering karena hawa canggung ini. mungkin diantara mereka pasti ada yang terkejut melihatku dengan tongkatku. Yeah karena aku memang buta tapi bukan dari lahir.

"Tolong perkenalkan nama dan alamatmu" pinta seorang guru yang berdiri disampingku

Akupu mulai memperkenalkan diriku

"perkenalkan namaku Cyra Delfina, aku pindahan dari Kwoneck dan pindah ke rumah No. 33 di Candesy"

"Tunggu bukan kah itu rumah yang terkenal angker" sahut seorang anak laki-laki.

Jujur sebenarnya, aku agak terkejut mendengar perkataannya. tapi aku mencoba untuk menyembunyikan rasa terkejutku

"Entahlah, lagi pula aku tak dapat melihat" Aku hanya menjawab sekenanya

"Baiklah silahkan kamu duduk dibangkun depan sini" ucap seorang guru sambil membantuku ke bangkuku

Pelajaran dihari pertamaku pun dimulai. Semoga sekolah ini jauh lebih baik dari sekolahku yang sebelumnya-semoga saja. Karena sekolahku dulu aku jadi agak malas ke sekolah, semua karena bulliying.

Dulu aku sering jadi korban bulliying karena kekuranganku ini. Bahkan terkadang aku menyalahkan diriku karena tak dapat menjaga mataku, hingga aku harus kehilangan kedua mataku. Mata ini membuatku dipermalukan dan direndahkan.  aku bosan mendengar semua ejekan teman temanku, aku benci hidup. Rasanya aku ingin mati saja, kalau aku mau aku bisa saja bunuh diri. Tapi aku tak tega meninggalkan Mom dan Dad merekalah yang membuatku tetap bertahan sampai detik ini.

Baiklah, aku pasti bisa untuk bertahan beberapa tahun di sekolah ini. aku yakin anak-anak di sekolah ini jauh lebih baik dari pada anak-anak disekolahku dulu

***

'Kriingg,,'

Jam istirahat! saatnya aku mencari seorang teman.

tapi kenapa semuanya sudah keluar dari kelas?. tak ada yang berkenalan denganku sama sekali. eh,,tunggu! aku mendengar ada suara anak perempuan yang sedang bercanda di luar kelas. aku mencoba mendekati mereka tapi,,,

"Eh,,tau gak di kelas ini ada anak baru. tapi sayangnya dia buta"

"masa sih,,??"

"Ihh,,jangan deket-deket sama orang buta kayak dia. ntar kalian paling-paling cuman jadi penunjuk arahnya dia"

spontan saja, mendengar percakapan mereka membuatku berhenti dan mengurungkan niatku untuk mendekati mereka.

'kurasa akan lebih baik jika aku berada didalam kelas menunggu sampai bel masuk tiba.' ucapku dalam hati

***

"dear bagaimana sekolahmu kali ini? Kamu mendapatkan seorang teman?" 

"Bagaimana dear?" ucap Mom

"Ohh,,Mom aku lelah jadi jangan ganggu aku"

"ayolah dear kamu pasti malu mengungkapkannya, Mom tahu kamu pasti punya banyak teman"

"MOM!! Ya,,disana ada banyak anak yang baik tapi tak ada satupun yang mau berteman dengan orang buta dan lagi jangan panggil aku 'dear' aku bukan bayi lagi Mom" aku menjawab dengan amarah yang meledak-ledak

Aku cukup beruntung karena buta. Setidaknya, aku takkan melihat wajah Mom yang saat ini mungkin sangat sedih atau bahkan menitihkan air mata. Dan munging aku akan lebih bersyukur lagi jika aku tak perlu dilahirkan saja.

Hidup ini melelahkan kenapa dulu dokter menyelaatkanku. Padahal aku lebih senang jika tak perlu diselamatkan saja. Mungkin saat ini aku sudah di surga ditemani oleh para bidadari. Bukan seperti sekarang yang kulihat hanya gelapnya dunia tanpa tau  warna, tanpa tau wujud. Setiap hari aku selalu mengeluh dan mengeluh semua karena mata ini. Mata yang tak ada fungsinya.

Ini karena kecelakaan yang terjadi 10 tahun yang lalu, Saat aku dan Dad pergi menjemput Mom di bandara. saat diperjalanan, tiba tiba ada sebuah mobil yang berjalan dengan kecepatan penuh kearah kami spontan saja Dad langsung membanting setir dan

'Braak'

Kecelakaan pun terjadi setelah itu aku tak mengingat apa-apa dan saat aku membuka mata semunya terlihat gelap yang ada hanya banyangan hitam samar sama.

Aku berteriak memangil manggil Mom dan kemudian aku merasakan pelukan Mom yang hangat mendekapku. aku merasakan tetesan air yang terasa hangat dan sesenggukan Mom. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku tapi semuanya terliahat sangat gelap aku tak bisa melihat apapun. Saat itu aku berfikir mungkin Listrik sedang padam. Tapi keesokan harinya masih tetap sama hingga aku sadar aku sudah tak dapat melihat lagi.

Dan saat aku berusia 8 tahun Mom menceritakan penyebab kenapa aku bisa buta seperti ini. Mom berkata saat kecelakaan tanpa sengaja kepalaku mengalami benturan yang cukup keras dan itu tepat mengenai mataku. Dokter sudah berusaha dengan keras tapi ia tak bisa menjamin kalau mataku akan kembali seperti semula. Dan akhirnya aku harus menerima keadaan kalau aku buta.



Love is Just a LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang