Mora dan Arka sedang duduk di balkon kamar. Tadi, Mora mengajukan Protesnya pada Arka, dia tak terima dengan perintah Arka yang meyuruhnya pindah dan akhirnya terjadi perdebatan Antara Mora dan Arka.
“Gue Cuma ngak mau Lo dibuly lagi, makanya Gue suruh Lo pindah! Emangnya salah! Gue cua mau jalanin tugas gue sebagai Suami yang baik, Bertanggung jawab dan bisa jaga Istrinya. Salah kalau gue kayak gitu sama Lo, Ra?!”
Setelah debat yang panjang dan mengguras tenaga, akhirnya Mora menerima kekalahannya dan dia mau dipindahkan kesekolah Papanya, SMA Nusa Pratama. Dia Luluh dengan ucapan Arka yang panjang itu.
Sekolah SMA Nusa Pratama itu bukan sekolah sembarangan. Yang bersekolah disana mayoritas anak orang orang berkantong tebal. Anak - anak kelas Jetset. Ada juga anak dengan kecerdasan diatas rata rata. Dan disana juga, sangat mementingkan namanya kelas sosial. Semakin tinggi kelas sosial keluargamu maka semakin dihormati juga dirimu. Itulah yang ada disekolah yang di bangun Kakek buyut Mora."Ra... Gue ngak main-main sama pernikahan kita." Kata Arka tiba-tiba setelah sekian lama diam menyelimuti keduanya. "Lah lo pikir gue main - main gitu. Bagi gue, nikah itu cukup sekali aja." Balas Mora tanpa berniat menatap Arka.
"Kalau gitu kita sama. Jadi lo bisakan belajar buat cinta sama gue? Gue juga bakal belajar buat cinta sama lo. Gue juga bakal pertahanin pernikahan kita apapun yang terjadi. So... Lo maukan berjuang bareng gue.?" Arka menatap Wajah Mora lekat lekat dari samping. Mora menoleh kearah Arka yang sedang memperhatikannya.
"Apaan dah kata kata lo. Berjuang apaan? Lo kira ini perang apa?." Arka mentap tajam kearah Mora yang menanggapi perkataannya dengan guyonan. "Ngak usah gitu juga kali natap guenya. Iya. Gue mau kok." Jawab Mora dengan serius kali ini tanpaadanya guyonan.
Entah kenapa Arka sangat senang mendengar jawaban Mora. "Okay, karena gue suami lo. Jadi lo harus nurutin kata - kata gue. Karena sekarang lo tanggung jawab gue."
"Iya gue turutin. Tapi jangan yang aneh-aneh ya. Awas lo aneh-aneh. Gue buang lo!" Ancam Mora. Arka tersenyum tipis. "Mulai sekarang ngak ada 'lo-gue' an. Harus pake aku-kamu. Panggil sayang juga ngak apa. Bisakan.?" Mora nampak berfikir. "Okay, gue maksudnya aku usahain. Aku coba.""Teruskan aku belum ada kerja, belum ada rumah juga, aku ngak punya apartemen juga. Jadi kita tinggal sama Bunda dulu gimana? Orang tua kita masih ngasih kita uang jugakan. Nanti kita jadiin satu aja di kamu. Kan kamu bendahara rumah tangga." Arka menaik turunkan kedua alisnya menggoda Mora.
Mora hanya mendengus kesal. "Okay terus apa lagi?""Ini yang paling penting buat gue." Arka menghadapkan Mora kearahnya. Wajah Arka nampak serius membuat Mora mau tak mau ikut serius juga. "Aku minta jatah." Mora mengerutkan keningnya tak mengerti. "Jatah apaan?." Tanya Mora tak tau, tak mengerti dan tak faham.
Arka menghela nafas berat. "Ituloh jatah 'ekhem-ekhem'" Arka menambahkan tanda petik saat mengatakan Ekhem. Seketika Muka Mora memerah. Dia sudah faham apa yang dikatakan Arka."Kan aku masih sekolah Ka. Kalau aku hamil gimana?." Nego Mora agar permintaan Arka itu ditunda dulu karena jujur dia belum siap batin. "Alhamdulillah kalau kamu hamil, kalu ngak ya lanjut terus." Jawab Arka santai.
Mora menghujani Arka dengan pukulan dilengannya. "Sakit Ra. Kamu mah, belum apa apa udah KDRT." "Kamu sih. Makanya kalo ngomong dijaga. Ternyata kamu mesum juga ya orangnya, aku kira kamu itu dingin!" Kesal Mora.
"Lah... Emang aku salah ngomong apa?. Makanya jangan nilai orang dari pandangan pertamanya aja. Aku juga Laki laki normal Ra, jadi wajar dong aku minta ‘itu’ sama istri aku." Mora diam tak menanggapi, karena memang omongan Arka benar. Dia terlalu cepat menilai orang dan Arka laki-laki tentu saja dia akan merasakan kebutuhan akan hal itu.
"Kan bener Mora, kalo jadi ya Alhamdulillah, berarti yang maha pencipta percaya sama kita, buktinya kamu hamil. Kalo ngak jadi ya lanjut lah. Emang salah dari pada aku minta sama perempuan lain?" Mora lagi lagi memukul Legan Arka kuat kuat. Dia marah mendengar kalimat terakhir Arka.
![](https://img.wattpad.com/cover/100174841-288-k777634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Young [Complete]
Romance#3 on Random 15.07.2017 #5 on Random 09.07.2017 #8 on General Fiction 22.04.2017 [15+/17+] "gue ngak ngerti apa yang difikirin Mama sama Papa. bagaimana mereka bisa nikahin gue sama cowok gak gue kenal diusia gue yang baru 17 tahun. asal tau aja Ya...