Leaves

5 4 0
                                    

"Watch your step bitch! Kau tahu? Kau akan dikeluarkan dari kantor ini kalau kau terus menghalangi jalanku!!!" Bentak lelaki itu pada seorang perempuan yang tidak sengaja menabraknya, well sebenarnya bukan dia yang menabrak tapi dia tiba-tiba ditabrak oleh bosnya itu. Karena kesal, lelaki itupun langsung pergi tanpa membantu perempuan tadi yang sedang membereskan berkas-berkasnya.

Lelaki itu terus saja menabrak semua orang yang menghalangi langkahnya. Ia tak perduli apa yang akan dibicarakan oleh karyawannya akibat ulahnya ini. Sungguh, ia sangat tidak perduli dengan apapun. Ia hanya mau pergi menyusul Ibunya, karena hanya dia yang bisa menenangkan monster yang sudah lama tak terbangun ini.

"AKKKK!!!!! Kenapa Mah? Kenapa sih Mah? Aku lelah Mah! Mah aku mau nyusul mamah aja ya mah. Aku capek disini mah." Teriak laki-laki itu sambil membanting apapun yang ada di hadapannya.

Setelah kehabisan barang untuk dibanting, ia hanya bisa menangis sambil memegang sebuah foto.

"Kenapa semua wanita yang aku sayang pergi meninggalkanku? Apa aku memang tak pantas sebagai laki-laki? Kenapa Tuhan??" Pria itu menangis sejadi-jadinya sambil duduk di lantai dan memeluk kakinya sendiri.

Drrrrrrrrttttt drrrrrrrrrttttttt

"Hallo? Sayang? Hun.. Maafkan aku.." Ucap wanita disebrang sana sambil terisak sama seperti lelaki itu.

Lelaki itu tidak bisa berkata apapun melainkan hanya dia menahan suara tangis dan amarahnya supaya tak terdengar oleh gadis itu.

"Maafkan aku hun.. Sungguh aku sangat meminta maaf, aku khilaf. Aku mabuk pada saat itu dan aku.. Aku... Aku tak tahu atas dasar apa aku melakukannya. Maafkan aku.. Sung-"

"STOP SAYING SORRY! STOP CALLING ME HUN! AND STOP! PLEASE JUST GO AWAY FROM ME YOU FUCKING WHORE!! DONT EVER CALL ME OR-" bentak lelaki itu memotong ucapan orang disana.

"FINE! FINE!!! FINE! I GET IT! BUT IM NOT A WHORE IM YOUR GIRL-"

Brak

Lelaki yang sudah terlanjur muak itu pun langsung melempar handphone-nya ke arah dinding hingga remuk dan menjadi tak berbentuk lagi.

Rupanya lelaki itu memang sudah sangat tidak peduli dengan semuanya, dan dengan amarah yang masih menggebu di dalam hatinya ia memutuskan untuk pergi dari kantornya dan mengendarai mobilnya ntah kemana.




■AUTHOR'S NOTE
Makasih buat yang udah baca ini walau baru 3 tapi Alhamdulillah banget!

Thankyou

Cirebon, February 17 2017
2:41PM

Perfections [CTH // AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang