Bagaimana jika jadinya seorang wanita yang baru saja menyelesaikan kuliahnya dan hendak menatap hidupnya justru harus terkurung dalam kehidupan Park Chanyeol laki-laki yang dingin dan menyebalakan yang mebuat hidupnya seaka-akan di neraka , dan hany...
Setelah dua hari eunji tidak bangun chanyeol tetap setia menemani eunji bahkan pekerjaannya ia bawa ke rumah tapi sebelum nya chanyeol tidak pernah melukan hal itu karna dia biasanya lebih fokus dikantor untuk berkeja dari pada dirumah.
Lalu ia melihat Eunji seperti mulai akan terbangun.
" apakah kau sudah bangun nji ".
Ucap chan lembut dan duduk di samping nji.
" ah aku tidur berapa lama dan mengapa tubuhku sangat kaku ".
Ucap eunji setengah sadar
" 2 hari kau tidur nji ".
Jawab chanyeol sambil mengelus rambut eunji
" apa 2 hari ! ah pantas saja tubuh ku sangat lelah dan kaku ".
Eunji mulai mengerak2kan tubuhnya
" apa masih sakit ? ".
Tanya chan sambil melihat wajah eunji dengan tatapan iba.
" ah tidak aku baik-baik saja , kau tak perlu merasa iba padaku ".
Ucap eunji lembut.
" Bagaimana jika kau pergi bersama ku nanti ke kantorku dan kau boleh pergi belanja di sepuasmu selama aku di kantor".
Ucap chanyeol berusaha menghibur namun dengan nada yang tetap angkuh dan dingin.
" Benarkah itu , kau tak bercandakan yeol ? ".
Tanya eunji meyakinkan jika chanyeol tidak akan berbohong.
" iya nji ... aku serius ".
Ucap chanyeol dingin dan beranjak meninggalkan nji , hingga tangan nya di tarik eunji.
" terimakasih ".
Ucap eunji malu-malu dan berlari ke kamar mandi.
" dia benar-benar sudah sehat ".
Guman chanyeol menatap ke pergian eunji ke kamar mandi.
Di depan rumah eunji sudah bersiap-bersiap untuk pergi bersama chanyeol dan tidak sabaran walau hanya menggunakan baju biasa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" chan ayo cepat bukan kah kita akan pergi sekarang aku ingin melihat kota lagi aaahhh sudah lama ".
Ucap eunji sambil menghirup udara di rumah dan tersenyum.
" sabar nona kau seperti anak kecil ".
Cibir chanyeol dingin.
" mmm .. baik lah aku akan bersikap tenang ".
Balas eunji dan kemudian benar2 menjadi tenang.
Dan mereka pun masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke tempat tujuan mereka namun .. eunji masih merasa aneh jika hanya pergi ke kantor bukan kah tak perlu membawa banyak pengawal.
" chan mengapa banyak sekali pengawal bersamamu ".
Tanya eunji penasaran pada chanyeol.
" eeuumm hanya waspada karna anjing-anjing di luar sanah mulai tak bisa ku kendalikan dan mulai berusaha menyerangku ".
Balas chanyeol santai dan tetap fokus pada leptopnya.
" anjing ? bukan harus kau panggil petugas lingkungan hewan jika banyak anjing mengikutimu eum ".
Eunji semakin merasa tak mengerti dengan apa yang chan ucapkan .. bukan jawaban yang eunji dapat justru ciuman di bibirnya yang dia dapat ..
" kau mulai sangat bawel nji ".
Ucap chanyeol dan membuat eunji diam.
Sampai di kantor .. eunji bisa melihat yang di sebut kantor oleh chanyeol itu + sebuah mall .
Kemudian semua pegawai menayapa eunji dan chanyeol dengan heran entah mungkin karna bos mereka yang slalu gagah.
" mereka kenapa melihat ke arahku seperti itu ".
Bising2 eunji pada chanyeol.
" mungkin karna kau cantik " .
Balas chanyeol dingin.
" Aku hanya menggunakan jeans dan kaos sekarang ".
Ucap eunji msih heran .
Hingga seorang wanita menghampiri chanyeol dan menyapanya.
" hai bodoh apa kabarmu ".
Ucap wanita yang terlihat sangat cantik dan anggun.
" SANA ! itu kau ?".
Chanyeol langsung menghampiri sana dan tak peduli pada eunji yang menatapnya bingung dengan sikap chanyeol yang sangat ramah pada wanita itu.
" aku merindukanmu san ".
Ucap chanyeol sambil memeluk sana.
" aku juga chan ".
Sana membalas pelukan Chanyeol.
Eunji hanya diam ada rasa iri di dadanya melihat laki-laki yang mengurungnya selama 1 minggu ini memeluk wanita lain .. kemudia eunji berguman dalam hatinya.
" Sadarlah kau nji .. kau hanya maenan nya dan kau akan segara di buang" .
Eunji pun kembali bersikap biasa-biasa saja untuk menutupi rasa iri dalam dirinya tentu saja tidak pantas ia miliki.
