A Moment To Remember (Chap 20)

528 108 30
                                    

Cast, Genre, Lenght, dll masih tetap sama, gak ada perubahan sedikitpun. Jadi, langsung saja!

A Moment To Remember

Kicau burung kian bernyanyi ditemani sejuknya angin khas gunung kini menyapa lembut wajah manis Seungkwan dan Hoshi. Sambil tersenyum kecut, Seungkwan berjalan mendahului Hoshi menuju makam Luhan. Sedang Hoshi hanya bisa menatap nanar punggung Seungkwan yang kini mulai memudar dari pandangannya sebelum akhirnya menyusul Seungkwan sambil memegang bunga mawar putih yang ia beli bersama Seungkwan sebelumnya.

"Hallo hyung... Ini aku, Seungkwan... Apa kabar hyung disana? Apakah hyung bahagia? Oh iya, aku membawakan ini untuk hyung, hyung menyukainya bukan?"

Seungkwan lalu meletakkan bunga yang ia bawa tersebut diatas makam Luhan, sedang Hoshi yang baru saja tiba ikut tersenyum dan memberi penghormatan pada Luhan.

"Hoshi-ah, apa menurutmu Luhan hyung akan bahagia disana?"

Hoshi terdiam sebelum akhirnya tersenyum dan menjawab, "Tentu saja. Bukankah kau mengatakan bahwa ia sekarang sedang berdampingan bersama orang yang ia cintai? Tentu saja ia akan bahagia karena akhirnya sudah bisa bersama dengan orang yang ia cintai.."

"Iya.. Kau benar... Luhan hyung sangat mencintai Sehun hyung, dan karena cinta-nyalah ia lebih memilih meninggalkan Sehun hyung..."

Seungkwan tersenyum dan menatap kearah makam Sehun yang ada disamping makam sang kakak,

"Aku begitu yakin bahwa Sehun hyung adalah sosok pria yang baik dan bertanggung jawab. Jika tidak, mana mungkin hyung-ku begitu tergila-gila padanya.."

Hoshi terdiam, ia menghembus nafasnya berat sebelum akhirnya berbicara. "Iya... Kau benar.. Sehun hyung adalah sosok pria yang baik dan sangat pemberani, ia bahkan rela menantang maut demi orang-orang yang ia cintai..."

Seungkwan terdiam, ia kemudian tersenyum remeh melihat sikap Hoshi yang menurutnya sedikit berlebihan.

"Yak... Setelah ku perhatikan, ternyata kau hebat juga ya menilai seseorang walau kau tidak bertemu dengannya?"

Hoshi tersenyum, lalu menjongkok dan menyentuh nisan Sehun sambil meletakkan bunga mawar putih yang ia bawa.

"Eoh... Aku kira kau membeli bunga itu untuk diberikan pada Luhan hyung..."

Hoshi terdiam lalu pada akhirnya ia tersenyum sambil menyentuh setiap barisan huruf yang bertuliskan nama sang kakak.

"Kau salah Seungkwan-ah... Aku tidak bisa menilai seseorang seperti yang kau maksud.. Aku ini manusia biasa bukan peramal yang bisa tahu sifat dan karakter seseorang tanpa melihat dan mengenalnya terlebih dahulu..."

"Lantas kenapa kau begitu yakin tentang Sehun hyung? Kau bahkan mengatakankan pendapatmu tentang karakternya?"

"Cih... Dasar bodoh...."

Hoshi tertawa kecil lalu menatap Seungkwan yang masih menatapnya dengan penuh tanya,

"Kenapa kau mengatakan aku bodoh?"

Seungkwan terdiam lalu kembali menatap kearah batu nisan Sehun dan kembali membaca nama Sehun dengan cermat,

'KWON SE HOON'

Dan entah karena alasan apa, Seungkwan menggeleng-geleng kepalanya dan menatap tidak percaya kearah Hoshi.

"Tidak mungkin.... Ini tidak mungkin... Hoshi-ah, apa yang aku pikir ini tidak mungkin 'kan??? Eoh...?"

"Yang kau pikirkan itu semua benar, Seungkwan-ah... Sehun adalah hyung-ku.. Bunga mawar putih adalah bunga kesukaan hyung-ku dan oleh sebab itulah Luhan hyung juga menyukainya..."

"Tidak... Ini tidak mungkin.. Situasi bodoh macam apa ini?"

Seungkwan terduduk, ia terlihat sangat terpukul dan kaget. Dan seperti potongan film hitam putih, ia kembali mengingat sosok sang kakak saat mengatakan bahwa sang kakak-lah yang pergi meninggalkan Sehun hingga membuat Sehun berakhir dengan tragis. Dan kini, Seungkwan sedikit mengerti mengapa dulu Hoshi sangat ingin menyakitinya dan membalas dendam padanya. Itu semua karena ia memiliki hubungan secara tidak langsung atas kematian Sehun.

"Bangunlah... Kita harus pulang... Sebentar lagi sore, aku harus mengantarmu sebelum orangtuamu mencemaskanmu..."

"Mengapa kau tidak pernah menceritakan semuanya padaku? Mengapa kau hanya diam dan diam? Jika saja kau mengatakan alasan mengapa kau sangat dendam dan ingin menyakitiku, aku tentu tidak akan berbuat sejauh ini.. Aku pasti tidak akan menyalahkan Jihoon dan meninggalkannya.. Sekarang aku mengerti mengapa dulu kau mengatakan bahwa ini semua tidak ada hubungannya dengan Jihoon, aku minta maaf Hoshi-ah...."

Seungkwan berucap sambil menangis, bahkan saat ini ia tidak bisa untuk menatap wajah Hoshi. Ia merasa malu dan marah pada dirinya sendiri.

"Sudahlah, ini semua sudah berlalu.. Sekarang ayo kita pulang..."

"Selama ini kau pasti sangat membenciku dan menginginkan kehancuranku bukan? Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan untuk membayar semua kesalahanku?"

"Sudah cukup Seungkwan-ah... Ayo pergi, aku tidak ingin kau berlama-lama disini..."

Hoshi lalu menarik tangan Seungkwan dan mengiringnya kembali ke mobil.

Selagi diperjalanan, Seungkwan tidak bisa berkata-kata, hanya airmata yang kini mengekspresikan apa yang sekarang ia rasakan. Hoshi yang melihat hal itu hanya bisa mendesah pelan,

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu, Seungkwan-ah. Aku sudah tidak membencimu, saat ini aku tulus ingin berada disampingmu.. Memang sejak awal aku berniat menghancurkanmu, bahkan aku ingin membuatmu terluka, dengan begitu kau akan merasakan apa yang dirasakan hyungku dan tentu saja Luhan hyung akan merasakan sakitnya melaluimu, tapi sekarang aku sudah melupakannya, jadi aku mohon padamu jangan menyalahkan dirimu lagi..."

"Turunkan aku disini...."

"Seungkwan-ah...."

"Aku mohon....."

Tanpa bisa berkata lagi, Hoshi terpaksa menghentikan mobilnya, dan dengan cepat Seungkwan keluar dari mobil.

"Seungkwan-ah.... Kau mau kemana? Ayo masuklah, aku akan mengantarmu kerumah..."

"Tidak... Kau pergi saja, aku ingin sendiri..."

"Tidak.. Aku tidak mungkin membiarkanmu sendiri disini dalam keadaan seperti ini.."

"Aku mohon Hoshi-ah, kali ini saja tolong dengarkan aku..."

Seungkwan menatap Hoshi nanar, dan Hoshi tentu tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain mengangguk paham dan membiarkan Seungkwan berlalu dari hadapannya dan menaiki sebuah taxi meninggalkan Hoshi sendiri.

TBC
Masih ada gak yang nunggu ff ini? Kalo masih ada readers uji bakal next. Tapi kalo udh gak ada yg nunggu ya terpaksa uji stop'in smpe dsni.
Maaf ya kalo uji lambat banget lanjutin ff ini, uji sibukk banget sama tugas kuliah 😭😭😭
Doain tugas akhir uji lancar yaa 💋💋😍
Vomment 🙏

A Moment To Remember (Chap. 15)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang