#10 Tak Mudah

3.5K 145 1
                                    

Cakka menatap pantulan dirinya di dalam cermin dengan begitu malas. Hari ini tepat hari dimana ia harus menikahi Acha, pernikahan yang begitu buruk dan menyebalkan.

“Cakka ayo.”

Cakka menghela nafas, ia menatap Nirina yang berada di ambang pintu dengan kebaya yang begitu anggun.

“Balikin pasport Cakka baru Cakka pergi.” Cakka menghela nafas, “Cakka gak akan pergi sebelum pasport itu ada. Terserah Bunda mau marah atau apapun itu.”

“Jangan bilang kamu mau kabur Cakka!.”

“Kabur? Lucu sekali. Percaya dong Bun, kali ini aja sama Cakka.”

Nirina menghela nafas, kemudian kembali beranjak tak lama setelah itu ia kembali dengan pasport Cakka ditangannya. “Ini.”

Cakka tersenyum, setelah benda itu ada di tangannya seketika ide cemerlang bermunculan di kepalanya. “Makasih Bunda.”

Nirina mengangguk kemudian beranjak dengan Cakka yang merangkulnya.

“Bunda, Ayah pulang?.”

Nirina mengangguk, “Dia marah sekali, tapi untung dia mau ikut. Walaupun dari tadi gak buka suara.”

Cakka menghela nafas,  semuanya terasa begitu rumit. Kenapa ini bisa terjadi padanya?

***

Diluar sana angin terasa begitu dingin untuk Agni, hingga ia memutuskan mematuhi ucapan Ray untuk tidak beranjak sekalipun dari apartemen miliknya. Agni terlihat menerawang, pandangannya kosong sementara tangan kanannya mengelus perut entah apa sebabnya.

“Semuanya terlalu berat buat aku Kka, semoga kamu bahagia.”

Sebuah ketukan menyadarkan Agni dari lamunannya, kemudian ia membukakan pintu pada tamu yang sedari tadi ia tunggu itu.

“Maaf lama.”

Agni tersenyum, “Gapapa, aku  tahu kok kamu baru selesai dari live show.”

Orang itu, Harry. Dia mengelus lembut rambut Agni kemudian menariknya kedalam pelukan. “Kenapa mata kamu berkaca-kaca? Ada masalah apa kamu sebenarnya?.”

“Tidak ada. Duduk, mau teh hangat?.”

“Boleh.”

Kka... aku gak tau sekarang kamu lagi ngapain disana, tapi aku tahu ini yang terbaik buat kamu, aku gak yakin bisa membahagiakanmu lebih. Semoga dengan hadirnya anak itu kamu dan Acha bahagia.

“Hey! Lama sekali.”

“Aku lagi nungguin airnya panas dulu.” Agni berbalik ke arah Harry yang berdiri tepat dibelakangnya. “Kamu gak ada acara lain lagi?.”

Harry mendesah lelah, “Ada. Dua jam lagi.”

Agni menatap pria dihadapannya itu penuh rasa bersalah, “Maaf ya, aku malah suruh kamu dateng kesini. Kalau begitu, kamu istirahat aja dulu gih. Atau mau mandi?.”

“Aku istirahat aja.”

Agni mengangguk, kemudian kembali disibukkan dengan air dan teh nya. Apa kamu dan dia sudah sah Kka? Agni menatap ponselnya sejenak. Acha juga belum bilang apa-apa. Agni mengurut pelipisnya, dari semenjak Ray pergi tak ada sedikitpun makanan yang sampai di perutnya, tak ada nafsu makan, yang ada hanya keinginannya untuk diam dan melamun saja, tak ada yang lain karena tidurpun ia tak bisa.

***

Tak ada yang hadir lagi selain keluarga dalam acara pernikahan dadakan itu, dan itulah yang diinginkan oleh Cakka. Tak perlu ada yang tahu karena ini tidak akan lama, setelah semuanya benar-benar terbukti sandiwara ini akan segera usai.

Prince's Tale Series 1: She is My CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang