“Oyyy!!! Bangun cepet bangun, kamu pikir ini sudah jam berapa?!?!” teriakan keras itu membuat ku terbangun, sesaat ku toleh jam wecker di sebelah kasur ku menunjukkan pukul 06.30
“Ohh, aku telat ya?” jawab ku sembari mengedarkan raungan ke seluruh penjuru ruangan
“Kakak, apa yang kamu pikirkan! Cepat mandi atau aku siram pake air nih!!” kini dengan nada yang lebih di tinggikan.
“Iya, iyaa.” Kata ku menyudahi keributan di pagi ini.
Nama dia eli, seorang gadis SMP dengan paras yang lumayan cantik bila ku bandingkan dengan teman temanya, dia memiliki tubuh yang sedang, rambut panjang (sepinggang) berponi, kulit putih dan tinggi yang ideal, senyumnya juga manis akan tetapi sangat berbeda jika kau membuatnya marah. Eli adalah adik sepupu ku, yang sudah dua tahun tinggal dengan ku. Kami tinggal di rumah ayah akan tetapi kami hanya tinggal berdua, ayah ku bekerja sebagai manager sebuah perusahaan di Perancis, sedangkan ibuku bekerja sebagai bawahan ayah ku di perusahaan yang sama. Sudah dua tahun lamanya tak berjumpa dengan mereka, mereka menitipkan eli dengan harapan agar aku memiliki seorang yang rajin meneriakiku untuk bangun setiap pagi, yaah.. persis dengan apa yang ia lakukan pagi ini, “Kerja bagus nak” pikir ku saat kudapati diriku tengah menggosok gigi di depan cermin dengan wajah yang di paksakan untuk terjaga.
“Kakak, cepatlaah! Sarapan sudah siap nih!” teriak adik kecil ku dari dapur.
Aku hanya diam dan melanjutkan aktifitas ku secepat yang ku bisa, kalian tak tahu bagaimana amarah Eli ketika perkataannya tak dilaksanakan. Dasar gadis kecil yang menyeramkan.
“Nih cepetan di pake.” Serobotnya sesaat aku keluar dari kamar mandi. Terlihat dari penampilannya yang sudah sangat bersiap untuk berangakat sekolah. “Habis dipake, langsung kedapur. Udah aku siapan tuh sarapannya, inget ya GAK PAKE LAMA!” segera ku kenakan baju seragam ku yang sudah ia siapkan ketika ku yakin dia telah keluar dari kamar ku. Setelah bersiap siap kuhampiri dapur dan kudapati adikku sedang menyantap sarapannya sambil menonton sebuah film kartun pagi kesukaannya. Ku hampiri dirinya sambil mengambil beberapa roti dan segelas susu hangat buatannya yang ia letakkan di meja makan.
“Yuk jalan.” Ucap ku seusai melahap sarapan ku pagi ini.
“Yuk” balasnya singkat.
Nama ku Arif, seorang pelajar SMA tahun ke dua yang selalu tertarik akan sesuatu yang janggal. Bisa dibilang aku penggila misteri, yah jika ada pekerjaan sebagai detektif maka akan aku habiskan seluruh hidup ku untuk memecahkan kasus. Waah alangkah senangnya jika itu terjadi, oh iya aku hampir lupa kalau hari ini adalah pembukaan dari semester baru. Biasanya sekolah akan mengadakan upacara penerimaan siswa baru serta pembagian kelas dengan kata lain hari ini free, tidak belajar. Senangnyaa.
Deeeggg… “Perasaan apa ini?” aku seperti dapat merasakan aura kesepian yang teramat dalam disekitar ku, ssshhhh.. seorang gadis melintas tepat di belakang ku diantara desakan murid –murid lainnya, yap kami berada di ruang aula dalam acara penerimaan murid baru yang secara otomatis akan membuat para siswa berdesakkan dalam ruangan seluas ini. Aku penasaran akan apa yang aku rasakan, aku harus mencari tau! Ku tengok orang – orang disekitar ku, tak ada! Dimana dia? Seorang dengan aura seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
gadis pendiam dan pembunuhan misterius
Mystery / ThrillerJika kau tertarik, maka kemari dan lihatlah