chapter three

189 7 0
                                    

“Tentu saja aku serius dengan mu Arif! Maukah kau menjadi kekasih ku?” Ulangnya

“Aku tak tahu, aku juga tak yakin akan perasaan ku. Bisa kau beri aku waktu sebentar? Aku masih belum siap jika mendadak seperti ini.” Ucap ku gugup, ini adalah pertama kalinya seorang wanita menyatakan perasaannya kepada ku secara langsung.

“Baiklah, ku tunggu jawaban mu segera.” Jawabnya

Aku hanya membalasnya dengan wajah bingung.

“Hanya itu yang ingin ku katakan, maaf sudah mengganggu waktu mu. Aku akan pulang sekarang.” Katanya sambil meninggalkan ku di koridor kelas. Kembali diriku kedalam kelas untuk merapihkan beberapa buku pelajaran yang masih berserakan di meja ku.

“Kau mendengarnya?” kutujukan untuk satu –satunya orang yang masih tersisa di dalam kelas, dan seperti biasa tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ayu, gadis misterius yang pernah mengatakan kata – kata aneh padaku.

“Mulai menarik, aku mulai menyukainya.” Kata Ayu, ini adalah kali ketiga dia berkata hal – hal aneh padaku.

“Maksud mu?”

Tanpa jawaban, dan dia berlalu meninggalkan ku dalam kebingungan, sendirian di dalam kelas.


                Kriingg!! Kriiinngg!! Kriingg, “Ooyy, sampai kapan kau akan terus tidur, pemalas!” Bbyyuurr!! “Tuh rasain! Hahahaha!”

“ELLLLIIIIIII!!!!”

                Ruang makan. “Sudah berapa kali aku katakana padamu untuk bangun lebih awal, hah?” omelnya sambil menjilat sendok berisikan penuh selai kacang kesukaannya.

“Bukannya itu memang tugas mu? Dan lagi untuk apa kau lakukan itu di hari minggu! MINGGU!!” ucap ku kesal

“Tak perlu dua kali kau menyebutkannya, aku juga sudah tau. Tapi setidaknya kau bangun lebih pagi sekali – sekali tak masalah kan?”

“Tentu saja itu sebuah masalah!”

“Yaampuun, sudahlah. Sekarang kau cepat rapikan kamar –kamar, dan aku akan memasakkan sesuatu untuk mu.”

“Yah yaahh.”

“Dan satu lagi, ingat janji mu kan?”

“Baik, aku akan mengantarkan mu belanja.”

“Teheee..”

Terlihat pemandangan renggang dalam supermarket ini, yah.. karena jam segini (13.00) keadaan di supermarket memang sedang sepi – sepinya di bangingkan pagi hari, Eli tak suka dengan keramaian adik kecil ku ini memang bersifat tertutup dengan orang yang tak dikenalnya. Itulah mengapa dia tak memiliki pasangan sampai saat ini, ah! Mengingat masalah pasangan, aku jadi ragu dengan jawaban apa yang akan kuberikan kepada feyrent. Aku tak tahu apakah aku menyukainya atau tidak.

“Oy, Eli!”

“Apa?”

“Kau tahu, walaupun sepi ada banyak orang disni. Jadi bisakah kau melepaskan genggaman tangan mu? Malu tau!” sambil ku coba untuk melepaskan tangan dari mahluk ini.

“Biarin! Weeekk! Yang malu siapa?”

“Dasar Jones!”

Terlihat sosok yang ku kenal di depan sana, Feyrent! apa yang sedang ia lakukan disini? bukan, mengapa dia ada disni? “Eli, kita harus cepetan pergi!” kata ku sambil menarik tangannya.

“Ada apa sih kak? Belum juga selesai!” bentak Eli setelah tak berada dari pandangan feyrent

“Nggak, perasaan ku lagi gak enak nih. Pulang yah!” bujukku. Setelah perselisihan cukup panjang akhirnya Eli berhasil ku ajak pulang. Ampun, jangan lagi dah!

gadis pendiam dan pembunuhan misteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang