#8
Cakka sesekali melirik Agni yang duduk di sampingnya sambil menatap ke arah luar dari jendela kapal terbang itu. Saat ia menyadari bahwa kekasihnya itu ternyata tidur, ia menarik kepala kekasihnya itu hingga merebah di bahunya. Ia mengecup puncak kepala itu dengan sayang. Aku gak tau gimana cara naklukin kamu Ni, tapi... semoga apa yang aku lakuin gak ada yang salah dimata kamu. Semoga semuanya berjalan dengan lancar.
***
Kapal terbang itu mendarat di bandara Ngurah Rai Bali, tempat tujuan berlibur Cakka dan Agni. Mereka masing-masing hanya membawa sebuah ransel kecil di punggungnya. Tak ada kopor atau apapun yang lebih berat dari itu.
“Kita nginep dimana?.” Agni bertanya begitu mereka berdua memasuki sebuah taksi yang memang kebetulan berada disana.
“Di vila. Kebetulan Aku sama temen-temen beli vila disini.” Cakka berucap tanpa menoleh ke arah Agni sekalipun, karena Cakka sangatlah sibuk dengan gadget yang beberapa jam lalu ia tinggalkan.
Agni hanya membulatkan mulutnya, tak menghiraukan Cakka yang mengacuhkannya, ia juga malah mengecek ponselnya dan terlarut dalam beberapa urusan.
Cakka berdehem, “Sayang. Kamu bawa apa aja? Apa ada yang perlu di beli?.”
Agni tak mengalihkan pandangan dari ponselnya, “Enggak.”
Cakka menghela nafas, “Yaudah.” Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang tak semacet ibukota.
***
Agni mengelilingkan pandangannya menelusuri vila yang sangat mewah itu, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa vila itu terletak di bibir pantai. Senyum Agni merekah, sungguh luar biasa. Inilah salah satu tempat yang sangat ia idamkan. Ia melirik Cakka yang ternyata sedang meenatapnya dengan senyuman yang menawan.
Cakka menggandeng lengan Agni memasuki sebuah kamar, ia menatap Agni dengan puas. Memangnya siapa yang tak senang melihat kekasihnya bahagia? Dengan tenang, ia mendudukan dirinya di tempat tidur.
Agni mendekati kaca yang menghadap langsung ke pantai, seluruh dinding yang menghadap pantai memang hanya kaca-kaca saja.
“Kamu suka?”
Agni hanya mengangguk menanggapinya, tak ada niat melewatkan moment indah itu.
“Ini kamar aku, disebelah ada kamar Alvin, di atas kamar Gabriel dan Rio.” Cakka tiba-tiba bangkit dari duduknya.
“Kamu istirahat aja dulu, kalo ada apa-apa aku dikamar sebelah.”
Agni mengerutkan keningnya, ia berjalan ke arah Cakka. “Gak disini aja?.”
Cakka mengerlingkan matanya nakal, “Jangan. Bahaya.”
Keduanya terkekeh bersama, kemudian Agni mendorong Cakka keluar dari kamar itu.
Agni memegang dadanya yang terasa aneh, kenapa ia berdebar? Debaran yang telah ia kubur jauh-jauh. Kenapa dia kembali? Kenapa debaran itu hadir lagi? Apakah ia jatuh cinta? Agni bergumam, jatuh cinta, sama Cakka? Ia tersenyum kemudian membanting tubuhnya kepembaringan. Semoga saja ini yang terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince's Tale Series 1: She is My Cinderella
RomancePrince’s Tale Series. Sebuah kisah Empat pria yang mengalami kejadian layaknya di negeri dongeng, apakah akan menjadi jalan cerita yang sama dan berakhirkan yang sama? Atau bahkan sebaliknya? kunjungi juga... http://nden-cagnilovers.blogspot.com/ ...