PROLOG...

15.9K 961 14
                                    

Langit biru  di Kota Kazan, Ibu Kota bagian Rusia yang dikenal dengan Tatarstan, terlihat begitu jernih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit biru  di Kota Kazan, Ibu Kota bagian Rusia yang dikenal dengan Tatarstan, terlihat begitu jernih. Jalanan-jalanan terlihat teratur dan tenang dan tampak bangunan-bangunan yang sarat keagamaan. Kota Kazan terkenal sebagai kota yang menggabungkan kerukunan semua agama.

Aku dapat melihat kota indahku itu bersama bangunan indah Masjid Agung Kul Syarif bagi umat Islam, Gereja kuno, Kremlin (benteng kota) dan makam Syuhada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dapat melihat kota indahku itu bersama bangunan indah Masjid Agung Kul Syarif bagi umat Islam, Gereja kuno, Kremlin (benteng kota) dan makam Syuhada. Aku tinggal di kawasan yang sangat menjunjung tinggi kerukunan agama yang dapat ku banggakan di manapun aku berada. Meskipun aku beragama Katolik, aku tidak asing mendengar kumandang adzan serta lantunan ayat sucinya, deretan masjid, dan para perempuan berhijab. Maka, ketika sebuah tawaran pekerjaan yang datangnya dari salah satu negara tanah Arab, aku menyambutnya dengan suka cita. 

Suatu pagi di mana aku tiba di kantor redaksi majalahku, temanku, Olga, berteriak histeris padaku dan melambaikan sebuah surat panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suatu pagi di mana aku tiba di kantor redaksi majalahku, temanku, Olga, berteriak histeris padaku dan melambaikan sebuah surat panjang. Dengan napas memburu, aku melihat temanku itu meletakkan benda itu di atas mejaku.

"Margo, bukalah surat itu!" Olga mendesakku dengan semangat. 

Aku belum dengan pas duduk di kursiku dan hanya menatapnya dengan tatapan tertawa. Dia tampak tidak sabaran dan menyorongkan surat itu ke hadapan batang hidungku. "Bukalah segera!" dia kembali mendesakku.

Aku meletakkan tas bahuku dan dengan lambat mengambil surat yang terekat sempurna itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meletakkan tas bahuku dan dengan lambat mengambil surat yang terekat sempurna itu. Kembali ku lihat Olga menggerakkan tangannya. Sambil menggelengkan kepala, aku merobek surat itu dengan hati-hati dan mulai membaca kalimat pertama yang menuliskan, "Yang terhormat, Nona Margosha Ivanov. Menjawab lamaran anda tiga bulan yang lalu, kami sebagai redaksi tertinggi dari Majalah Vogue Dubai menyambut dengan gembira lamaran anda sebagai salah satu fotografer kami." Dan kalimat selanjutnya hampir membuatku meloncat kegirangan. 

Aku menatap Olga dengan tidak percaya dan aku yakin bahwa tampangku saat itu pastilah terlihat amat konyol. Olga terlihat menertawaiku dengan keras sambil menunjuk wajahku. "Lihat wajah itu! Kau tidak percaya kan?"

Aku melambaikan lembaran berharga itu di udara dan berteriak keras. "Majalah Vogue menerimaku!!!" dengan girang aku memeluk Olga dan hampir semua rekanku yang ada di ruangan itu menoleh ke arahku. Namun aku tidak peduli. Ini adalah impianku. Bekerja di salah satu majalah top dunia sebagai seorang fotografer. Bekerja di sebuah kantor redaksi majalah berita bisnis bukanlah harapan terbesarku. Aku tidak terlalu bersemangat di bidang jurnalistik dan bekerja selama 3 tahun sebagai seorang reporter membuatku nyaris ingin muntah. 

Kini kesempatan untuk mengembangkan sayap fotografiku terbuka lebar. Aku sudah bisa membayangkan akan mendapatkan pengalaman luar biasa sebagai fotografer majalah sebesar Vogue. Sambil memelukku, Olga melontarkan sebuah pertanyaan yang aku tak bisa menjawabnya dengan segera. "Mengapa dari sekian banyak negara besar, kau memilih Vogue Dubai? Mengapa kau tidak mengajukan lamaran di Amerika atau Inggris?"

Saat itu aku tidak bisa memberikan jawaban pada Olga. Tetapi kelak aku tahu mengapa Tuhan menuntunku memilih Dubai, salah satu negara Emirat Arab yang memiliki pengaruh besar di dunia. Dan di sanalah aku memulai kisahku. 

Selamat menikmati cerita baruku ini.. Persiapkan diri kalian membayangkan pria tampan dari tanah Arab segera dimulai

Love dindin

GENIE OUT OF THE BOTTLE (SERI PERTAMA) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang