Setelah menghancurkan hologram pesan dari pemerintahan Major Minus, Excel dan Ashley pun mulai menyusun rencana untuk proses pelarian. Major minus pun mengerahkan semua silencer-silencer terbaik kota Gautama untuk menangkap Ashley dan Excel. Sebelum melakukan proses pelarian, Excel dan Ashley pun pergi ke sebuah ruang bawah tanah rahasia milik Excel, untuk mempersiapkan segala perbekalan selama proses pelarian mereka berdua.
Excel merogoh kantong bajunya, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berhiaskan intan berlian. Excel menekan-nekan tombol kotak kecil itu, dan perlahan-lahan hologram berbentuk lemari besi muncul di hadapan mereka berdua. Excel menekan lagi satu tombol di kotak kecil tersebut, perlahan lemari besi itu terbuka dan memperlihatkan senjata-senjata canggih andalan silencer-silencer terbaik di kota Gautama.
"Ini, untukmu," kata Excel sambil memberikan sebuah baling-baling kecil untuk Ashley.
"Apa ini? Baling-baling ini seperti baling-baling kayu di desaku yang berguna untuk meramal cuaca," ucap Ashley, lalu melihat baling-baling kecil pemberian Excel dengan pandangan bingung.
Meski Ashley tinggal di kota Gautama, tapi bukan berarti teknologi kecanggihan Gautama menyeluruh diseluruh kota Gautama. Ashley tinggal di sebuah pedesaan terpencil bernama desa Faramaaz, yang masih sangat sederhana dan belum terjamah teknologi canggih kota Gautama. Desa tempat para manusia Mutan tinggal dan memulai hidup yang tenang, tetapi itu dulu sebelum pemerintah Major Minus mulai memburu para manusia Mutan untuk sebuah penelitian. Para pejabat serakah itu hanya mengusik kehidupan para manusia Mutan, rakyat yang tidak tahu menau tentang kekejaman pejabat kota Gautama.
"Bukan, ini bukan seperti baling-baling yang ada di desamu," jelas Excel.
Excel menekan sebuah tombol hijau untuk mengaktifkan baling-baling miliknya, ia menggeser sebuah kursor kecil yang ada disebuah remote kontrol pengendali. Dalam sekejap baling-baling itu mulai memotong-motong sebuah besi yang ada di hadapan mereka berdua, ketajaman baling-baling kecil besi itu sampai membuat besi itu terpotong-potong dengan mudah. Excel kembali menekan tombol merah untuk menonaktifkan baling-baling tersebut.
"Alat ini akan kita gunakan saat situasinya mendesak," ujar Excel kembali memberikan baling-baling besi tersebut kepada Ashley.
"Sungguh, alat ini sangat keren!" pekik Ashley semangat, ia menatap baling-baling itu dengan mata berbinar.
"Ya, kupikir kita perlu banyak persiapan untuk melakukan proses pelarian kita ini, jadiku peringatkan kau untuk bersiap-siap." Excel menaruh alat-alat canggih miliknya ke dalam kantong elastis yang menempel pada pakaiannya. Setelah Excel menutupnya, kantong tersebut perlahan melekat pada pakaian Excel.
"Hmm ... Kupikir aku akan selalu aman jika terus berada di sampingmu Cel," ujar Ashley, ia menatap dalam kedua manik mata Excel. Excel berkedip, entah kenapa ditatap sebegitu intens oleh Ashley membuat jantungnya berdegup lebih cepat, ada apa dengan dirinya? Excel menggeleng pelan.
"Tetap saja, walau aku adalah kapten dari semua silencer-silencer terbaik di kota Gautama, kuantitas tetap lebih menonjol. Pasukan silencer terbaik kota Gautama sangat banyak dan mereka semua sekarang sedang memburu kita, aku khawatir kita tidak akan bisa melarikan diri dari mereka," kata Excel skeptis. Ia kembali menekan sebuah tombol dari kotak tadi, yang memunculkan sebuah hologram lemari es.
"Tapi setidaknya kita akan berjuang bersama." Excel memasukkan beberapa bahan makanan untuk perbekalan selama proses pelarian mereka berdua.
"Aku sebenarnya takut dengan situasi ini, aku belum terbiasa ada disituasi menegangkan seperti ini. Aku terbiasa hidup tenang dan damai dulu, sebelum para pejabat mengusik kehidupan warga Faramaaz," kata Ashley pelan, berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya yang mendesak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run All Night
Sci-fi- Event Seleksi Kelompok 2 - Ashley Griffin, seorang mutan yang berhasil membuat Excelius Porter, Lead Silencer kota Gautama, luluh akan pesonanya. Ketika pemberontakan terjadi, pelarian dari kota Gautama pun dimulai. Akankah mereka berdua...