APPROACHING

9.1K 775 123
                                    

Untuk para Dinxie  yang baik di manapun berada, mohon maaf Genie out of the bottle hanya bisa  dibaca hingga sampai bab 5 saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk para Dinxie yang baik di manapun berada, mohon maaf Genie out of the bottle hanya bisa dibaca hingga sampai bab 5 saja. Dindin sudah bekerja sama dengan Platform lain sehingga Genie out of the bottle terbit di sana. Untuk membaca kembali atau bagi yang baru saja menemukan cerita ini, kalian bisa membaca di Platform Dreame dengan judul yang sama "Genie out of the bottle" dan nama author yang sama pula (Dindin Thabita).

Silakan baca cerita dindin yang lainnya yang masih lengkap atau on going di sini ya ^^

love dan kecup basah dindin



Pertemuan yang awalnya terlihat tegang perlahan mulai mencair karena sikap bersahabat yang ditunjukkan Pangeran Abdul pada semua fotografer yang ada. Senyumnya yang tampan dan menyejukkan mata siapa saja yang melihatnya membuat kami merasa lebih santai dan diterima. Aku mendengarkan kalimat bahasa inggrisnya yang fasih, meninggalkan aksen Arabnya. Meskipun terkadang dia menyelipkan bahasa Arab sederhana di tiap percakapannya. Seolah menyadarkan yang ada di ruangan itu bahwa dia tak pernah melupakan akar kehidupannya berasal.

Aku memperhatikan setiap gerak gerik sang pangeran. Caranya tertawa dan mendengarkan dengan sabar pada setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Patricia serta beberapa Divisi membuatku bertambah kagum pada sosoknya. Dia tampak menyandarkan punggung lebarnya dengan nyaman pada sandaran kursi dan memainkan jari-jarinya yang bagus di setiap kesempatan. Seolah itu adalah kebiasaannya.

Tak satu pun dari prilaku Pangeran Abdul yang luput dari mataku. Aku mencatatnya diam-diam di dalam buku sakuku, mencoba membayangkan seandainya kameraku dapat mengabadikannya.

Suara lembut dan berat mengudara di ruangan itu, memaksa semua mata kembali terpaku pada pemilik suara itu. Begitu pula diriku yang segera menutup bukuku. Mencoba fokus dengan apa yang diucapkan Pangeran Abdul, aku bisa mendengar dengan jelas permintaan sopan sang Pengeran.

"Sulit bagiku untuk memilih salah satu fotografer di sini. Karena aku tahu bahwa kalian adalah yang terbaik di majalah ini," Pangeran Abdul membuat jeda yang membuat kami mulai tegang, dia melanjutkan dengan senyum yang mengukir di wajah tampannya, "tapi aku tidak melarang dari kalian semua mengambil beberapa foto diriku selama aku berada di gedung ini. Lakukanlah secara profesionalisme yang kalian miliki. Setelah itu aku akan melihat hasil dari semua foto yang kalian hasilkan."

Itu adalah ujian dadakan. Aku dan semua fotografer yang ada di situ menyadari hal itu. Sang Pangeran memberikan permintaan demikian di saat mereka tidak mempersiapkan kebutuhan pemotretan secara detail. Mulailah muncul dengung-dengung gelisah. Hampir semua fotografer tidak membawa kamera Polaroid mereka dan aku bersyukur pada hari itu aku membawa "Lady pinky" kamera Polaroid pink pemberian Dimitri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GENIE OUT OF THE BOTTLE (SERI PERTAMA) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang