"Del bangun del sholat shubuh dulu" ucap nanda membangunkan adel yang ada disampingnya.
"Ehh iya. Duluan aja gue bangunin yang lain." Adel yang masih setengah sadar hanya bisa mengulet.
"Bangunin yang lain? Yang lain lagi pada makan tuh. Udah ayo turun abis itu makan. Sebentar lagi kita sampai ko" ajaknya sekali lagi dan adel langsung menuruti perkataan nanda
Adel sholat dan yang menunggu di saung sembari makan. Anin dan ian saling meledek satu sama lain, dan mba indi sibuk merekam mereka berdua. Anin dan ian kalau sudag bertemu seperti anjing dan kucing, main ledek-ledekan terus. Tapi so far itu cuma buat seru-seruan aja.
"Nin lo ko gendutan sih nin, kayak bapau bener gak mba indi? " ledek ian lagi dan lagi
"Enggak ko, cuma pipinya itu loh nin kamu tembem banget. Hehe" timpal indi ikut meledek
"Yahh mba indi, aku kira mba mau bela aku tapi sama aja kayak mas ian. Huhhh"
"Anin kok lo manja sih, jijik gue liatnya sok manja lo" tiba-tiba adel dan nanda datang membawa semangkok mie instan, maklum di daerah puncak memang udaranya dingin jadi paling enak ya makan mie.
"Kakak paling jahat ya cuma lo ka" balasnya mengambil chiki yang berada digenggaman ian.
"Lohh kok jadi ribut sih, udah sekarang adel kamu makan. Anin mau ikut mas gak, tadi mas liat ada spot foto yang bagus. Yuk mba indi, ian mau ikut juga gak" ajak nanda mendamaikan suasana
"Kalian aja, mba gak ikut nan. Nemenin adel aja. Oke"
"Yuk mas nanda, mas ian kita foto-foto" ajak anin kali ini dengan semangat.
"Yee lu aja sono gue mah enggak."
"Jahat banget mas ian kan, yaudah yuk mas nanda abis itu kita langsung lanjut lagi perjalanannya"
"Sono lu pergi, tar juga kangen sama gue kan hahaha" jawab ian sedikit teriak karena anin sudah berjalan agak jauh.
Peduli setan dengan apa yang diucapkan ian dan adel. Kadang ia sedih akibat perkataan yang sangat kejam yang dilontarkan oleh adel. Tapi anin cukup sabar untuk menghadapi kakanya yang agak aneh.
Selesai memotret, nanda menghampiri yang lain agar masuk mobil. Sekarang ian yang menyetir dan anin duduk di depan. yang artinya duduk di samping ian.
Anin mengeluarjan hp nya dan memasangkan earphone ke telinga kanan dan kirinya. Namun ada yang tidak senang melhat anin
"Sumpel aja terus tuh kuping, biar budek sekalian." Ketus ian
Anin yang asyik mendengarian lagu hanya menjawab dengan acuh "peduli setan gue" seketika tawa indi dan nanda pecah akan jawaban anin
Setengah jam berlalu dan akhirnya mereka datang di puncak, lebih tepatnya sekarang mereka sedang beristirahat di villa keluarga nanda.
Anin langsung izin ke kamar untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda. Indi dan adel sibuk menyiapkan makan siang, ian sibuk bersama nanda memainkan PS.
Sesekali nanda dan ian bercanda, melemparkan kulit kacang bekas ian makan dan sebaliknya.
"Besok pagi langsung ke tempat tujuan ya nan, biar lebih cepet dan efisien." Ucap adel yang ikut duduk dibawah sambil membuka kulit kacang.
"Oke, Anin ikut gak? Mba indi ikut ya. Si ian tinggal aja udah hahaha"balas nanda dengan tawa nya
"Tau dah, coba gue tanya ya. Btw tuh makanan udah selesai dimasak. Makan sana nan, gue sama mba indi udah" ucapnya seraya bangkit untuk ke kamar anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Kamu
Novela Juvenil"Saya akan berhenti berharap sama kamu, apabila langkah saya sudah tidak sama lagi" Anindira Andara Putri "Sekuat apapun kamu menyamai langkah saya, kamu tidak akan pernah bisa" Dimas Ramadhan "Akan saya buktikan kalau saya bisa, dan suatu saat ka...