Bagian 04 (revisi)

259K 10K 167
                                    

Sepasang suami istri nampak sedang terlelap sambil berpelukan diatas tempat tidur mereka. Namun perlahan Arka membuka matanya yang terasa cukup berat. Senyuman diwajah Arka mengembang begitu menyadari siapa yang berada dalam dekapannya. Arka mengusap wajah Mora pelan. Mora nampak terusik dengan ulah Arka. Mora mengeratkan pelukannya pada Arka. Dia menyeruakkan wajahnya ke dada Arka.

"Ra... Bangun... Kita siap siap pulang kerumah Bunda sayang." Bisik Arka lembut. Dia mengusap kepala Mora perlahan. "Bentar lagi Arka, masih Ngantuk ama Capek." Manja Mora. Bagaimana tidak ngantuk dan capek, mereka baru tidur saat jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi.
"Sayang, bangun dong. Nanti kesiangan kerumah Bundanya." Arka menoel pipi Mora membuatnya risih dan kesal.

"Ish... kesel deh... Nyebelin deh." Arka menarik lengkungan bibirnya keatas. Entah kenapa melihat Mora mengomel membuatnya senang sekali. "Sana mandi duluan." Perintah Arka. Pria itu mencium bibir Mora sedikit melumat.

"Nyebelin banget sih!." Mora memukul bahu telanjang Arka dengan keras karena kesal. Bagaimana tidak, belum apa apa sudah main cium cium.

"Sakit sayang." Renggek Arka.
"Bodo! Minggir! Aku mau mandi!." Usir Mora. Mora menarik selimut yang menutupi tubuh polos mereka dan berjalan kearah kamar mandi. Arka melengkungkan Bibirnya membentuk seulas Senyuman, begitu melihat Mora berjalan tertatih menuju kamar Mandi.

“butuh bantuan Sayang?.” Tanya Arka sedikit menggoda sontak saja Mora berhenti melangkah dan berbalik menghadap Arka yang sedang menatapnya dengan senyuman. “Resek! Nyebelin! Ngeselin!” Mora berjalan kembali menuju kamar mandi dengan kesal. Berbeda dengan Arka yang tertawa melihat tingkah istrinya yang menggemaskan.

“kayaknya gue bakal cepet Jatuh cinta sama Lo Ra.” Gumam Arka lirih sambil melihat pintu kamar mandi yang tadi dimasuki Mora.

===0o0o0===

"Kalian dirumah Lusi sampai kapan?." Tanya Nia pad anak dan menantunya. "Mungkin seminggu sebelum Papa dan Mama ke London kita udah tinggal disini." Jawab Arka sambil memasukkan beberapa koper kecil yang berisikan pakaian Mora kedalam Mobil yang akan mengantarkan mereka kerumah Lusi dan Kenan.

"Aku bakal kangen sama Mama nanti." Manja Mora pada Nia. "Kamu ya... Udah punya suami masih aja Manja." Protes Revan yang melihat putri semata wayangnya bermanja manja dengan Istrinya. Mora yang sedang memeluk Mamanya menoleh kearah Revan dengan wajah ditekuk kesal.

"Papa ih... Sirik aja."
"Oh iya, tadi Tasya bilang ke Papa dokumen pemindahan kamu sama Arga sudah selesai. Jadi besok bisa langsung masuk sekolah kamu." Kata Revan begitu ingat bahwa Dokumen kepindahan Mora dan Arga yang diurus oleh orang kepercayaannya sudah beres.

Mora mengangguk mengerti. "Nanti aku sampaikan ke Arga, Pa." Arka segera menghampiri Mora dan juga mertuanya begitu selesai memasukkan semua koper Mora dibantu oleh Mang Iman – Satpam keluarga Pratama. "Kalau gitu kita pamit Ma, Pa." Pamit Arka.
"Hati-hati ya nyetirnya, kalau luang main kesini." Pesan Nia pada Arka dan Mora. Mora memeluk Mama dan Papanya bergantian cukup lama, setelah itu. masuk kedalam mobil diikuti Arka.

Mobil Arka meninggalkan pekarangan rumah Keluarga Pratama. Diperjalanan Tak ada yang membuka suaranya, Arka konsentrasi dengan jalan raya. Sedangkan Mora sibuk dengan Ponselnya. Setelah perjalanan selama kurang lebih 45 menit, karena mereka terjebak Macet. Akhirnya, mereka sampai dirumah Hutomo. Kedatangan Arka dan Mora disambut antusias oleh Lusi dan Aria.

"Ayo ayo masuk..." Ajak Lusi Antusias. Arka menyeret koper Mora. Sedangkan Mora sudah menghilang dibawa Lusi dan Aria entah kemana. "Serasa Babu gue." Keluh Arka.
Arka menaiki tangga menuju ke kamarnya. Bertepatan dengan Arga yang baru keluar dari kamarnya. "Udah dateng Lo. Mana Mora?" Tanya Arga yang tak mendapati Mora dibelakang ataupun disamping Arka.

Too Young [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang