"Bagaimana ini?"
"TIDAAAAKKKK... Ini belum berakhir."
"Bagaimana dok..."
"Puji tuhan..laki-laki..."
"AWAAASS...suster...tolong..."Tangis...
Tawa...
Amarah...
Semua macam emosi terpapar jelas dari wajah mereka. Aku menunggu aboeji yang sedang ada di ruang konsultasi. Aku baru saja keluar dari sana. Entah apa yang mereka bicarakan...tapi aku dapat memprediksi...'Tuktuktuktuk'
Suara sepatu yang di pijak,samar-samar terdengar. Aku memilih untuk mengabaikannya. Padahal aku sudah tahu sekiranya siapa mereka. Untuk apa? pasti mereka hanya sekedar basa-basi saja, bertanya kondisi, lalu bagaimana, dan akhirnya diam. Entah kenapa? aku lebih ahli dalam membisukan suasana. Apa karena...??"Apa yang dokter katakan?"
"Bagaimana kondisimu?"
"Pasti tidak apa-apa, dia selalu manjawab dengan kata itu."
"Kau ini...lebih baik jika kau diam disaat seperti ini..aku lebih lega."
"Memangnya kenapa? Itu benar kan?"
Hemin menampakan wajah kesalnya yang selalu ia tunjukan saat Jessy memampang wajah iri dengan jelas. Dan seperti biasa, Rahen menggelengkan kepalanya."Ada apa kalian kemari?"
Aku mulai membuka mulut ini, menggerakan lidah, dan mengeluarkan suara.
"Ih..kamu tidak tahu terima kasih..kami ini hawatir."
Jessy memang iri kepadaku, tetapi disaat seperti ini ia harus mementingkan kepentingan bersama. Dia adalah ketua di kelompok ini. Aku sekretaris. Menyiapkan schedule, mengurus berkas, dan banyak lagi, itulah tugasku.Kedudukanku itu lumayan penting,jadi tanpaku mungkin misi kelompok ini akan berantakan. Wait... misi??
Ini tugas... tapi... bolehlah dikatakan sebagai misi.Hufth...
Aku menghela napas. Entah kenapa? Dadaku sesak, padahal belum mendengar konfirmasi dari aboeji yang masih di dalam, menyimak apa yang di katakan oleh dokter."Hei..kenapa diam?" Hemin bertanya sambil menelengkan kepalanya untuk melihat wajahku.
"Sudah..biasa saja..kenapa kepalamu harus seperti itu?" Ke-iri-an Jessy muncul lagi. Awalnya aku risih dengan keadaan ini, tetapi karena sudah terbiasa, aku merasa tidak risih.Oh iya...
Aboeji..
Mungkin sudah kukatakan berkali-kali atau setidaknya lebih dari 1 kali. Itu artinya papa atau ayah atau papi atau yang mirip-mirip lah..Aku menunggu dengan sabar. Sangat-sangat sabar. Sudah sangat lama aku menunggu disinih. Aku sudah tak tahan lagi, kepalaku seperti biasa mulai berkontraksi. Pusing, mulai hanyut dengan pikiran yang tak dapat di pikirkan secara logika. Tetapi... Mungkin.. Sudah familiar di kuping manusia. Sudah sangat mainstream.
Aku tak mampu berkata apa-apa lagi. Teman-temanku sudah mulai mengganti topik pembicaraan lagi. Dan aku, sejak tadi hanya diam memerhatikan mereka. Bakangan ini,entah apa yang terjadi padaku, aku berubah drastis. Tidak hanya manusia disekitar yang mengenalku yang merasakannya, tetapi aku juga merasakan hal itu. Perilaku, gaya pakaianku, cara bicara, dan banyak lagi.
Hufth..
Aku menghela napas untuk kedua kalinya. Lama sekali aboeji ini, aku sudah menunggu terlalu sabar. Mungkin jika aku sedang baik-baik saja, aku akan mampu bertahan sedikit lagi,
tetapi...
Kini...
Bahkan...
Aboeji berada di dalam ruang konsultasi itu karena aku. Aku sebenarnya sudah dapat memperkirakan apa penyakitku. Tetapi aku tidak berani mempublikasikannya. Semua itu hanya prakiraan, belum di observasi lebih lanjut, jadi itu belum menjadi informasi yang objektif. Seandainya aku membicarakan hal ini kepada aboeji pun, dia pasti tidak percaya. Dan...
Itu takan pernah terjadi. Sebab..
Aboeji tak pernah punya waktu untuk itu, bahkan memikirkannya aku rasa takan sempat. Itulah Aboeji, sibuk dengan pekerjaannya. Tetapi aku memakluminya.Aboeji adalah direktur utama di perusahaan yang cukup besar. Swags. Itulah nama perusahaannya. Dan kelak itu akan diturunkan kepada putri sulungnya, diriku.
Itu adalah perusahaan handphone terbesar di dunia untuk saat ini. Tetapi nyatanya perusahaan itu sudah mendapat gelarnya itu selama 87 tahun. Jadi...
Kalian dapat membayangkannya kan??
Seperti apa perusahaan itu...
Seperti apa aku...
Seperti apa keluargaku...
Teman-temanku...
Lingkungan hidupku...
Dan lain sebagainya...Setelah bermenit-menit berlalu...
Akhirnya keberanian mengelilingiku. Aku dengan terpaksa. Agar tak terlampau hanyut dalam pikiran tak masuk akal ini. Aku mengangkat kepalaku perlahan.Sedikit demi sedikit,suasana lorong rumah sakit semakin jelas. Ramai. Riuh. Kacau. Kepalaku akan penat sekali jika aku bekerja disinih. Tetapi itu takkan terjadi. Aku kan anak pewaris satu-satunya perusahaan yang terbesar itu. Putri Mahkota Perusahaan Swags.
Ku gerakan kepala ini ke samping. Hingga sosok teman-temanku terlihat dengan jelas. Hemin,seperti biasanya. Cool, dengan jas sekolah yang sama denganku, Jessy, dan Rahen. Satu tangannya dimasukan kedalam saku celana. Secarik senyuman yang selalu tampak. Gaya rambut yang paling trendi saat ini. Dan...
Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata lagi. Oh iya..
Hemin ini orang asli Korea tetapi lama tinggal di Australia. Tetapi saat demam korea menyebar, dia lansung migrasi ke Korea. Jadi... Ya... Gayanya campuran antara korea dan Australia.Rahen, gadis blasteran Jepang-Yunani ini memang selalu terlihat cantik dan dewasa juga sederhana bagaimanapun gaya pakaiannya. Kenapa aku bilang seperti itu?
Itu karena...
Pernah sekali kita main TOD(truth or dare) dan Rahen yang mendapat giliran. Dan... Dia memilih 'dare'. Darenya ialah merubah tatanan rambut dan memakai pakaian Jessy yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan gaya keseharian dari Rahen. Akhirnya...
Tarrraaa...
Tidak berubah sama sekali. Saat itu kami keheranan. Dan sejak saat itu Rahen mendapat julukan'yang tertua' Padahal bukan dia yang tertua. Melainkan Jessy. Rahen ini anak dari Gubenur di salah satu provinsi Jepang.Jessy, temanku satu-satunya yang masih belum kukenal dengan baik. Terkadang bersikap baik kepadaku. Terkadang juga...
Emmmmn...
Bagaimana ya???
Tidak terlalu baik mungkin ya...
Sedikit cuek gitu..
Atau..
Emmnn..
Ah entahlah...
Intinya, dia cantik. Stylenya kelas atas. Benar-benar tak tertandingi. Ia juga anak dari direktur perusahaan terbesar di dunia loh...(masuk 5 besar lah) dan ibunya ialah seorang wanita karir. Dokter bedah yang bekerja di Rumah Sakit Internasional di Jerman. Jessy ini bukan blasteran, tetapi dia mingrasi dari Jerman ke Cina. Dia asli Jerman.Dan...
Aku...
Chin Yan Tsu.Gadis blasteran Cina,Korea,Dan Amerika. Menetap di Korea. Tinggal bersama aboeji dan halmeoni(Nenek). Dan di rawat dengan cara...
Kau pasti bisa menyimpulkan, setelah mendengar sedikit penjelasan tadi. Aku sungguh tidak mau menyinggungnya lagi.'Krek'
Suara yang sejak lama ku tunggu akhirnya terdengar. Suara pintu terbuka. Aboeji keluar dari ruang konsultasi.
"Aboeji... " aku memanggil dengan suara kecil.
"Apa yang dokter katakan Ajoessi?" Hemin bertanya dengan penasaran.
"Tidak harus kembali ke korea kan?" Jessy juga bertanya dengan tak kalah penasarannya.
"I'm..." Aku mengatakannya dengan sedikit berteriak, membuat seluruh perhatian teman-temanku dan aboeji hanya tertuju padaku.
"I'm...." Aku mengulang kata itu lagi, tetapi dengan sedikit lirih.
"I'm..." Lagi-lagi aku mengulang kata itu. Dengan kepala yang di tundukan.
"I.."
"What? What happen? You ok, I know that. Kamu pasti tidak kenapa-kenapa."
"Stth...diam!! Dia ingin melanjutkannya." perintah Rahen.Aku pun mulai melanjutkan apa yang ingin aku katakan.
"I'm...Ski..Zo...Fre...Nia.."
"What??" mereka mengatakannya dengan kompak.
"I'm SKIZOFRENIA.." Aku mengulanginya dengan tertunduk.Kriik..
Suasana sunyi, senyap, tak ada komentar sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKIZOFRENIA
Mystery / ThrillerHalusinasi... Delusi... Kontra... Perdebatan... Belakangan ini selalu menghiasai hidup Yan tsu. Dimulai dari hal kecil,lalu membesar,dan BBOOOMMM Meledak.