chapter five

121 6 0
                                    

“Oy ngapain sih?” bentakku

“Hehe.. dah yaa, aku mau sekolah dulu.” Ucapnya dengan enteng.

                Dan dibalik itu semua, seorang memperhatikan kami dari kejauhan. Dengan tatapan penuh keyakinan dan sebuah senyum kemenangan. Ayu, apa yang ia lakukan dengan memperhatikan ku seperti itu?! Apapun itu, masih merupakan sebuah misteri yang ia simpan.

                Sesampainya aku didalam kelas, terlihat sosok Feyrent dengan tatapan kosong terduduk di kursinya yang tepat berada di depan tempat duduk Ayu dan pastinya dekat dengan ku. Wajahnya yang selalu menyambut kehadiran ku dengan sebuah senyuman hangat kini berubah dengan tatapan sedih bagaikan orang frustasi. Bagaimana aku menjelaskan kesalah pahaman ini pada Feyrent? Jika dia sendiri merasa tertekan seperti itu, ada sebuah niatan untuk menerimanya dalam benakku dan lagi aku tak tega melihat seorang gadis mengalami tekanan seperti ini. Ayu yang duduk tepat di belakangnya hanya diam seperti biasa tanpa melakukan gerakan yang menurutnya tak penting, yah.. memang seperti itulah seharusnya. Dan bunyi bel tanda mulainya pelajaran pun bordering dengan pikiran ku yang tak terfokus pada pelajaran sama sekali.

                “Sreg..” sebuah bunyi yang tak biasa berasal dari sebelah ku tepat dimana Ayu duduk terdengar nyaring ketika jam pelajaran pagi ini usai. Saat kutolehkan hadapan ku kearah sumber bunyi tersebut, kudapati ayu tak berada disana. “Hey, aku sudah melihat semuanya, apakah kau masih penasaran dengan ku? Apakah kau ingin melihat sesuatu yang menarik? Apakah kau juga ingin merasakan apa yang selama ini kurasakan? Sekarang kau mendapatkannya, apa yang kurasakan kini akan menjadi milik mu.” Sebuah suara yang sudah lama ingin kudengar sekarang mulai berdengungan di telingaku, kusadari bahwa seorang yang ingin kuketahui keberadannya sudah berada di belakang ku, dengan posisi mulut yang sedikit di dekatkan kearah telingaku agar aku bisa mendengar kata – kata yang ia lontarkan.

“Maksud mu?!” teriakku sambil menoleh kebelakang

“Lihat saja nanti.” Ucapnya sambil kembali ketempat duduknya. “Ayu, apa yang ingin kau tunjukkan padaku?” gumam ku penasaran. Pemandangan yang tak biasa lainnya pun terjadi lagi, Ayu yang berwatakan tak ingin mengeluarkan tenaga untuk hal yang menurutnya tak perlu sekarang mulai memajukan posisi tubuhnya dan mendekatkan kepalanya kepada telinga seorang siswi frustasi di depannya. Dia membisikkan sesuatu kepada feyrent, seketika itu pula Feyrent mulai menangis dan beranjak dari tempatnya, berlari sekencang mungkin keluar kelas hingga tepat pada pintu kelas yang terbuka lebar. “Zraatttt…” sebuah kepala melayang menuju kelas, sosok wajah dalam kepala itu sangat khas bagi ku. “FEYREEEEEENT!!!” teriakku saat tersadar bahwa sosok wajah dalam kepala tersebut adalah Feyrent. Teriakanku pun disambut spontan olah seisi orang dalam kelas, “Semuanya! Harap tenang!” jangan ada satupun yang boleh meninggalkan kelas sebelum polisi datang dan jangan ada yang berani menyentuh ataupun mendekati jasat Feyrent!” Peringatan ku mengheningkan kericuhan dalam kelas. Pemandangan seperti ini adalah yang pertama bagi ku, melihat sosok gadis tanpa kepala tergeletak di depan kelas dengan darah yang tercecer dimana – mana, segera aku berlari kedepan kelas dan terlihat kepala Feyrent yang terlepas dari tubuhnya dengan wajah yang menghadap padaku menunjukkan ekspresi sedih seakan ingin mengatakan “Arif, aku membenci mu” pada ku. Bayangan ku pun mulai tak terkendali pikiran ku kacau, dan disaat yang sama terlihat senyum bahagia ayu di sudut ruangan kelas ini tepat di bangkunya terduduk manis sembari melihat pemandangan depan kelas dengan girangnya. “Psikopat! Dia adalah seorang psikopat!” fikir ku, bagaimana dia bisa duduk sambil tersenyum kegirangan sedangkan seorang teman sekelasnya sedang tergeletak tanpa nyawa di hadapannya? Walau aku curiga dengannya, tetapi aku tak bisa membuktikan apapun untuk menuduhnya.

gadis pendiam dan pembunuhan misteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang