Chapter 3

46K 571 6
                                    

Maaf ya lama update.
Author dari kemaren sibuk. Sibuk sama pekerjaan dan sibuk kuliah.  Nah, sekarang author bakalan lanjutin cerita yang kalian sudah tunggu.

Author pov.

"Kau kenapa lyn?" tanya seorang pria yang tak lain adalah berry sahabat baik dari jeslyn.

"Maaf ry, aku sangat lelah. Saat ini aku tidak ingin bicara dengan siapa pun."  jawab jeslyn.

"Termasuk bicara dengan ku?  Hey jeslyn, aku ini sahabat mu. Kau bisa bicara apa pun kepada ku."

"Maaf ry, aku sangat lelah. Lebih baik kau pulang." ucap jeslyn.

"Apa guna nya kau menyuruh ku untuk menemui mu? Kalau kau sendiri saja tidak ingin bicara pada ku." kata berry sambil memegang tangan jeslyn.

"Berry, pulang lah. Aku sangat capek hari ini.!" jeslyn membentak berry, tapi berry hanya diam saja.

"Aku bingung harus berbicara apa dengan mu. Aku muak dengan semua ini." butiran air mata membasahi pipi jelsyn, yang di lihat oleh berry.

"Jeslyn. Kau... " ucapan berry terputus.

"Aku mohon berry pergi lah dari sini. Aku ingin sendiri." ucap jeslyn sambil memohon pada berry.

"Baiklah aku akan pergi. Kalau kau membutuhkan ku, telpon saja aku." ucap berry. Jeslyn hanya mengangguk.

Jeslyn pov

Melihat kepergian berry dari rumah ku, sungguh membuat ku sesak. Baru pertama ini aku mencampakkan nya. Dia sahabat yang sangat baik, dan peduli pada ku. Tapi, aku sudah membuat nya sedih dengan mengusir nya dari rumah ku.

Mengingat apa yang terjadi bersama pria brengsek itu membuat ku tak kuasa menahan amarah, ingin rasa nya aku tampar wajah nya dan menjambak rambut nya hingga botak.

Aku berjalan menuju kamar ku, dan berbaring di kasur ku. Aku menatap ke langit tembok, dan berusaha untuk tidur dan melupakan semua nya. Tapi...

Praaaaanggggg..  (Suara piring terjatuh)

"Suara apa itu.?" gumam ku.

Aku terbangun dari tempat tidur, menuju ke arah suara yang aku dengar adalah suara piring jatuh.

"Suara itu seperti nya dari arah dapur." gumam ku.

Aku berjalan pelan menuju dapur, aku takut jika ada maling masuk ke rumah ku. Aku mengambil sapu untuk aku jadikan senjata kalau ada seseorang yang ingin berbuat jahat pada ku. Setelah aku di dapur, tiba-tiba aku melihat seseorang tergeletak.
"Ayah. Ayaaaahhhhhh... Ayah bangun yah. Ayah. Ibu tolong, ibuuuuu..." aku berlari mendekati ayah dan menjerit histeris.

"Ada apa ini? Astaga ayah. Jeslyn ayah mu kenapa.?"

"Jeslyn juga tidak tau bu. Tadi jeslyn mendengar suara dari kamar, terus jeslyn cek,  suara itu dari arah dapur. Dan tiba-tiba ayah sudah tergeletak pingsan."

"Ayo nak, kita bawa ayah kerumah sakit." ucap ibu.

Dengan cepat aku langsung membawa ayah ke rumah sakit. Ketika aku akan mencari taxi, tapi tak ada satu pun taxi yang muncul.

"Ibu, bagaimana ini?  Tidak ada kendaraan yang lewat. Aku berusaha mencari taxi tapi tidak ada yang lewat.!" ucap ku.

"Hubungi berry nak.! Siapa tau dia bisa membantu kita." ucap ibu.

Langsung aku mengubungi berry. Tapi, aku begitu kesal karena berry tidak bisa di hubungi. Aku sangat bingung, siapa yang harus aku hubungi. Saat aku hendak menoleh ke bawah lantai, aku melihat kartu nama yang jatuh dari bawah saku ku. Aku melihat nama yang tertera di kartu nama tersebut. Ya, dia adalah tuan aland stanwick.

Scandal Jeslyn and AlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang